BAB 8

8.3K 376 9
                                    

Della memperhatikan bintang yang sedari tadi termanguk manguk mengantuk. Tidak biasanya temannya yang satu ini mengantuk di jam sepagi ini.

" Kamu bergadang ngapain..?"
Bintang tetap diam, mulutnya bahkan terasa berat untuk menjawab pertanyaan Della .
" Yuda keliatan sehat sehat aja. Dia enggak rewel kan..?"

Bintang menggelengkan kepalanya.

" Kenapa sih..? Bukannya di jawab kalok orang ngomong..!"

" Ngantuk"

" Penyebabnya apa sih..?"

" Begadang...!"

Ya Allah, Della benar benar menggeram setengah mati di buat bintang. Ia sendiri akhirnya mengambil kesimpulan bahwa berbicara dengan orang yang mengantuk sama saja seperti ia berbicara dengan orang bodoh.

" Aku gak mau lagi bicara sama orang ngantuk."

Bintang mengakat kedua bahunya, merasa masa bodo dengan ucapan della, ia menjatuhkan kepalanya ke atas meja dan membiarkan matanya terpejam.

" Tante atu udah sadar Tante.."
Bintang hampir saja terjekang, ketika secara tiba tiba yuda datang dan menguncang nguncangkan lengannya.
" Tante atu udah sadar.." yuda memeluk tubuh bintang yang masih setengah sadar itu dengan begitu kuat.

" Tante ratu..?"
Yuda mengaguk dengan begitu semangat.

" Ayo kita ke ruangan tante atu. Tante atu udah bangun.."

💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Ratu tersenyum hangat menyambut kedatangan bintang, wajahnya yang masih terlihat pucat itu tetap melebar kan senyuman dengan begitu indah.

" Kakak yang sudah nolong yuda dan saya...! Saya sangat berterima kasih kepada Allah karena telah mengirimkan wanita sebaik kakak untuk menolong kami.."

" Sama sama. Nama saya bintang Akana. Kamu bisa panggil saya bintang."

" Saya baru tamat SMA kak. Rasanya kurang sopan kalau saya memanggil kakak dengan sebutan nama.."

Bintang mengaguk. Jadi ternyata benar tebakannya selama ini.

" Kalau gitu kamu bisa panggil saya kakak.."

Tari tersenyum.

" Nama saya aytari ratu melati.."

" Panggilan kamu ratu...?". Potong bintang.

Namun tari menyanggahnya dengan gelengan kepala yang terlihat begitu lemah.

" Yuda memanggil saya ratu. Tapi aslinya saya di panggil tari."

" Soalnya Tante cantik. Jadinya cocok di panggil atu.."

Tangan tari yang tidak terpasang selang infus mengelus ngelus lembut puncak kepala yuda. Membuat bocah kecil berumur 4 tahun itu beringsut manja ke  tubuh tari .

" Yuda enggak nakal kan sayang.."

" Tante bintang baik. Dia udah ngerawat Yuda dengan baik"

Pandangan mata tari beralih menatap ke arah bintang, seolah olah mengucapkan kata kata terima kasih yang luar biasa.

" Lelaki itu siapanya kamu..?"

Pandangan tari kembali teralih menatap seorang lelaki yang tengah duduk di kursi dengan atas kepala ranjangnya.

" Saya Saiful muksalmina, insyaallah menjadi suaminya aytari Ratu melati."

Bintang melihat ke arah tari yang terlihat malu malu dengan rona kemerahan di pipinya yang pucat itu.

" Calon suami kamu..?"

Tari menatap ke arah Saiful, setelah di lihatnya saiful mengaguk, maka dengan perlahan pun ia mengaguk.

" Insyaallah kak.."

" Saya butuh bantuan suster..!" Bintang menatap ke arah saiful dengan pandangan seolah olah bertanya apa yang bisa ia bantu untuknya.

" Saya masih bukan mahrom ya tari. Bisakah suster membantu saya untuk membersihkan tubuh tari..?"

Bintang tersenyum dan mengaguk. Tanda ia setuju untuk membantu saiful.

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Takdir cinta memang tidak ada yang tau kan..?
Dari kisah ratu tadi bintang benar benar mengambil sebuah makna yang begitu besar dari sebuah do'a.
Ratu hampir saja menikah dengan lelaki yang bukan pilihannya. Namun sebuah keajaiban Allah kirimkan untuk menjawab semua doa doa ratu.
Bintang sendiri merasa malu kepada ratu. Biar bagaimana pun ratu tetap jauh lebih muda darinya .
Namun kekuatan imannya dan keyakinan nya kepada Allah benar benar begitu di ancungi jempol.

"Jangan ragu buat minta ke Allah kak.
Sekalipun semua orang berkata bahwa keajaiban itu tidak mungkin ada. Tapi kita harus tetap percaya. Lagi pula kita tidak boleh lupa bahwa Allah selalu bersama kita selama kita ingin selalu bersama Allah. Hanya Allah yang tidak pernah meninggalkan kita maupun seberapa banyak dosa yang telah kita perbuat.."

Bintang tersentak.
Ia sendiri punya masa lalu yang begitu buruk. Ia hampir kehilangan jati dirinya. Ia hampir saja hidup di dalam Kematian.

" Terima kasih buat tadi malam.." jein meletakkan sekotak cake dengan lapisan coklat yang begitu tebal. Namun yang ia dapatkan bukanlah ucapan terima kasih dari bintang melainkan tatapan kosong dari wanita yang berstatus sebagai asisten nya saat ini.

" Bintang..." Jein melambai lambaikan tangannya du hadapan bintang, namun gadis itu masih tetap tidak berkutik.

" Bintang.." sudah kedua kalinya.

" Bintang..." Sudah ketiga kalinya.

Dan..." BINTANG...!!!!!"
Bintang terperanjat, mata terbelalak dengan begitu lebarnya. Bibirnya tak henti hentinya mengucap istighfar.

" Ya Allah bapak jein..". Ia masih mengelus dadanya yang masih terasa begitu nyeri.

" Kamu melamun..."

" Cara bapak tidak etis ketika menyadari saya. Bagaimana kalau tadi saya mati mendadak karena bapak..?"

" Heidi Kematian sudah di atur sama Allah. Jadi kalau seandainya tadi kamu mati. Maka itu sudah takdir kamu.."

Sabar bintang.

Sabar.

Sabar

Sabar.

Memang beginilah jadinya kalau kamu harus bertemu dengan jein si dokter duda satu anak ini.

perawat idaman ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang