BAB 32

5.8K 276 5
                                    


Untuk briyan.

Assalamualaikum...

Satu hari sebelum esoknya aku resmi menjadi seorang wanita yang bersuami.
Ku tuliskan surat yang mungkin sudah sangat terlambat.
Yan.
Aku aika tidak pernah menyesal untuk di ciptakan oleh Allah. Hidupku hanya satu tujuan, yaitu untuk kembali dengan benar benar baik di hadapan Allah.
Namun aku terkadang terlalu lupa kalau aku juga mempunyai satu organ yang bernama hati.
Hingga tak mengerti dengan diam diam namamu ikut bersemayam di dalam sana.
Aku bersyukur, ternyata hatiku juga memiliki rasa lain. Hingga namamu pun tak sengaja ikut bersanding di dalam zikir ku.
Yan.
Ini pengakuan cinta.
Aku mencintaimu briyan.

                                          Dari   aika.

Briyan kembali melipat sebuah surat yang masih amat terlihat rapi walau sudah puluhan tahun tersimpan di dalam sebuah kotak kecil.

Surat pertama dan terakhir yang ia dapatkan dari seorang wanita yang sangat ia kasihi hingga sekarang, walaupun dunia mereka sudah tak lagi sama.

Aika...kamu benar benar mati dalam keadaan syahid yang ku yakini saat ini kamu memang tengah bahagia.

Briyan berjalan meninggalkan kamarnya dengan Eva. Ia bersyukur eva tidak pernah menuntutnya untuk mencintainya dengan sama besar seperti cintanya untuk aika.

Briyan merogoh kantong celana ketika ponselnya berdering.

" Assalamualaikum.."
Terdengar balasan dari ujung sana dengan suara eva yang terdengar begitu lembut.

" Baiklah..papa akan segera ke sana "

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

" Do..kamu bakalan sembuh kan ?"
Wajah aldo tidak seperti biasanya, selain pucat,  ia bahkan terlihat tidak memiliki semangat lagi.

" Kalok aku minta kamu panggil aku abang gimana ?" Tanyanya lemah, matanya sangat sayu. Aldo baru sadar dari subuh tadi, saat bintang tanyanya kenapa baru sadar, aldo hanya menjawab ' mungkin aku nungguin azan subuh '.

" Aku gak terbiasa " ujarnya pelan.
" Tapi aku bakalan coba panggil kamu abang okey ?"

" Oke " aldo memejamkan matanya sebentar. " Abang selalu pengen Bintang baik baik aja. Bintang pasti kesakitan ya kalok abang kesakitan !"

Bintang menggeleng.
" Yang lebih kesakitan itu Abang. Bukan bintang !"

Aldo mengakat tangannya, lalu mengelus puncak kepala bintang dengan sangat pelan. " Bintang udah gak marah lagi sama Abang ?"

Bintang menggeleng.

" Maafin Abang ya, karena pernah ninggalin bintang sendirian"

" Kata mama..abang pergi karena berobat. Kita bisa ke Singapura buat berobat lagi. Abang harus sembuh "

Aldo menggeleng.
" Disini aja. Tujuan abang bertahan cuman buat ketemu lagi sama bintang. Selebihnya udah abang serahkan ke Allah "

" Jangan putus asa !" Bintang mengambil tangan aldo. Lalu menggenggamnya dengan erat.

" Bintang gak akan sakit lagi kalok abang gak ada. "

" Abang tau kisah nuada dan nuala ?"

Aldo menggeleng.

"Pangeran nuada punya kembaran, yaitu putri nuala. Demi menghentikan kejahatan yang di lakukan oleh pangeran nuada, putri nuala memutuskan untuk bunuh diri !"

perawat idaman ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang