extra :50

10.5K 245 12
                                    


Jein memegang jari jemari yang isinya mulai menyusut, hingga ketika di pegang begitu erat, jein dapat merasakan tulang tulang di dalamnya yang menjadi kerangka dalam tubuh.

Bintang tersenyum, mengamati wajah jein yang juga kian menua. Selama lima puluh tiga tahun menjalani bahtera rumah tangga yang penuh dengan Lika liku, akhirnya mereka masih tetap bersama sampai hari tua dan yang menjadi harapan terkahir adalah kebersamaan mereka kelak nanti di surgaNya.

" Betisnya makin kecil"
Jein terkekeh kecil, tangannya mulai memijit betis bintang yang sudah keriput.

" Kita sudah  punya cicit kalau mas lupa"

Tawa jein semakin terlihat jelas. Sekarang matanya mudah berair jika ia tertawa terlalu lama. " Tetap cantik rambut panjangmu meski tak lagi hitam "

Mata bintang ikut berair. Sudah begitu panjang perjalanan hidup yang mereka lalui bersama dengan ke empat putra putrinya yang kini sudah sukses di bidangnya masing masing.

" Mama papa.."
Lala masuk ke dalam kamar mereka. Anak sulung mereka yang kini sudah berusia Lima tahun itu sekarang menjadi ibu tunggal untuk anak bungsunya yang sekarang sudah menginjak umur tujuh belas tahun. Suaminya yang meninggal karena kecelakaan lima tahun lalu, tak membuat hatu Lala beralih ke lelaki lain, karena baginya menikah karena cinta cukup hanya sekali seumur hidup.

" Kita keluar ya ! Anak anak dan yang lainnya udah pada ngumpul "

Jein mengaguk, lalu bergegas turun dari tempat tidur dan mengambil kursi roda milik bintang yang terletak pada sudut kamarnya.

Bintang kehilangan fungsi kakinya untuk berjalan karena memang kakinya yang sudah tidak mampu lagi berdiri untuk menangung beban tubuhnya, dan di tambah lagi kaki bintang yang kian mengecil dengan bertambahnya usia bintang.

" Biar aku aja yang dorong ya pah "

Jein mengaguk dan memberikan kursi roda tersebut kepada Lala, namun shaakel segera menghampiri dan dengan tiba tiba mengakat tubuh bintang ke dalam gendongannya.

" Mama enteng banget" ia tertawa sejenak. " Biar akel gendong deh.."

Bintang memekik kaget ketika putra keduanya membawanya berputar putar mengelilingi sofa, tempat dimana semua anak anak dan juga cucunya berkumpul.

" Wah..papah gendong nenek " ujar olip, putri sulungnyaa shaakel yang sekarang juga sudah memiliki keluarga sendiri.

Si kembar yang menjadi duo bungsu berpasangan pun tak mau kalah, mereka segera menghampiri bintang yang terlihat masih tegang karena usai berputar putar.

" Jail banget.." arka menepuk kuat bahu abangnya. Lalu menyuruh arsi untuk menarik satu kuping milik shaakel.

" ADDOOOHHHH" shaakel memekik kesakitan Ketika si kembar sama sama menarik kedua kupingnya.

" Turunin mamah cepat..!!!"

" IYA ! Kalian kebiasaan ya !" Shaakel mencoba menuruni bintang, namun segera di sambut oleh Meita, istrinya yang sekarang sudah sukses di bidang penulis novelis.

" Kamu selalu sembarangan aja mas. Udah tua kok kayak anak anak" ucapnya sambil menuntun bintang menuju salah satu sofa yang kosong.

" Nenek apa kabar ?" Malika si bungsu dari Lala yang sekarang sudah berusia tujuh belas tahun itu mendaratkan ciumannya di kedua pipi bintang. " Ika rindu deh sama nenek."

" Nenek sehat, Ika juga sehat kan ?"

Ika mengaguk dengan cepat.

" Ada kabar baru !"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

perawat idaman ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang