Lala menghentak hentakkan kakinya, ia geram melihat pemandangan di depannya ketika bintang dan jein yang sibuk bercengkrama sambil ketawa ketiwi.
" Mama..." Rengeknya sambil menarik narik baju tidur bintang.
" Apa sayang "
Jein menatap lala yang tengah menyita perhatian istrinya dari dirinya. Kesal sekali, lala selalu iri jika bintang dengannya sedang bermesraan.
" Lala ganggu tau gak ?"
" Enggak" balas lala dengan cepat, matanya memicing menatap jein dengan kesal.
" Eh ngelawan ya, sini papa tarik hidungnya"
" Enggak. Mama lala mau tidul "
" Yaudah sini tidur di samping mama"
" Ada papa !"
" Kenapa emangnya kalok ada papa ?"
Jein sewot sendiri mendengar pernyataan Lala. Lah memang selama ini mereka tidur bertiga kok. Ini anak siapa sih ? Kok nyebelin ya !" Lala gak mau ada papa, kalena papa tidulnya lasak "
" Kan lala yang sering nimpain papa. Kok nyalahin papa sih "
" Pokoknya lala gak mau tidul dekat papa "
Jein melotot tidak setuju. Barusan itu anaknya memfitnahnya bukan sih ?
" Yaudah. Biar mama yang di tengah ya "
" No. Nanti mama di tendang papa"
" Enggak ya !" Bela jein sambil turun dari ranjang tempat tidur. " Lala kok bawel sih, ntar papa bikini kamar sendiri biar lala sendirian di kamar"
" ENGGAK.." teriak Lala. " Lala gak mau punya dede bayi" ucapnya dengan nada bergetar. Tak lama tangisnya langsung pecah.
Bintang dan jein sama bingungnya, menatap lala yang dalam seketika suka berguling guling di lantai dengan tangis yang begitu kuat.
" Kenapa gak mau ?" Bintang menghampiri Lala, sambil berjongkok di hadapan bayi tiga tahun itu. Ia menduduki lala daru posisinya yang terlungkup sambil melipat kedua tangannya.
" Lala gak bo.." ucapan jein langsung terhenti ketika bintang meletakkan jari telunjuknya di bibir. Isyarat agar jein tak lagi melanjutkan kata katanya.
" Jangan nangis dong"
Tangannya mulai menghapusi sisa air mata di pipi tembem Lala. Anak itu masih sesunggukan akibat menangis tadi." Nan..nanti..ma ma sama pa..pa..gak sayang lala la..gi " ucapnya sambil terbata bata.
Bintang tersenyum lembut. Sementara jein, dia masih di posisi diamnya. Maklum..!! Patuh sama istri.
" Justru kalau ada dede bayi. Bakalan makin banyak yang sayang lala !"
" Hah..?" Tangan lala mulai memecet mecet hidungnya, menahan agar ingusnya enggak meleleh keluar.
" Iya. Semakin banyak anggota keluarga, semakin banyak juga sayang sama kita. Lala juga gitu, harus sayang sama dede bayinya nanti. Terus mama sama papa juga tetap sayang lala kok. Kan lala anak papa sama Mama."
" Benel ?"
" Iya "
" Tapi papa jahat"
" Lho kok jahat sih " jein yang di katakan jahat oleh Lala, merasa tidak terima. Lah... Lala ini hasil produknya lho, bisa bisa nya mengatain dirinya jahat.
" Emang papa jahat " balas Lala lagi.
" Lala yang bandel"
" Enggak"