" apa kabar sayang?"
Jein tersenyum, menatap wajah bintang yang tengah memejamkan matanya. Ia mengakat sebelah tangan kanan bintang yang bebas dari selang infus, menciuminya berulang kali dengan penuh harapan yang ia panjatkan kepada Tuhan semoga lekas menyadarkan istrinya dari masa kritis.
" Mama belum bangun pa ?"
Lala masih dengan seragam lengkap sekolahnya, masuk keruangan ICU dengan menggandeng tangan shaakel yang sedari tadi berginjit mencoba untuk mengintip keadaan bintang.
" Mahma kok Elum bangun ya pah ?"
" Mama capek, jadinya tidurnya lama" jein mengambil tubuh shaakel dan mendudukkannya di atas pangkuannya, agar bocah itu lebih mudah untuk melihat bintang.
" Bintang auh di awan, tapi mamah akan seylalu di sini kan pak ?"
Jein menggaguk, ikut tersenyum melihat mata putranya yang penuh binar harapan. Nanti kalaupun bintang terbangun dari masa kritisnya, jein tak yakin istrinya itu akan memaafkan atau tidak. Bintang sudah banyak terluka karena orang orang yang berasal dari masalalunya. Lantas kapan bintang bisa bahagianya jika setiap silih berganti, orang orang dari masalalunya selalu menghampiri wanitanya itu.
" Lala sama shaakel udah makan belum?"
" Akel Udah" jawab bocah itu dengan semangat.
" Lala belum pa" lala menjatuhkan pantatnya pada lantai keramik ruangan yang tanpa alas itu. Bocah itu terlihat lemas dan tas punggungnya langsung ia lepas dan letakkan begitu saja.
" Kenapa belum kak ?"
" Mama kapan bangunnya ?" Alih alij menjawab pertanyaan papanya, bocah itu malah balik bertanya dengan kalimat yang berbeda.
" Kita berdo'a ya. Supaya mama cepat sadar!"
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
" Pendarahan dua kali "
Jein bisa melihat Silvi yang di tampak resah. Sesekali wanita ia mendengus dengan sangat kasar, dan hal itu membuat jein bahwa keadaan istri dan anak anaknya tidak baik baik saja.
" Jangan ambil si kembar. Bintang pasti sangat terpukul kalau kamu melakukan itu "
Jangan sampai Silvi mengoperasi ataupun kuret untuk mengambil janin janin yang tumbuh di tubuh istrinya saat ini.
" Kamu memang gak bisa di andalkan ya ?"
Jein tidak membuang wajahnya kesamping. Ayolah..dia bukan seorang bocah yang akan menunduk lalu menangis karena di marahi oleh seorang dokter.
" Itu sangat berbahaya jein ."
" Maaf vi..tapi aku udah berusaha !"
" Berusaha apa ? Kenapa bisa Kanaya menemui bintang ? Kami tau kan kalau bintang tidak boleh tertekan ?"
" Aku paham, tapi aku benar benar gak tau dia datang Vi !"
Silvi menjatuhkan punggungnya ke sandaran kursi. Wanita melepaskan kambali masker yang masih melekat di wajahnya.
" Keadaan seperti ini bukan hanya bisam menyebabkan kehilangan bayi, tapi juga nyawa ibunya yang terancam"
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
Briyan dapat melihat wajah jein yang muram. Lelaki itu bahkan tidak sempat mengurus dirinya sendiri karena selalu menunggui bintang yang tak kunjung sadar juga.
" Pulang sana..! Biar papa yang jagain bintang sekalian !"
Jein menggeleng, ia menjatuhkan kepalanya kembali tepat di samping tangan bintang.
" Pulang ya nak.. kalok udah fresh nanti balik lagi" kali ini Eva yang mencoba membujuk jein.
"Udah tiga hari mah"
Eva menggaguk lemah. Memang benar yang dikatakan jein bahwa sudah tiga hari bintang tak juga kembali sadar.
" Kata Linda, shaakel demam ! Udah dari semalam shaakel gak bisa tidur"
Jein meraup wajahnya dengan kasar. Ada apa ini ? Ia merasa begitu hancur !
" Jein pulang dulu ma pa. Jein titip bintang sebentar ya ?"
Briyan dan eva mengaguk bersamaan.
Tatapan mereka tidak kunjung lepas dari punggung jein yang ikut melihat setelah keluar dari pintu. Diam diam mereka merasa kasian dengan menantunya itu. Tidak ada yang meragukan cinta jein untuk bintang, hanya saja wanita wanita dari masalalu jein benar-benar menganggu kehidupan bintang yang kian lemah ketika mengandung anak keduanya yang ternyata kembar pula.💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
Melihat shaakel yang meraung Raung minta di pertemukan oleh mamanya yang tengah terbaring lemah di rumah sakit, ternyata membuat hatu jein kian teriris, terlebih lagi putranya itu mengatakan bahwa ia ingin di peluk lagi oleh mamanya.
" Akel kangen mamah.." bocah itu makin terisak isak isak di pelukannya
Suhu badannya yang masih panas dapat jein rasakan walaupun tubuhnya sudah di balut dengan kemeja yang sudah dari semalam tidak ia ganti karena tidak ingin meninggalkan istri tercintanya yang tak kunjung membukakan matanya Kembali." Lala juga kangen mama.. kapan mama bangun pah ?"
Semakin luruhlah air mata jein ketika anak bungsunya membuka pintu kamar dengan matanya yang sudah di penuhi dengan linangan air mata.
" Anak anak papa jaga sholat malam ya. Minta sama Allah supaya mama lekas bangun"
Di posisi yang seperti itu. Langsung berpelukan untuk saling memberikan energi agar mereka bisa kembali sabar untuk menunggu sang mama membuka mata dan energi untuk kembali meminta tanpa hentinya kepada sang kuasa agar mau mengembalikan roh mamanya.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Assalamualaikum reader
Maaf ya baru kembali.
Jangan lupa kewajibannya terhadap Allah SWT 😘😘😘😘😘
Ayo komen dan vote yang banyak