Bintang mengusap ngusap lembut punggung Della, wanita itu terus terusan menangis sehabis di marahin oleh pak jein.
Della adalah perawat dari dokter jein, bukan hanya sekali dua kali della mengeluh kalau ia sudah tidak sanggup lagi jadi asistennya dokter jein.
Dokter jein adalah lelaki yang gampang marah hanya karena masalah kecil saja dan kata katanya sungguh tajam, setajam silet.
"Udah Del. Jangan nangis lagi.."
Della menggeleng, air matanya terus mengalir, sesekali ingusnya pun ikut keluar.
" Gak sanggup aku tang, bukan baru ini aja dokter jein bikin hati aku sakit..!"
" Hati kamu sakit Del..?"
Della mengaguk." Sakit banget. Mentang mentang aku bawahannya, emangnya seenaknya aja apa menghina orang"
" Iya Del, biarin aja nanti kan dia kena azab pas mau matinya"
" Kamu mau do'akan saya cepat mati terus kena azab..?"
Mata della langsung terpejam. Ia tahu suara siapa itu, itu adalah suara dokter jein.Mampus deh..!!
"Suster della. Kenapa kamu dan kamu itu mengatain saya..?"
Della hanya diam, kalau di jawab pasti bakalan bikin sakit hati.
" Bapak jein udah nyakiti hati Della" bintang berdiri menghadap dokter jein.
"Terus apa hak kamu mengatain saya.."
" Gak ada yang ngatain bapak.."
Della mengelus ngelus betis bintang yang di baluti rok putih panjang itu. Was was della berharap agar bintang tidak lagi membalas apa yang di ucapkan dokter jein dan memliih untuk kembali duduk.
" Kamu bilang nanti saya kena azab pas matinya.."
"Bintang.." sepertinya bintang tidak mendengar panggilan Della, sebab memang suara della yang terlalu kecil.
" Tu makanya atu pak, jangan durhaka sama bawahannya kalau gak mau kena azab.."
" Kamu ini ngelawan ya.."
" Aduh doker maaf ya dok, bintang lagi pms ini makanya mulutnya asal ceplos ceplos.."
Della langsung menarik tangan bintang untuk segera menjauh dari depan dokter jein.
" Della.."Ya Allah apalagi ini ...
Langkah kaki jein terdengar semakin mendekat ke arahnya, jantung Della sudah deg deg kan.Jangan marah lagi pleas..dok
" Kamu keruangan saya cepat.." lalu dia pergi melewati mereka tanpa mau lagi melihat ke belakang.
" Yang sabar ya del.."
Della mengaguk pasrah, lalu kakinya mulai menjauh dari bintang dan pergi mengikuti langkah jein.💐💐💐💐💐💐💐💐💐
" Kamu benaran gak kuat sama saya..?" Jein menatap lekat kearah mata della." Jangan bohong..!!"
" I...iya dok.."
" Kamu taukan konsekuensi bagi orang yang minta alih ..?"
" I..ya dok.."
" Apa alasanmu minta ganti..?"
" Saya....., Saya akan segera menikah dok.."
"Lalu....?"
" Calon suami saya mudah cemburuan..!"
" Kamu bohong...?"
" Tidak dok. Saya memang sudah tunangan.."
"Saya tau. Kamu bohong kalau suami kamu cemburuan dengan saya ."
Della diam, tou memang benar, rio tidak akan cemburu dengan jein. Jein adalah atasannya.
" Tidak masalah, saya bisa alihkan kamu jadi asisten dokter adrian kalau kamu mau.."
" Mau dok mau.."
" Semangat kali kamu ini."
Della hanya mampu tersenyum kikuk. Dia sedikit tidak enak dengan jein karena biar bagaimanapun jein tetap seorang lelaki yang berpropersi dokter di rumah sakit ini.
" Dan asisten dokter adrian akan menjadi asisten saya..!"
Mata della langsung melotot.
Yang benar saja! Jein meminta bintang untuk menjadi asisten nya..?
Bintang Akana sahabatnya !
Ini sama saja namanya menjerumuskan sahabat sendiri.
" Yha.. dia teman akrab kamu kan..?"
Della hanya mengaguk lemah.
💐💐💐💐💐💐💐
Tolong jangan jadikan della sebagai teman yang berkhianat ya Allah.Sungguh tak enak rasanya hati Della ketika harus melihat temannya menjadi asisten dokter jein sebagai pengganti dirinya. Apalagi selama ini bintang tau kalau dokter jein bukanlah seorang dokter yang berbicara lembut.
" Aku enggak apa apa del"
Walaupun bintang telah mengatakan hal sedemikian, tapi tetap saja hati Della merasa tidak enak.
" Kamu tenang aja lah. Kalau pak jein nyakiti hati aku, pasti dia kena azab deluan sebelum mati."
" Kamu jangan balas apapun mulot pedas dokter jein ucapkan ya."
" Iya iya. Kamu udah bolak balik ngingatin aku kayak gitu. Udahlah besoj juga aku udah mulai masuk ke ruangannya."