" kamu siapa...?"
Linda tentu saja sedikit heran. Melihat penampilan seorang wanita yang ada di depannnya yang mengguna baju terusan ngembang warna putih dan jilbab putih yang begitu menjulur bagi Linda. Apa wanita itu setan...? Eh ASTAGFIRULLAH.... Enggak mungkin lah wanita yang Sholeha nan cantik kayak gitu setan, malah lagi gendong cucu kesayangan nya lagi, si Lala." Saya bintang Bu. Perawat sekaligus asistennya pak jein. Ibu ada perlu apa ya..?" Suara lembut bintang langsung menyapa ke gendang telinga milik linda.
" Mama....?" Mata bintang dan linda teralih ke arah pintu yang terdapat jein di tengah tengah nya.
" Ngapain mama kesini..?"" Mau kualat kamu..? Mamanya datang malah di sodorkan pertanyaan kayak gitu. Bukannya salam dulu kek."
" Mama sendiri yang bilang kalok jein anak jumpa.."
Mata linda melotot. Mulutnya siap siap buat ngasih pencerahan ke anak sulungnya itu.
" Iya mama. Maaf. Assalamualaikum ma.." buru buru jein meraih tangan linda dan menciuminya. Ia benar benar enggak mau kalau mamanya lagi lagi ingin menyemburkan kata kata yang membuat telinganya pegal.
" Waa'laikumsalam. Bagus bagus.."
" Owh ibu ternyata mama nya pak jein " bintang ikut ikutan menunduk dan mengambil tangan linda dan mulai menyalaminya masih dengan lala yang dalam gendongannya.
" Iya. Kamu calon menantu saya ya..?"
" Mama..." Tegur jein.
" Iya kah..?" Linda tidak peduli. Ia masih menunggu jawaban dari bintang." Iya kan..?"
Bintang tersenyum lembut, membuat hati Linda benar benar meleleh.
" Artinya iya kan..?"Bintang menggeleng spontan, sepertinya ia salah tadi. " Bukan Bu. Saya ini perawat sekaligus asistennya pak jein . "
" Tapi lala kok nyaman banget ya sama kamu..?"
" Mama..." Tegur jein lagi. Namun tampaknya jein benar benar di anggap anak jumpa saja oleh linda.
" Namanya juga anak kecil Tante."
" Kamu janda anak berapa..?"
" Aduh mama ini.." jein memijat kedua pelipisnya. Kenapa kepo mamanya kumat lagi sih.
" Saya belum pernah menikah Bu."
" Ya ampun beruntung banget kamu ya jein. Sekali dapet langsung yang masih adem ayem gini"
" Siapa yang mau sama dia sih ma.."
PLAK...
Tangan linda mendarat tepat di atas kepala jein. Lumayan sih, bikin rambut jein kempes ke bawah.
" Sok sok an kamu. Dasar duda anak satu. Yang ada juga dia yang gak mau sama kamu.."
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
" Tente bintang, yuda pamit ya..?".
Tangan mungil yuda mengambil tangan bintang yang masih mematung merasa tidak ikhlas juka yuda benar benar pergi darinya." Yuda gak mau ikut tante aja..?"
Itu pertanyaan pertama yang keluar dari mulut bintang setelah lamanya dia hanya dia mematung melihat saiful dan ratu yang siap siap hendak pergi meninggalkan rumah sakit ini." Yuda sama tante atu aja.."
" Yuda gak sayang sama Tante bintang..?" Rasanya bintang benar benar ingin menangis saja. Biar bagaimanapun dia begitu menyayangi Yuda. Ia bahkan merasa dirinya menjadi seorang ibu ketika yuda ada bersamanya.
" Yuda sayang kali sama Tante bintang." Emmuaacchh. Yuda mendaratkan satu ciumannya di pipi bintang. " Besok kalok yuda punya anak. Anak yuda mau yuda kasih nama bulan. Bial dia bisa berdampingan sama Tante bintang. Terus kalok anak yuda satunya lagi yuda kasih nama raja. Bial dia bisa selamanya ada buat tante atu"
Eh...? Kok bijak banget sih..?
Ratu dan saiful ikut tersenyum ketika mendengar penuturan yang di lontarkan yuda. Si bocah berumur 4 tahun itu selalu saja mampu membuat orang orang yang melihatnya mengembangkan bibir untuk tersenyum.
" Kakak jangan sedih.." ratu melangkah dengan lemah mendekat ke arah bintang yang matanya terlihat basah. " Insyaallah kami akan mengunjungi kakak. Kami sangat berterima kasih atas bantuan kakak."
Bintang mengaguk. Kemudian tangannya merentang dan memeluk ratu dengan begitu erat.
Ia mengusap ngusap punggung ratu. Ia sendiri merasakan bahwa beban yang di tanggung ratu saat ini sangat berat. Bahkan selama ini tidak ada sanak saudara yang mengunjunginya, hanya saifulah sang calon suami yang begitu setia menemaninya walaupun saiful sering meminta tolong padanya jika memang hal hal yang di perlukan ratu tidak bisa di lakukannya yang masih belum berstatus suami.
" Kamu baik baik ya. Jaga kesehatan juga.."
Ratu mengaguk terbaru. Rasanya dia benar benar mempunyai seorang kakak saat ini.
" Kakak juga ya.."
Bintang mengaguk.
" Jangan lupa surat undangan nya ya Saiful "
Saiful tersenyum dan mengaguk" insyaallah kami gak akan lupa kok sus"
" Yuda juga mau du peluk peluk"
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
Bintang lesu.
Bintang letih
Lelah.
Hayati.
Ia rindu dengan yuda.
Seperti seorang ibu yang benar benar kehilangan anaknya.
" Nikah aja sih. Abis itu langsung buat."
Abaikan saja si Della yang memang Minggu depan mau nikah. Langsung deh pikirannya asih nikah aja.
Lah emangnya bintang mau nikah sama siapa...?" Sama dokter jein langsung dapat plus tu si anaknya."
" Ngomong apa sih..?"
Bintang menatap Della dengan tatapan kesal. Eh yang du tatapan malah cekikikan kayak kunti." Nikah sana...!"
" Mentang mentang mau nikah. Pikirannya pun nikah aja. Sombong sih.."
" Aduh jangan sensi atu neng."
" BINTANG KE RUANGAN SAYA YA.."
teriakan jein benar benar membuat della tertawa dengan keras. Lha bahagia Banget calon pengantin." Sana pergi. .! Urusin calon anak dulu."
"DELLA........."
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
AYO BACA JUGA