BAB 23

6K 290 6
                                    

Sesuai janjinya, jam sepuluh pagi aldo sudah sampai di depan kontrakan, bintang yang memang sudah menunggu langsung berlari lari kecil menuju mobil aldo.

" Tidur nyenyak..?"

Bintang mengaguk.
" Aku kayak gak sadar, tiba tiba udah ada di tempat tidur aja.."

Aldo diam tidak menanggapi apa yang di katakan bintang, takut jika merespon ia malah mengeluarkan reaksi yang malah membuat bintang curiga.

Mereka berhenti di depan bangunan yang lumayan besar dengan perpaduan warna hijau muda dan coklat susu yang membuat kesan menjadi sejuk, halaman depan juga terdapat pohon besar yang rindang, ayunan dan perosotan, di sebelah samping kanannya terdapat taman hijau yang begitu subur. Dan di bagian paling atas terdapat pamplet yanh bertuliskan panti asuhan Al ikhlas.

" Itu mama.." bintang mengikuti arah tangan aldo yang menunjukkan ke teras, disana ada seorang wanita berhijab yang tengah tersenyum menatap ke arah mereka.

" Ayo.." ia hanya mengikuti aldo dari belakang hingga sampai tepat di depan wanita itu.

" Assalamualaikum ma.." wanita itu menerima uluran tangan aldo dan membiarkan aldo menyiumnya yang langsung di ikuti oleh bintang juga.

" Assalamualaikum Tante.."

" Waa'laikumsalam.." selepas ia bersalaman, wanita itu malah menarik tubuh bintang untuk masuk ke dalam pelukannya.

" Ayo masuk.."

Bintang tersenyum canggung, tangannya langsung di genggam dengan lembut oleh wanita tadi. Matanya menatap Aldo yang mengikuti dari belakang.

Aldo hanya tersenyum dan mengaguk.

" Nama saya Eva, kamu bisa panggil mama aja kayak Aldo.."

" Mama..?"

Eva mengaguk, tangannya kembali mengemgam tangan Bintang dengan lembut, mencoba untuk menyakinkan bintang. Jauh sebelum ia bertemu dengan gadis yang di depannya ini, ia sudah tau tentang rasa trauma gadis itu dengan yang namanya ibu tiri.

" Rileks aja. "

Bintang kembali menatap Aldo, tangannya mulai terasa berkeringat. Ia tidak pernah suka posisi ini. Dimana ia seolah olah mencoba menerima bahwa yang namanya inu tiri itu tidak semuanya jahat seperti ibunya.

Aldo mendekati bintang, mengelus sejenak punggung wanita itu, memberinya tatapan untuk menyakinkan bahwa semuanya akan baik baik saja. Tangan Kembali teralih ke arah gemgaman tangan bintang dan Eva, ia ikut menyertai gemgaman itu, mengemgam tangan kedua wanita itu dengan lembut, mencoba untuk mendamaikan sesuatu yang terus menerus bergemuruh di dada bintang.

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Menjelang sore bintang memutuskan untuk pulang yang langsung di iyakan oleh Aldo. Meski sudah di dalam mobil, namun pikiran bintang masih bersarang di mana tadi ia bertemu dengan seorang wanita yang begitu ramah dan baik padanya, seperti bukan ibu tiri.

" Jangan terlalu di pikirin. Di bawa santai aja"

Aldo turun dari mobil, memutar langkahnya menuju bintang, ia membuka pintu f f rmobilnya dan melihat bintang yang sepertinya masih terlihat bingung.

" Sholat ashar dulu, ayo.."

Oh ya ampun, Bintang bahkan tidak sadar bahwa saat ini mobil aldo sudah terparkir di halaman masjid yang luas.

" Sholat dulu.."

Bintang mengaguk, lalu keluar dari mobil, mengambil jalan berbeda dari Aldo yang melangkah menuju tempat wudhu khusus lelaki. Satu yang saat ini bintang sampai kan begitu yakin kepada Allah, ia tak ingin kehilangan nikmat dalam beribadah.

perawat idaman ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang