Bintang tak selalu ada di angkasa.
Bintang tak selalu bersinar terang.
Bintang adalah penghargaan.
Bintang adalah pujian.
Bintang adalah impian.
Namun sayang,
Bintang hanyalah pengadaian.
Jein cukup pusing dengan ulah Linda. Semenjak pertemuan manisnya dengan bintang, bagi linda. Linda terus terusan memuja muja bintang bagaikan idolanya.
Bintang yang ini lah.
Bintang yang itu lah.
" Sifat keibuannya itu loh jein. Coba deh kamu pertimbangkan.."
Linda tidak tau saja. Bahwa selama ini seorang jein Nugraha melihat bintang yang begitu polos bahkan cendrung seperti anak anak.
" Si lala aja sampai tidur nyaman banget sama si bintang"
Jein heran di buat mamanya.
Saat ini lala tengah menangis kencang di dalam dekapannya, namun mamanya malah terus asik cerita tentang bintang." Cucu nenek mau kan..?"
" Mama....." Jein benar benar menggeram dengan ulah linda" lala lagi nangis lho ini"
" Tu makanya nikahin bintang biar enak lala ada yang nenangin"
Tuh kan.! Bintang lagi.!
" Bantuin jein dulu kek. Ini lala gak dien diem lho"
" Dia haus jein...sini mama kasih minum susu"
Jein terperangah. Ia melihat sendiri kala lala dengan rakusnya langsung menghisap sebotol dodot yang berisikan susu formula.
Jadi mamanya tau..? Tau bahwa anak semata wayangnya haus..? Tapi kenapa mamanya tega menghukum lala dengan menangis terlalu lama.
" Kenapa mama tega sama Lala..?" Jein mengambil lala dari tangan mamanya. Sungguh ini pertama kalinya ia kecewa dengan mamanya.
" Jein kamu butuh seseorang yang bisa mengerti lala.."
Jein kecewa. Dia berjalan menjauh meninggalkan linda dengan membawa lala bersamanya.
" Bahkan lala tidak butuh kasih sayang dari orang lain selain papanya"
Linda dapat mendengar kalimat terakhir yang di sebutkan anaknya sebelum jein benar benar hilang dari pandangan matanya.
Kamu hanya tidak tau. Bahwa lala butuh seorang wanita yang di panggilnya mama jein.
Ini pertama kalinya ia melihat jein marah padanya. Oke mungkin ia memang kelewatan karena membiarkan lala menangis padahal ia tau sebabnya bahwa bayi berumur 10 bulan itu merasa ke hausan.
Linda bahkan tidak menyadari bahwa air matanya jatuh ke pipi. Ia sungguh juga merasa tersiksa dengan derita yang di alami anak sulungnya itu.
" Ibu jangan sedih.." sebuah tangan nan lembut menyentuh bahu Linda, membuat wanita yang usianya hampir setengah abad itu membalikan tubuhnya yang menatap seorang wanita yang saat inu tengah gencar ingin di jadikan anaknya.
" Jangan sedih Bu" Linda langsung berdiri dan memeluk tubuh bintang. Du dalam dekapan yang hangat itu ia menumpahkan air matanya dan entah mengapa ia merasa begitu nyaman.
Apakah bintang mendengar pembicaraan mereka tadi. ?
Apakah bintang melihat betapa emosinya jein Nugraha barusan tadi..?