BAB 44

5.9K 231 3
                                    


" Yan, aku mencintaimu.." aika memilin jari jarinya. Di belakangnya ada briyan yang tengah duduk di kursi taman tempat mereka janjian untuk bertemu. " Tapi ini harus berakhir. Dan aku hanya bisa mengatakan ini sebelum besok akhirnya aku benar benar menikah dengan orang lain yang sama sekali tidak ku cintai"

" Kamu bisa melawannya ai. Semuanya belum terlambat!"

Aika menggeleng lemah " lebih baik aku mati sekarang daripada kau harus menjadi anak yang durhaka yan"

" Kami bukan boneka yang bisa di perlukan semau mereka"

" Tujuan hidupku untuk kembali ke akherat dalam keadaan bersih dari dosa. Dan kau tau ? Aku tidak pernah mengetahui seberapa banyak dosa yang telah aku perbuat. Jadi kau tidak akan menambah dosa itu lagi"

" Tapi aku mencintaimu"

Ucapan briyan mampu membuat aika tersenyum senang. " Aku senang yan. Ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan selama ini."

" Kita bisa berlari !"

" Tapi aku lelah yan. Aku ingin menghadapi semua ini. Biarlah Allah yang menentukan semuanya"

" Tanpa usaha?"

" Usaha kita salah kalau kita berlari dari kenyataan. Cukup do'a saja yan. Dan aku yakin itu cukup untuk menguatkan ku"

" Aku pengen hidup damai dengan kelurgaku yan" aika menghapus setitik air mata yang jatuh ke pipinya.
" Yan, aku memberi tahu perasaan ku sama kamu. Tapi bukan berarti aku harus pergi kan ? Apalagi lari ! Cukup lah, aku sudah pasrahkan semua kepada Allah"

Briyan menyentuh sebuah poto kecil yang ia selipkan di dalam dompetnya. Sebuah poto kecil yang sudah memudar warnanya. Aika adalah pemilik raga di dalam gambar itu, tersenyum senang ketika ia melihat sebuah masjid Baiturrahman Banda Aceh yang amat indah.

" Aku tau ai, kamu pasti bahagia di surga sana !"

Sudah puluhan tahun ia tak pernah lagi melihat raga seorang wanita yang amat di cintainya itu. Lewat do'a ia persembahkan nama aika di dalamnya. Cinta tidak pernah memudar walaupun sudah sekian lamanya beda alam, meskipun kini sudah ia temukan pendamping hidup yang sama baiknya. Namun hati tetaplah hati, walaupun jiwa mengikhlaskannya, tapi hati tidak akan pernah berubah.

" Mas.." suara eva membuat briyan menutup kembali dompetnya dan tersenyum menatap wajah istri yang begitu indah.

" Kelak, kalau kita sudah pergi dari dunia ini. Aku ikhlas memberimu untuk berdampingan dengan cintamu"

" Va.." briyan menunduk " maaf, aku belum bisa ngelupain aika sampai sekarang"

" Mas..aku mencintai mas itu karena Allah. Cinta itu suci tanpa di paksakan dan aku berterima kasih banget karena sampai detik ini mas benar benar setia dengan aku tidak bisa memberikan mas keturunan."

Briyan tersenyum, di kecilnya tangan istrinya yang sudah mulai keriput.
" Kita punya dua anak dan sepasang cucu yang cukup membuat keadaan kita menjadi ramai dan berisik"

Eva tertawa kecil. " Sekarang yang perlu kita pikirkan adalah..kapan si bujangan kita melepaskan masa lajangnya ?"

Briyan mengaguk setuju. Dalam hati ia cukup bersyukur memiliki Eva yang  begitu berlapang dada. Dan ia berharap apa yang di katakan eva adalah benar ! Kelak semoga Allah mempersatukannya dengan aika yang berada di surga

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

" Hai.."

Aldo menghentikan langkahnya ketika ada seorang wanita yang menghalangi langkahnya.

perawat idaman ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang