Jein memijit kening bintang yang tengah tertidur di atas dadanya. Istrinya barusan mengeluh pusing sehabis pergi jalan jalan menemani lala berbelanja untuk persiapan wisuda tingkat Taman kanak Kanakan.
Ketukan di pintu membuat mata jein beralih dari menatap wajah bintang. Ia menemukan shaakel tengah berdiri di ambang pintu sambil memeluk bantal guling yang menjadi kesayangannya.
" Kenapa? Kok ke kamar papa ?"
Shaakel cemberut, bocah tiga tahun itu langsung berjalan ke arah ranjang tempat mama dan papanya berbaring.
" Kak ala jahat. Akel jadi takut tidul di Kamal, katanya ada antunya"" Kak lala cuman bercanda"
Jein mengelus puncak kepala shaakel, namun tak lama ia melihat lala yang berlari lari ke arahnya dengan napas yang ngos ngosan." Tidur sama papa mama aja deh" katanya di sela sela napasnya yang putus putus.
" Kok pada takut sih"
" Gak mau balik" Lala memegang lengan kanan jein. " Kakak takut, tadi ada suara yang ngeri gitu"
Jein menari napasnya dalam dalam lalu mengeluarkan dengan kencang sehingga terdengar deru napasnya.
Tidak ada pilihan lain, selain membiarkan kedua bocah itu untuk naik ke tempat tidurnya dan membagi setiap sisinya.💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
" Kok pucat sih?" Jein menyetuh sebelah pipi bintang yang terlihat sangat pucat.
" Agak pusing"
" Aku gak usah kerja deh."
" Aku gapapa kok"
" Takut kamu kenapa napa ntar" jein kembali memasuki rumahnya dengan menatih bintang untuk ikut masuk.
Bintang menyandarkan kepalanya dan melihat bahu jein. Kepalanya terasa sangat berat. " Mas, perutku sakit"
" Kamu abis makan apa ?"
Jein langsung melihat ke arah bintang yang terlihat ke sakitan sambil memegangi perutnya.Bintang menggeleng, seingatnya memang belum ada memasuki sebutir nasi pun ke dalam mulutnya.
" Ke kamar aja ya, berbaring!"
Menutup mulutnya ketika menemukan darah di kaki bintang. Pandangannya langsung naik untuk menatap bintang yang kian merasakan sakit.
" Sayang, itu darah !"Bintang menggigit bibirnya, laly tak lama ia kehilangan kesadaran yang untungnya langsung di tangkap oleh jein sehingga tubuhnya tidak sempat terbentur dengan lantai.
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
" Istri kamu pendarahan.." Silvi melepaskan jas dokternya yang lalu di sampirkannya di sandaran kursi.
" Pendarahan?"
Silvi mengaguk. " Untung janinnya kuat, kalok gak bintang bisa bisa keguguran!"
" Bintang hamil?"
" Kamu gak tau?" Bukannya menjawab, Silvi malah balik bertanya.
Melihat jein yang menggeleng, akhirnya silvi mengatakan bahwa kandungan bintang sudah berjalan dua bulan yang biasanya seorang bumil akan mengalami mual mual dengan selera makan yang berkurang.
" Kemarin bintang minta rujak, terus aku beliin yang ada nanasnya"
Silvi mendesah. " Mungkin yang menyebabkan bintang pendarahan"
" Tapi bayiku baik baik aja kan?"
" Keadaan bintang lemah. Jangan banyak banyak beraktivitas"
Jein mengaguk.
" Jein ?"
" Ya ?"
" Ada yang lain pada kehamilan bintang yang sudah kedua ini !"
" Apa.. dampak dari buah nanas begitu besar ?" Jujur, jein merasa takut jika terjadi sesuatu dengan bintang dan juga istrinya.
Ada rasa lega yang menjalar di dalam dada jein ketika ia melihat Silvi yang menggeleng. " Bukan. Tapi bintang dua kali lipat lebih lemah"
" Maksudnya?"
" Begini " silvi mengubah duduknya dengan punggung yang tegak. Mencoba menjelaskan kepada jein bahwa ia menemukan dua cabang janin di dalam rahim bintang ketika tadi ia melakukan USG. " Kemungkinan kembar!"
" Kembar?"
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
Jein duduk linglung menatap ke lantai granit rumah sakit. Setelah mendengar penjelasan yang tadi di katakan oleh Silvi, membuat dirinya teringat akan sesuatu dengan apa yang pernah di katakan oleh briyan.
"Aika meninggal karena keadaannya yang lemah. Dia gak sanggup mengandung dua janin sekaligus. Apalagi aika masih sangat muda dan memaksa untuk melahirkan normal."
Dia gak akan kehilangan bintang kan?
Tadi silvi benar benar mengatakan kandungan istrinya lemah, di tambah lagi penjelasan tentang bintang yang mengandung dua cabang bayi yang masih begitu rawan.
Kalau pun terjadi sesuatu dengan bayinya, bisa kemungkinan juga berdampak dengan ibunya.
Jein menyusut rambutnya ke belakang. Hingga detik ini juga bintang belum bangun dari tidurnya. Keadaannya yang lemah membuat wanita itu lebih lama dalam tidur.
" Jein ada apa ?"
Kedatangan linda dengan ahkam membuat lelaki itu mendongak dengan mata yang memerah nyaris menumpahkan airnya.
" Janin bintang lemah mah"
" Janin ? Bintang hamil?"
Jein mengaguk lemah. " Kembar dan bintang dalam keadaan lemah. Jein takut bintang kayak almarhumah mama aika"
Linda menegang. Barulah ia menyadari dengan apa yang di takutkan si sulungnya. Mendengar kehamilan kedua bintang adalah kabar bahagia untuk mereka, terlebih shaakel memang sudah cukup untuk memiliki adik dengan usianya yang sudah mencapai tiga tahun, hanya saja mendengar kandungan bintang yang lemah dengan dua janin di dalamnya, membuat mereka menjadi khawatir.
" Bintang pasti bisa" Linda mengusap lembut punggung anaknya, mencoba untuk menenangkan putranya, padahal dirinya sendiri pun masih menerawang jauh dengan kemungkinan besar yang akan terjadi di masa yang mendatang.
Dan ahkam hanya diam menatap anak dan istrinya yang saling memberi semangat.
" Jein.." suara lembut dan mendayu itu membuat linda maupun jein mengakat kepalanya, melihat pada seseorang yang barusan memiliki suara itu.
" Kanaya.."
Wanita yang memiliki nama lengkap Kanaya azura itu tersenyum lembut kepada mereka, di sampingnya terdapat Niar yang juga ikut tersenyum kecil sambil menenteng satu parcel yang berisikan beraneka macam buah buah segar.
" Nya kamu sudah kenal jein?" Ucapan Niar tidak mampu mengalihkan pandangan jein dan juga Kanaya yang saling tatap di dalam kediaman. Hanya saja Niar dapat melihat ada yang aneh dari tatapan mereka.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Assalamualaikum
Jangan lupa kewajibannya terhadap Allah