BAB 18

6.7K 308 6
                                    

Kamu tau...?

Aku sendirian...!

Tanganku pernah tergapai gapai, mencoba untuk meraih sesuatu yang bahkan tidak pernah bisa ku miliki.

Kamu tau..?

Aku sendirian...!

Aku mencoba mencari cahaya yang ku lihat setiap saatnya semakin menjauh dariku.

Kamu tau..?

Aku sendirian..!

Yang aku tau aku selalu sendirian, semenjak jejakmu tak lagi terlihat oleh ku.

Nyatanya kamu tidak pernah tau..!!

" Bintang maaf...." Air mata bintang terus mengalir hebat, matanya sudah memerah karena terlalu banyak menangis, dadanya bahkan terasa sesak. Ini pertama kalinya bintang menangis Kembali setelah sekian lamanya ia lupa dengan air yang mengalir dari mata.

" Kamu gak tau.."
Lelaki yang ada di hadapannya menggeleng lemah. Ia memang salah, sangat salah dan kini ia kembali itu mengambil rasa bersalah itu.

" Maaf...." Tidak ada kata kata lain yang keluar selain kata maaf. Jujur, saat ini ia benar benar ingin memeluk tubuh bintang yang benar benar terlihat rapuh.

" Kenapa kamu pergi.." bintang memegang kepalanya yang tiba tiba saja terasa berat. Memikirkan tentang masa lalu benar benar menguras emosinya. Ia menekan cengkramannya pada kepalanya, mencoba untuk meredakan rasa sakit yang hampir tidak tertahankan lagi olehnya.

" Bintang...." Lelaki itu berjongkok di hadapan bintang, melihat wajah wanita itu yang kini luas, keringat yang membanjiri keningnya. Bintang benar benar kesakitan.

" Kamu sakit...?"
Bintang hanya tersenyum, tersenyum masam menatap seseorang lelaki yang selalu menjadi teka teki baginya. Tersenyum kecut, menatap lelaki itu yang kini secara tiba tiba datang dan mengaku dia salah.

"Kamu menghianati aku do.."

" Bintang...." Lelaki itu menjerit memapah tubuh bintang yang sudah ambruk. Ini pertama kalinya ia melihat keadaan bintang yang sedemikian rupa rapuhnya.

💐💐💐💐💐💐💐💐💐

" Kamu menghianati aku do.."

" Kamu menghianati aku do.."

" Kamu menghianati aku do.."

" Kamu menghianati aku do.."

Kalimat itu terus menerus berputar di pikiran Aldo. Ia memang bodoh, bahkan sangat bodoh. Kenapa dia tidak langsung mengatakan bahwa ia adalah seorang aldo damarsya yang menjadi sahabat bintang Akana.

" Aku gak menghianati kamu.." Aldo menggeleng lemah. Menatap bintang yang sampai sekarang belum juga membukakan matanya. Wanita yang ada di hadapannya itu, sekarang sudah banyak berubah setelah sekian tahun lamanya tidak berjumpa.

Ini bukan kisah satahun dua tahun mereka tidak berjumpa, tapi belasan tahun. Ada banyak yang berubah di bagi keduanya, ia dapat melihat bintang yang menggunakan pakaian terlalu tertutup dan lebar, bahkan ia dapat menangkap bintang yang terlalu menjaga jarak dengan kaum pria.

" Kisah apa yang tidak aku ketahui tentang kamu..? Hem..?" Aldo mengelus ngelus lembut tanpa bintang yang tidak di pasang infus.
" Kamu bisa cerita ke aku. Sekarang aku udah kembali.." Aldo tersenyum kecut. Ia bahkan tidak tau untuk yang kedua kalinya ia bisa menepati janjinya dengan bintang atau tidak.
" Kamu lama bangunnya.."

" Kamu lama datangnya...." Suara yang parau itu mampu mengalihkan perhatian aldo untuk akhirnya melihat bintang yang kini sudah benar-benar sadar dengan mata yang sudah terbuka sempurna.

Aldo mengaguk pelan. Ia mengakui bahwa kedatangan memang lama atau bahkan terlambat..? Tidak..tidak ia belum terlambat, sama sekali belum terlambat.

" Kita bukan anak kecil lagi. Kamu jangan ngelus ngelus tangan aku mulu.." bintang tersenyum kecil. Ia tak seharusnya menyalahkan aldo yang pergi meninggalkan nya tanpa kabar kan..? Nyatanya Aldo memang bukan siapa siapanya.
" Seharusnya kamu kembali sebelum waktunya kamu sudah dewasa..." Bintang menepuk nepuk puncak kepala Aldo " aku gak tau ini dosa atau enggak. Soalnya kita udah sama sama dewasa.." bintang terkekeh kecil. Wajahnya masih terlihat pucat, sudah hampir seminggu ia sakit padahal biasanya ia hanya perlu istirahat dan esoknya kembali sembuh.

" Aku punya banyak cerita.." jeda sebentar, aldo menarik napasnya dalam dalam untuk kembali berbicara dengan bintang lagi." Aku tau kamu juga punya banyak cerita"

Bintang mengaguk. Ia memang punya banyak cerita untuk di cerita kan. Namun apakah ia masih pantas untuk kembali menceritakan kehidupannya kepada Aldo..? Ada rasa sungkan rasanya ketika kita kembali bertemu untuk pertama kalinya setelah sekian lamanya berpisah.

" Cepat sembuh ya..ada banyak hal yang harus kamu dengar tentang aku..!"

" Kamu gak akan ninggalin aku kan do..?"

Tubuh aldo menegang, tangannya terkepal begitu kuat hingga membuat buku buku jarinya memutih. Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang sangat di hindari telinga aldo untuk di dengarnya, namun kini..? Bintang telah melontarkan pertanyaan itu kepadanya.

" Do ..."
Bintang menjatuhkan kepalanya di atas pangkuan Aldo. Dia selalu nyaman di sini, di rumah aldo yang penuh kehangatan bagi bintang khususnya.

" Hem..."

" Kalau aku gak punya siapa siapa lagi. Kamu gak akan ninggalin aku kan do..?" Aldo diam tidak menyahuti. Ia mengambil tangan bintang yang kini di liliti oleh hansaplas bernama pink dengan motif gajah. Mengusap ngusapnya lembut penuh kasih sayang. Wanita itu barusan saja mengeluarkan air matanya karena jari manis tangan sebelah kirinya terluka akibat mengupas bawang di dapurnya tadi. Bintang memang cengeng hanya untuk hal sekecil ini, bagi Aldo.

" Aku udah gak pernah berharap lagi mama dan papa bisa bersatu.." mata bintang menerawang jauh, menatap langit langit rumah aldo yang putih.
" Kalau nanti aku udah gak sanggup, boleh aku lari ke kamu..?"
Bintang bangkit dari berbaringnya, menatap mata Aldo yang balik menatapnya. Aldo selalu mampu membuatnya tenang, memberinya kekuatan, menyalurkan energi energi yang selalu di butuhkan oleh bintang.

" Boleh... kamu boleh lari ke aku. Karena aku selalu ada untuk kamu.." bintang tersenyum, inilah yang di sebutkan persahabatan. Sekarang ia bisa lebih tenang karena masih ada seseorang yang akan selalu bersamanya, seseorang yang tidak akan pernah meninggalkannya , seseorang yang siap menampung kehadirannya di saat orang lain tidak pernah melihatnya.

"Do kamu janji kan..? Janji buat gak akan ninggalin aku.." bintang mengancungkan jari kelingkingnya, lalu menunggu jari kelingking milik Aldo. Hingga kedua jari itu saling bertautan sambil berseru " janji"

" Aku sayang Aldo..." Bintang mengecup pipi gembil milik Aldo, lalu berlari lari kecil membentuk lingkaran untuk kembali bermain dengan aldo setelah sebelumnya ia menangis karena tangannya habis teriris karena pisau.

Aldo memegang pipinya. Ia ingin selalu seperti ini. Melihat tawa bintang dan bahagia bersama bintang. Ia selalu ingin seperti ini, ketika bintang lupa dengan masalahnya dan Kembali bermain main dengannya.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Assalamualaikum....

Menurut kalian gimana...?

Ayo tinggalkan jejak.

Aldo atau jein sih..?

perawat idaman ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang