BAB 2

11.9K 481 5
                                    

Nana... Nana...
Nana...Nana...
Nana..Nana
Dudu...Dudu.......

Dengan bersenandung kecil, kaki bintang melangkah memasuki ruangan jein. Ini pertama kalinya ia memasuki ruangan jein, sedikit gugup mendera jiwanya. Walaupun ia selalu bilang kalau ia hanya takut kepada Allah tapi sungguh ia sendiri tidak pernah bertemu dengan orang orang yang menakutkan.
" Terlambat lima menit kamu.."
" Assalamualaikum atu pak.." bintang mengucapkan salam sebelum jein melanjutkan kata kata amarahnya.
" Waa'laikumsalam.."
" Maaf pak, tadi saya terlambat karena harus mengambil sedikit peralatan saya yang ada di ruangan pak Adrian.."
"Hem..." Bintang langsung mendarat kan pantatnya di sofa dekat ruangan jein.
" Kamu bisa duduk di kursi hadapan saya .?".
" Bisa, apakah ada sesuatu yang bapak perlukan..?"
" Right..saya ingin kamu mendata jadwal jadwal saya di rumah sakit ini.."
" Baiklah pak..".
" Tulis biodata kamu di sini.." jein memberikan selembar kertas putih HVS untuk bintang.
" Nomor hp perlu tidak pak.."
Jein mengaguk.
" Alamat pak..?"
Jein mengaguk
" Ig, dan Twitter juga pak..? Atau sekalian nama Facebook saya..?"
" Saya bukan lelaki yang ingin mendekati kamu.."
" Saya tau..!!"
" Lalu..?".
" Saya hanya bertanya pak..!"
" Kamu tau saya dokter apa..?"
Bintang menggeleng.
" Saya dokter bedah.."
Bintang mengaguk.
" Saya boleh izin makan dok..?
Saya belum serapan pagi..."
Wajah jein terlihat memerah, sepertinya sosok bintang sangat tidak tahu mengetahui tentang dirinya yang selama ini selalu di segani oleh setiap karyawan di rumah sakit ini.
" Kamu tidak tahu saya..?"
" Pak jein kan..?" Lihat..? Kenapa jein baru menyadari bahwa seorang perawat di depannya ini selalu memanggilnya dengan embel embel 'pak' padahal semua orang di sini selalu memanggilnya dengan embel embel" dokter'.
" Bukan nama saya..?"
"Lalu .?,alamat bapak saya tidak tau.."

Oooo baiklah baiklah bintang benar benar tidak tau siapa dirinya.
"Silahkan kamu pergi serapan, nanti akan saya beri kamu peraturan peraturan yang harus kamu taati selama kamu menjadi asisten saya.."
" Baiklah pak saya izin dulu ya"
"Heeemmmm....."

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

"Gimana gimana...?" Della langsung menyerbu bintang ketika gadis keturunan Aceh itu duduk di bangkunya.
"Gimana apanya ya buk Della..?"
" Kamu sama dokter jein..? Iihh pasti pagi pagi dia udah kultum kan..?"
"Iya lumayan buat nambah nambah ilmu lha.."
Della tersenyum lega. Bintang memang selalu begitu. Amarah seseorang selalu di anggapnya wajar sebagai manusia dan terkadang dia bilang kalau dia bisa ambil ilmunya dari repetan orang itu.
"Makasih ya bintang, kamu udah baik banget karena mau tukar posisi sama aku. Aku beruntung deh bisa jadi asisten nya dokter adrian, dokter itu gak banyak omong deh.."
" Pendiam itu mah kalau dokter adrian.."
" Gapapa pendiem, dari pada banyak omong tapi nyakiti hati Mulu.."
" Gosipin orang mah dosa.."
Della langsung menghentikan omongannya, ia lupa kalau saat ini ia tengah berbicara dengan cut bintang aliska. Seorang wanita yang selalu berkoar koar ini itu ini itu dosa.
" Maaf deh Ntang, soalnya aku lagi bahagia banget.."
"Lagi bahagia kok malah nyari dosa, yang di cariin itu pahala dong.."
"Iya iya maaf "
Bintang mengaguk, lalu melanjutkan acara makan yang sempat tertunda.

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

1. Tidak boleh telat. Harus tepat
Waktu....!!!
2. Serapan sebelum saya ada di rumah
Sakit.
3. Bereskan meja saya, sebelum saya
Datang.!
4. Buatkan saya kopi susu setiap
Paginya.
5. Utamakan pasien daripada diri
Sendiri.
6. Pergi kemana mana harus izin
7. Siap siaga saat saya butuh.
8. Jangan goisipin saya dengan Della.

Bintang membaca sebuah kertas yang tadi siang di berikan jein, sebuah kertas berisi peraturan itu sedikit tidak masuk akal dan apalagi itu yang nomor delapan.
" Masak iya saya gosipin bapak sama Della "
" Saya pernah pergokin kamu dengan Della sedang gosipin saya"
" Saya gak gosipin bapak ya"
"Terus kamu nyumpahin saya matinya kena azab gitu..?"
" Itu bapak yang...... astagfirullah" bintang mengelus dadanya. Hampir saja dia berteriak-teriak di depan jein. Mau di bawa kemana nama kedua orang tuanya kalau mereka punya anak seperti dia.
" Maaf pak, maaf kalau saya punya salah yang mungkin tanpa sengaja udah gosipin bapak"
"Wah kamu lumayan alim ya ."
" Maksud bapak..?"
" Jilbab kamu panjang banget. Gak panas..?"
"Panasan lagi api neraka pak.."
Bintang melegang hendak pergi meninggalkan ruangan jein kalau jein lagi lagi tidak memanggilnya.
" Kamu lupa peraturan nomor enam..?"
" Saya mau ke toilet pak. "
" Ya izin dong, kalau gak sama aja kamu namanya melanggar aturan.."
" Wah bapak sangat tertib ya. Kalau begitu saya permisi ya pak, saya mau buang air.."
" Hem....."
Setelah mendapat persetujuan dari jein, barulah bintang benar benar meninggalkan ruangan itu. Perutnya sudah terasa sangat sakit karena terlalu lama menahan kencing.

perawat idaman ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang