BAB 42

5.8K 260 1
                                    

" kamu pasti baik baik saja "

Jein mengusap ngusap puncak kepala bintang yang sudah terlepas dari hijabnya. Dokter belum masuk, jein kenal siapa yang akan menangani istrinya, yaitu dokter alana. Ia sendiri yang meminta agar dokter itulah menangani persalinan istrinya, sebab ia tau betul bahwa dokter alana jauh lebih baik dari dokter dokter lainnya.

" Aku laper !" Mata bintang berair. Rasanya ia ingin sekali menangis. Perutnya terasa mulas bagaikan di putar dan tiba tiba saja ia malah ingin makan. " Aku takut gak bertenaga. Pengen makan sandwich  buatan mama Eva "

"Duh " jein menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia benar benar bingung dengan apa yang di mintai oleh bintang. Eva bahkan saatnya ini tengah berada di rumah sakit untuk menunggu kelahiran anak mereka, jadi mana mungkin ia meminta wanita itu untuk pulang dan membuatkan sandwich smorrebrod untuk istrinya.

". Gak jadi "

Jein tersenyum lega.

" Sakit banget..!" Jari jemari milik bintang mulai memegangi perutnya yang besar itu, matanya terus menatap jein yang memang berstatus sebagai dokter di tempat ia melahirkan ini. Suaminya itu juga terlihat pucat, entah apa yang ada di pikiran jein saat ini. Tapi setahu bintang, tidak seharusnya jein sebegitu paniknya, bukankah jein pernah menemanin istrinya dulu saat melahirkan Lala.

" Alana.. bintang kesakitan" jein langsung menghampiri alana yang baru saja memasuki ruang bersalin dengan dua orang perawat yang tidal jein ketahui namanya.

Alana tersenyum kecil. " Iya, kamu tenang ya ! Kita mulai dari sekarang"

Jein mengaguk, lelaki itu langsung berpindah ke samping sang istri yang sudah di beri instruksi udah menarik dan mengeluarkan napasnya secara perlahan. 

" Sekarang mengejan "

Bintang menarik napasnya ketika alana lagi lagi memberinya instruksi. Sebuah handuk kecil yang sudah lama ia persiapkan kini sudah menyumpal mulutnya agar jeritannya tidak terlalu menggema.

" Ayo mengejan lagi"

Bintang menghirup udara yang berada di sekitar dengan rakus, lalu Kembali mengejan dengan sekuat tenaganya.

Keringat sudah mengucur deras ke seluruh tubuhnya, membuat jein tak henti hentinya menyeka keringatnya dan mengecuo keningnya dengan berulangkali.

" Ayo sayang.."
Tangan bintang yang sudah memutih pucat mencengkram erat erat tangan sang suami yang mungkin juga merasakan sakit akibat cengkramannya yang terlalu kuat. Ia mengakat kepalanya agar dorongan mengejannya lebih kuat dab menghempaskannya kembali dengan begitu kuat.

" Kepalanya udah keliatan"
Senyum alana yang mengembang mencoba menyemangati bintang yang mulai kehabisan tenaga. Belum lagi darah bintang yang sudah terlebih dahulu keluar dengan begitu banyak, membuat dokter itu sedikit khawatir bahwa bintang akan kekurangan darah.

" Jambak aku juga gapapa" tawaran jein langsung di sambut gelengan lemah dari bintang. " Kamu harus kuat"

" HEMMMPPPPP"
Bintang langsung membanting tubuhnya ketika ia sudah mengerahkan semua tenaga untuk melahirkan sang buah hati.

Suara tangisan bayi pun pecah memenuhi ruangan itu. Membuat jein tersenyum lebar dan mengecup keningnya berkali kali. Bintang tersenyum kecil dan langsung menyambut tubuh bayi mungil yang baru saja di lahirkannya untuk mengisap ASI untuk yang pertama kali.

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Lala tertawa kecil ketika mengecup kening adik bayi mungilnya yang masih tertidur di samping bintang. Bayi lelaki itu bahkan tidak terusik ketika tangan lala menoel noel pipinya ke kemerahan itu.

perawat idaman ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang