BAB 30

5.9K 281 9
                                    


" Kamu mau nikah sama aku ?"

Bintang mengigit bibir bagian bawahnya. Entah bagaimana tiba tiba ia malah mengeluarkan kalimat itu dari mulutnya sendiri.

" Rumah ini murni aku buat untuk kamu " aldo tersenyum menatap bintang yanh masih menunduk menahan rasa malu.

" Kamu dengar yang aku bilang tadi ? Aku gak mau ngalihin topik. Aku sudah terlanjur malu, jadi biarkan aku malu sekalian "  bintang menghembuskan napasnya dengan kasar, lalu mencoba untuk menatap aldo dengan berani. "  Selama ini kita gak ada hubungan apapun yang bisa membuat kita bebas untuk saling berinteraksi, kita hanya dua orang asing yang berikatan sahabat. Aku juga gak mau kehilangan kamu lagi, jadi aku mau kita menikah !"

" Lagi pula. Buat apa kamu buatkan aku rumah do? Kalok rumah ini gak buat kita tempati berdua !"

" Bintang.." aldo memegang kedua bahu bintang. " Justru kalok kita menikah, itu bukanlah suatu hal yang baik "

" Hah ?"

" Aku selalu sayang kamu, bahkan sangat sayang sampai akhir hayat ku datang. "

" Kenapa enggak untuk menikah ?"

" Mau pergi ke Medan ? Kita bisa dapat banyak penjelasan di sana ?"

" Bertemu ibu tiri ku ?"

Aldo mengaguk.

" Aku gak mau do !"

" Bintang, tidak semua yang terlihat dari sudut pandang mu itu benar, kita butuh penjelasan dari sudut pandang dari orang lain juga !"

" Maksud mu ?"

" Ikut dengan ku. Besok pagi pagi kita berangkat ke medan !"

" Kenapa harus kesana ? Kamu bisa ngejelasin ini semua di sini do !"

Aldo menggeleng. " Kita perlu kesana. Kita perlu membuka semua masalalu kita "

" Kamu gak seberapa sulitnya aku keluar dari masalalu do"nada suara bintang sudah bergetar, ia sudah mencoba tangisnya yang seketika itu juga ingin pecah. " Kamu masih orang yang mengerti aku kan do ?"

" Kamu ngerti kamu bintang. Tapi seperti yang aku bilang tadi setiap yang ada dalam sudut pandang kita belum tentu benar. "

Aldo mengelus puncak kepala bintang dengan lembut, mencoba untuk menenang sesuatu yang mengusik gadis itu. " Mari kita pergi bersama. Kita cari kebenaran yang selalu menyakiti kamu. "

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Perjalanan dari Langsa ke Medan cukup membuat tubuh melelahkan, beruntung bintang masih bisa memejamkan matanya, sedangkan aldo ?  Ia bahkan sama sekali tidak beristirahat dalam mengemudikan mobilnya.

"Kamu capek ?"

Aldo mengaguk " sedikit "

Saat ini mereka sudah berdiri di depan rumah aldo yang dulu. Rumah itu sudah di tempati oleh penghunin yang baru, mereka tidak mengenalnya.

Mereka hanya perlu berjalan kaki agar bisa mencapai rumah bintang yang dulu, masih seperti dulu. Rumah itu masih rapi dan bersih di luar lingkungannya. Bintang dapat melihat ayunan yang tergantung pada sebuah pohon mangga yang terlihat sudah tua.

Dulu papanya sering mendorong ayunan itu agar tubuh bintang ikut terayun bersama ayunan itu, tertawa bersama, menghabiskan waktu sore bersama sama hingga menjelang magrib barulah mereka kembali memasuki rumah.

" Rumahnya kosong. Kamu tunggu di sini dulu ya. Biar aku ke satpam komplek "

Bintang tidak merespon kepergian aldo. Matanya masih tertuju tepat kepada ayunan itu, kakinya masih terpaku. Rumah ini terlalu banyak kenangan untuk dirinya sendiri.

perawat idaman ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang