BAB 33

5.8K 280 6
                                    


" Heksa menikah dengan saya memang dengan cara yang sah. Namun tujuan dia menikah dengan saya bukan seperti orang lain pada umumnya untuk berkomitmen. Kamu kamu masih enam bulan waktu itu, seperti yang sudah kamu ketahui, kamu dan Aldo memang terpisah kan, seharusnya heksa dapat lebih mudah karena hanya merawat kamu. Namun kamu tau kan kalau papa kamu terlalu sibuk dengan pekerjaannya, dia gak mau kamu kenapa kenapa karena fokusnya juga terbagi bagi. Saya seorang janda miskin yang terlilit hutang almarhum suami saya, dan heksa mau melunasi hutang hutang itu dari para depkolektor asal saya mau menikah dengannya."

Mawar mengambil satu tangan bintang, memgenmgamnya dengan lembut. " Saya mendapatkan status istri. Namun saya di perlakukan bukan semana mestinya seorang istri "

Bintang memiringkan kepalanya menghadap ke arah mawar, ia agak sedikit bingung dengan perkataan yang barusan saja di lontarkan oleh mawar.

" Heksa.. sebenarnya sudah sangat mencintai aika secara diam diam, walaupun ia tau aika tidak mencintainya."  Mawar tersenyum getir kembali mengingat kisah kelamnya di masa lalu. " Posisi aika sama sekali tidak bisa di gantikan oleh siapapun, termasuk saya. Tugas saya hanya merwat kamu dengan uang yang sebebasnya dapat saya gunakan. Sekalipun heksa tidak pernah memperlakukan saya layaknya seorang istri pada umumnya, padahal saya juga sudah menjatuhkan hati saya kepadanya. "

" Tangan ini .." mawar menyetuh jari jemari bintang yang tampak putih terawat. " Pernah terluka karena saya ya.."

" Bekasnya sudah tidak terlihat Bu "
Suara bintang bergetar, ia teringat bagaimana pedihnya tangannya ketika itu sebelum ia berlari lari sambil menangis menuju rumah briyan, meminta untuk di obati oleh lelaki itu.

" Pasti sangat sakit ya !"
Mawar menangis memeluk tubuh bintang. " Heksa pernah selingkuh bin. Dia selingkuh di saat saya benar benar jatuh cinta kepadanya"

Mata bintang terpejam. Kalimat apa yang barusan saja di dengarnya ? Papanya selingkuh ?

" Maaf.. karena tanpa sengaja saya meluapkan rasa sakit saya ke kamu"

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Ada banyak hal yang bintang ketahui setelah pembicaraan nya dengan mawar tadi malam. Sungguh sangat menguras air mata, sampai sampai matanya membekak di pagi ini.

Hubungannya dengan mawar sekarang sudah membaik karena keterbukaan yang di ungkapkan oleh mawar. Terlebih bintang sendiri merasa bersalah karena apa yang telah papanya lakukan kepada mawar.

Dan satu lagi fakta yang membuat bintang yakin bahwa mawar benar benar baik dan tidak seperti apa yang ada di pikirannya selama ini.

Mawar tidak pernah sedikitpun mengambil uang hasil dari pabrik papanya, bahkan ia dan yoga pindah ke belakang rumah balik tembok itu karena sama sekali tidak mau memakai apa yang sudah si tinggalkan oleh pemiliknya, walaupun sebenarnya ia berhak. Mawar menyewa orang untuk merawat rumah heksa dan membayarnya dari uang yang masuk ke rekening hasil dari pabrik heksa yang sampai sekarang di keloloa oleh orang kepercayaannya.

" Ma...ma.."

" Lala ?" Senyuman bintang kian merekah ketika lala menarik narik sebagian dari hijabnya yang lebar.
" Saya gendong gak apa apa ya pak ?"

Jein mengaguk sambil tersenyum.
" Saya sama lala mau jenguk aldo boleh ?"

" Boleh pak. Bapak deluan aja, nanti saya nyusul sama lala !"

" Oke "
Jein berjalan melewati bintang dan lala, lalu masuk ke ruangan aldo dan mendapati pria itu tengah bersender pada ranjang yang sudah sedikit di naikkan di bagian kepalanya.

" Pak jein" ucapnya lemah. Bahkan jein mendapati bagian mata aldo yang menghitam yang cendrung kelihatan dengan warna kulit Aldo yang memucat. Saat itu juga jein sadar, bahwa keadaan aldo tidak kian membaik.

" Jein saja do"
Aldo tersenyum kecil.

" Mencintai bintang ?".

" Hah ?"

" Hah?" Beo aldo, berniat mengejek jein yang jelas jelas terlihat sedikit kikuk di hadapannya. " Kamu pikir saya tidak tau kalau dulu kamu cemburu sama saya ?"

Jein menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Merasa bingung ketika aldo tiba tiba saja membahas topik itu.

" Saya pusing. Tolong turunin brankarnya, saya mau tiduran"

Jein menuruti apa yang di mintai oleh Aldo. Sehingga sekarang posisi lelaki itu benar benar telentang lurus.

" Pak jein.."
Jein menolehkan kepalanya ke arah kenan dan mendapati briyan yang baru saja masuk sambil membawa sekantong plastik buah buahan.

" Jein aja pak" ujar jein sambil tersenyum.

" Calon mantu pah " ucap aldo yang langsung menjadi pusat perhatian dari dua lelaki beda generasi itu. Yang di tatap hanya menunjukkan wajah datarnya sebelum kembali memejamkan matanya.

" Maksudnya apa do!" Pertanyaan briyan hanya di balas aldo dengan gumamnya yang tidak jelas.

" Kamu yang katanya aldo suka sama bintang ya ?"

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Bintang terbangun dari tidurnya, memegang dadanya yang lagi lagi terasa nyeri. Ia melihat jam di atas nakasnya yang menunjukkan pukul dua dini.

Pegangan tangan Bintang kian mengerat pada sisi tempat tidur. Ia mencoba untuk turun dari tempat tidur, namun entah mengapa kakinya tiba tiba saja melemah hingga ia terjatuh ke lantai.

Ia tertunduk dengan cengkraman yang makin kuat pada bagian dadanya, terasa nyeri dan pedih.
Masih dengan posisi yang terduduk, Bintang memanfaatkan tangag kanannya untuk sebagai tumpuan agar ia bisa sedikit lebih maju untuk mencapai pintu.

Namun tak mampu kembali. Bintang benar benar lemah seketika, air mata bahkan tanpa sadar berjatuhan di pipi bintang. Seluruh tubuhnya bahkan sudah tidak bisa di gerakkan, ia ingin berteriak namun tidak bisa, bahkan untuk bersuara saja ia merasa sebegitu tidak berdayanya.

" Aldo..."

Bintang menjatuhkan kepalanya ke lantai dengan pasrah, sudah tidak ada lagi yang bisa ia lakukan, tubuhnya terasa mati tepat ketika waktu menunjukkan pukul tiga dini hari.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Assalamualaikum...

Ulan update dua kali ni.

Yang baca Jangan lupa kewajibannya terhadap Allah ya

perawat idaman ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang