Diam dan menurutlah.
Setelah insiden Granat palsu Naruto dan Hinata tak berbicara ataupun bertemu sama sekali waktu yang singkat kini memperparah keadaan Naruto untuk terus bersama sang pujaan. Namun apa boleh buat Hinata tetap menghindarinya. Sepertinya marah besar.
Namun bersyukurlah Naruto ketika sore hari, tepatnya pukul 15:30 Naruto ditugaskan oleh sang kakak angkat a.k.a Sasuke untuk mengantar Hinata demi mengecek keadaan masyarakat disekitar. Apalagi semalam mereka mendapat laporan ditemukannya warga yang terluka parah di sekitar kawasan dekat markas.
Perjalanan menuju lokasi memanglah tak terlalu jauh hanya sekitar 8km dari markas.
Selama perjalanan baik Hinata maupun Naruto tak mengucapkan sepata katapun hingga akhirnya mereka sampai pun tak ada satupun kata terucap dari mulut mereka berdua.
《《》》
"Obatnya jangan lupa diminum 3x1 ya" ujar Hinata pada seorang pasien wanita paruh baya berusia setengah abad tersebut.
"Hehehhe... tentu saja dokter Hyuuga saya tak akan lupa dan terima kasih atas kunjungannya" Hinata hanya tersenyum kemudian pamit undur diri.
Masih ada 5 pasien lagi namun hujan masihlah cukup deras. Angin pun bertiup dengan begitu kencang. Sepertinya akan terjadi badai.
"Kita harus segera bergegas. Angin terlalu kencang dan itu berbahaya untuk kita mengendarai mobil jadi kita harus pergi sekarang" kata Naruto
"Baiklah ayo kita pergi"
Mereka pun pergi menuju tempat kelima pasien yang tersisa yang untungnya tak terlalu jauh dari permukiman yang tengah mereka singgahi.
《《》》
"Tinggal satu pasien lagi" gumam Hinata
"Dimana rumah pasien itu?" Tanya Naruto
"Ikut aku" Naruto pun mengikuti Hinata dan tak lupa memayungi mereka dengan payung yang Naruto bawa. Meski percuma namun setidaknya tubuh mereka tak terlalu basah.
"Ini dia rumahnya"
Diketuknya pintu rumah tersebut dan tak lama setelah mengetuk pintu, pintu pun terbuka dan menampakkan sesosok gadis kecil berambut hitam panjang dengan mata hitam kuaci.
"Maaf menggangu. Saya dokter Hyuuga Hinata saya mendapat laporan katanya ayahmu sakit, bisa aku masuk dan memeriksanya" sang gadis mengangguk dan kemudian mempersilahkan Hinata serta Naruto masuk.
Ketika mereka berdua masuk kedalam rumah tersebut, suasana hangat pun dapat dirasakan oleh mereka berdua. Meskipun rumah tersebut terbilang kecil namun barang-barang perabotan tidaklah mempersempit rumah tersebut.
Naruto kini duduk diatas karpet usang berwarna merah pudar sementara Hinata pergi menuju kamar pasiennya. Sembari menunggu Naruto pun mengobrol bersama putra sulung di keluarga tersebut.
《《》》
"Jadi begitu ya. Kau ingin menjadi tentara sepertiku" anak tersebut pun mengangguk semangat menjawabnya
"Kalau begitu kau harus jaga kesehatan dan jangan lupa belajar yang rajin. Aku yakin suatu hari nanti kau pun akan bisa meraih cita-citamu menjadi seorang tentara sepertiku" sang anak mengangguk dan tersenyum kemudian tanpa Naruto duga anak tersebut langsung memeluknya sembari mengucapkan terima kasih.
20 menit Naruto menunggu dan dilihatnya dibalik jendela yang menembus keluar rumah terlihat hujan telah berhenti dan hanya menyisakan gerimis saja. Tak lama kemudian setelah menunggu akhirnya Hinata pun kembali dan kemudian pamit undur diri kepada sang Ibu pemilik rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Captain
AcakNaruhina Kisah cinta rumit antara seorang kapten dari salah satu kesatuan militer angkatan darat jepang dengan seorang dokter spesialis bedah. Seperti apa kisahnya? Silahkan kunjungi saja dan baca kisahnya.