Aku selalu baik baik saja.Bahkan terlalu baik baik saja.
Ketika kamu pergi meninggalkanku.
Hingga akhirnya kamu kembali lagi
Walaupun aku tidak tau pasti untuk
Apa kehadiranmu itu.
Tapi yang pasti aku cukup bahagia,
Dan kini kau pergi lagi.
Aku tidak pernah lupa artinya dari
Yang di namakan sepi ini.
Bintang hanya pasrah ketika eva membawanya pulang ke rumah wanita itu. Rumah mereka memang tanpa sepi, hanya ada om briyan yang duduk di ruang tamu sambil menyesap kopi hitamnya, sedangkan aldo..? Seperti yang eva katakan, bahwa untuk saat ini aldo tengah di sibukkan dengan pekerjaan.
" Udah pulang..?"
Eva mengaguk, lalu mencium tangan suaminya yang juga di ikuti oleh bintang.
" Kalau gitu papa juga mau pergi ya..?"
" Om mau kemana..?"
" Ada tugas, mungkin agak lama.."
Bintang melirik ke arah seragam yang pakai Briyan, ia baru Sadar kalau saat ini lelaki itu tengah memakai seragam nahkoda dan di sisi sampingnya sudah ada ransel berwarna hitam yang terlihat padat dengan isi isinya." Kamu udah baikkan.?"
Bintang mengaguk.
" Istirahat ya, jangan capek capek "
Briyan mengelus ngelus lembut puncak kepala bintang, membuat mata bintang dalam seketika berembun. Pikirannya melayang ke masa lalu di mana ia masih memiliki seorang papa yang selalu mengajarinya banyak hal tanpa ada dukungan sari seseorang yang di sebut mama."Om..?"
Lelaki itu menoleh ke belakang ketika bintang memanggilnya.
" Jangan pulang lama lama. Jangan lagi ilang sama Aldo.."Air mata lolos membasahi pipi bintang, gadis itu berlari ke arah briyan, lalu memeluk lelaki itu dengan erat. Ia rindu papanya.
" Om pasti bakalan balik lagi. Ini tempat om kembali sekarang!"
" Bersama aldo..?"
Bintang yakin briyan pasti mengatakan iya, namun hatinya masih tetap ingin bertanya.
Briyan mengaguk. " Baik baik di rumah sama mama. Oke..?"
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
Sudah seminggu berlalu, aldo belum juga pulang, bahkan satu pesan pun tak pernah mampir di ponsel milik bintang.
Eva pernah bilang, kalau aldo memang selalu begitu jika sudah menyangkut masalah pekerjaan nya.
" Jein..?"
Bintang mengakat kepalanya, menatap niar yang sudah berdiri di samping meja jein. Sudah terhitung berapa kali wanita itu datang kemari dalam waktu satu Minggu..?
Yang jelas, wanita itu selalu membawakan jein makan siang." Hai ." Bintang mengaguk sambil tersenyum ketika niar menyapanya. Bintang melirik le sebuah jam dinding yang tergantung tepat di hadapannya, memang sudah waktunya makan siang, jadi dengan segera ia membereskan beberapa obat obat yang barusan ia dan jein cek tadi.
" Mau kemana..?" Bintang menghentikan langkahnya ketiak jein bertanya kepada tanpa menyebutkan nama, tapi dia yakin pertanyaan itu pasti terlontar untuknya.
" Ke kantin pak, kan sudah waktunya makan siang."
" Saya ikut " jein bangkit dari duduknya, namun dengan segera niar menghalangi langkahnya.