BAB 35

6.5K 296 8
                                    


Jein tidak bisa berkata apapun lagi setelah semuanya usai.

Usai sudah hatinya dengan patahan patahan yang luar biasa. Ia bahkan tidak ingin membuka matanya lagi hanya untuk sekedar melihat kesekelilingnya.

Ada apa dengan ini semua ? Semua calon pengantin pasti bahagia untuk menyambut pernikahannya, apa yang terjadi padanya ? Untuk tersenyum kecil pun ia bahkan sangat malas !

Kepalanya terasa sangat pusing memikirkan apa yang mungkin terjadi untuk kedepannya ? Pernikahan tanpa cinta, atau bahkan di sebutkan sebuah perjodohan yang di paksakan ..? Tapi siapa yang memaksa.? Ini semua karena mulut jein yang terlampau berbicara tanpa berpikir karena termakan emosi.

Bintang itu memang terlihat kecil, namun menawan.
Tak sedikit orang yang mengagumkan bintang, walau cahayanya redup.
Bintang itu kumpulan persegi persegi yang terpahat dengan kian indahnya.
Bintang itu..dia yang jauh dari jangkauan.

" Kamu bisa menolong ku ?"

Jein tertawa getir sendiri ! Kemana pikiran nya ? Padahal jelas jelas tidak ada yang bisa menolongnya selain Allah.

Dalam satu detik ! Mau kah tuhan mengubah segalanya ?

Jein membalikan tubuhnya untuk telungkup di atas kasurnya, wajahnya ia bekapkan pada sebuah bantal, untuk meredupkan suaranya, suara tangis yang benar benar memalukan jika orang lain mendengar itu.

Bahunya naik turun karena tangis yang begitu berguncang. Ini kedua kalinya jein menangis setelah sekian lama ia lupa dengan yang namanya sakit atau bahkan luka pada yang namanya hati.

" Bintang..saya ingin kamu yang bersama saya untuk menemani saya selamanya "

" Mas ..." Sebuah tangan menguncang nguncang bahu jein, membuat lelaki itu sedikit terganggu dan perlahan membuka matanya.

" Kamu mimpi ?"wanita itu duduk tepat di bawah kaki jein, terlalu lelah karena membungkuk membangunkan jein. " Tidurnya sampai nangis ngangis gitu " ia mengambil tisu dari tas kecilnya, lalu mengelap sisa sisa air mata jein dan keringat yang membasahi tubuh suaminya itu.

" Kok bengong sih ?" Ia kesal sendiri melihat jein yang hanya diam saja sambil melihatnya dengan begitu intens.

" Mas kenapa sih ? Ya ampun " ia menenpuk nepuk pipi sang suami, membuat jein mengerjai ngerjapkan matanya.

Yang mana yang mimpi .?

Jein memperhatikan wanita yang ada di hadapannya. Dengan cepat ia turun dari sebuah sofa yang ia tiduri dan langsung memeluk tubuh seorang wanita yang ada di hadapannya itu.

Jika memang benar ini mimpi. Maka ia akan meminta pada sang maha kuasa agar ia tidak terbangun lagi dari mimpinya. Biarkan saja ia hidup di dalam mimpinya, ia akan terus bersyukur kepada sang penciptanya karena ia akan terus hidup bersama seorang wanita yang sangat di cintainya yang tentu saja akan mengarahkannya kepada jalan yang lurus.

" Please....jangan bangunin aku dari mimpi ini" jein menjatuhkan kepalanya pada bahu sang wanita, membuat hidupnya terasa begitu nyaman.

"Mas..kenapa sih ? Ya Allah ini aku sesak lho. Anakmu kejepit mas.."
Bintang menjauhkan tubuh jein dari tubuhnya, lalu menghirup udara dengan rakusnya karena beberapa waktu barusan itu benar benar menghalangi pernapasan.

" Kamu mimpi mas..?"

Jein mengaguk, matanya mengamati perut bintang yang sedikit menonjol dari balik baju gamis longgar yang hari ini di kenakannya.

" Kamu hamil ?"

" Hah ?" Pertanyaan jein benar benar membuat bintang ingin menampol kepala lelaki itu. Pertanyaan apa yang barusan di keluarkan oleh suaminya itu. " BANG ALDO..TOLONG INI SI JEIN KENAPA ?"

Dari pintu utama aldo masuk sambil menggendong Lala. Ya Allah jein malah ingin berteriak seketika itu pula. Sungguh ia tidak sanggup jika tiba tiba saja ia terbangun dari mimpinya yang indah ini.

" Hahahhaha.." aldo tertawa begitu kuat, matanya terlihat menyipitkan karena terlalu lebar.

" Tidur abis ashar sih. Mimpinya buruk.."

" Aldo...aduh.." jein meringis ketika mendapati pukulan di bahunya daru bintang.

" Mau gak sopan ya sama abang ipar ?"

" Ilang ingatan itu jein.." aldo meletakkan lala di samping bintang.
Bayi yang sekarangberumur tiga tahun itu langsung duduk di pangkuan jein.

" Kalian nyata kan ?"

" Ya Allah.." bintang menyebikkan bibirnya, geram sendiri dengan pertanyaan jein yang terdengar seperti aneh itu. " Bang. Bintang ke kamar dulu deh mau mandi"

Aldo mengaguk.
Membiar bintang mengendong lala membawanya ke kamar.

" Bang Aldo..ini serius kayak mimpi "

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Jein memperhatikan bintang yang tengah memakaikan lala baju tidur bergambar unicorn. Wanita itu sendiri memakai piyama terusan berwarna pink senada dengan Lala, menampakkan perutnya sedikit lebih menonjol dari pakaian tadi yang ia Kanakan.

Bintang tidak mengenakan jilbabnya, menampakan rambut panjangnya yang ikal sepinggang.

Benar benar mempesona.

" Kamu kenapa sih ? Kok aneh"
Bintang mendekati jein setelah wanita itu meletakkan sisirnya di atas meja rias.

" Ini kenapa? Kok biru ?" Tangannya menunjuk ke arah kening di bagian kiri jein. Ada memar biru di sana, mungkin jein habis kebentur.
" Habis kebentur ya ? Makanya pikiran kamu aneh aneh."

Jein diam, masih menikmati suasana yang sangat membuatnya terpukau ini. " Bilang ke aku kalok ini semua bukan mimpi" jein mengapit pinggul bintang yang sedikit membesar dan membawa tubuh wanita itu kedalam pelukannya.

" Kami habis mimpi buruk tadi ?"

Jein mengaguk.

" Kamu sekarang gak lagi mimpi kok. Ini nyata" Bintang mengelusi rambut jein dengan lembut.
" Mandi gih sana..abis itu sholat ke masjid sekalian bareng bang Aldo. Aku siapin bajunya"

Jein mengaguk. Hatinya berbunga-bunga bukan main dengan apa yang ada di hidupnya ini setelah Bintang mengatakan kalau ini memang bukan mimpi belaka.

" Aku bersyukur untuk seterusnya. Allah benar benar mengubah hidupku hanya dalam satu detik"

Bintang tersenyum.

Memang benar apa yang di katakan jein. Allah benar benar mengubah hidup mereka hanya dalam satu detik.

Bintang yang dulu hidupnya sempat berpikir sudah berakhir dengan mata yang terpejam. Tidak menyangka ternyata Allah punya sesuatu yang indah.

Malam itu tepat ketika seorang dokter yang menggeleng putus asa dan bintang yang sudah menutup mata.

Ternyata begitu cepat mereka di larikan ke negeri sakura untuk melakukan operasi jantung milik Aldo.

Butuh waktu yang lama untuk pemulihan yang di lakukan aldo dan bahkan mereka sempat was was takut jika jantung yang di donorkan untuk aldo tidak cocok. Membuat nyawanya terancam.

Namun syukur Alhamdulillah..

Jantung aldo cocok dengan jantung sang pendonor. Hingga butuh waktu setahun bagi bintang dan aldo untuk menetap di negeri bungsa sakura itu.

" Ma, Lala mau sholat juga baleng mama di lumah "

Bintang membungkukan badannya, tangannya menangkup kedua pipi lala dan menciuminya, membuat gadis itu tersenyum geli.

" Iya. Mama siap dulu ya mukenanya"

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Assalamualaikum..

Selamat hari Jum'at.

Buat yang lelaki janganlah lupa sholat Jum'at berjamaah di masjid.

Yang perempuan juga jangan lupa sholat.

Selamat membaca surah Al Kahfi.

Gimana nih..? Lanjut atau tamat?

Wassalam

perawat idaman ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang