Hinata merajuk
Ruangan gelap entah mengapa selalu menjadi markas bagi orang-orang dunia bawah.
Seperti halnya sekarang ini. Sekelompok orang tengah sibuk mempersiapkan sesuatu.
Meja dan kursi kini sudah dibuah melingkar dan tertata rapi.
Sepertinya mereka hendak mengadakan pertemuan penting.
Tak lama setelahnya sekelompok orang berpakaian rapi masuk kedalam ruangan gelap tersebut dan kemudian duduk disalah satu kursi.
Suasana didalam ruangan itu terlihat nampak sepi nan sunyi.
Tak ada siapapun yang hendak memulai pembicaraan. sampai pada akhirnya salah seorang pria tua berjas mulai bersuara.
"Sebentar lagi kita akan kembali berada dipuncak kejayaan. Sebagian rencana kita sudah dikerahkan. Dan sudah 80% rencana kita berhasil."
"..."
"Dan sekarang kita akan menuju pada rencana puncak kita. Rencana puncak kita adalah untuk menguasai negara ini"
prok...prok...prok...
Mereka yang berada didalam ruangan itu bertepuk tangan meriah mendengarkan ucapan pria tua yang ternyata adalah pemimpin orang-orang itu.
Pria tua itu nampak tersenyum puas dengan respon dari para anggota fraksinya.
***
Sudah tiga hari semenjak tragedi penembakan itu. Kini Naruto nampak asik dengan ponsel miliknya.Ia nampak sibuk sendiri. Ponsel miliknya itu terus ditekan-tekan dengan cukup kasar. Raut wajahnya pun nampak begitu serius. Tak jarang wajah tampan itu menampakkan ekspresi kesal.
Sampai akhirnya ia benar-benar merasa kesal hingga pada akhirnya menjatuhkan ponsel miliknya disampingnya.
Nampaknya ia tengah asik bermain game simulai peperangan. Dan sayangnya ia kalah. Bisa dilihat tulisan berhuruf kapital bertulis game over pun nampak jelas dilayar ponselnya.
"Hahahah aku menang. Kau payah kapten" seru seseorang dengan begitu gembira.
"Cih kau hanya beruntung saja" timbalnya
"Terima saja kekalahan mu itu kapten" seru seseorang lagi.
"Hee... kau juga ikut-ikutan Shikamaru"
"Tentu saja. Lagi pula memang itu kenyataanya"
"Kau memang payah kalau urusan game ya"
Sang kapten a.k.a Naruto hanya mendengus sebal dengan cibiran rekannya itu.
Ya memang jika diingat-ingat Naruto tak pernah menang jika berurusan dengan game online ini. Dan kalaupun memang itu pun sangat jarang.
Mungkin Naruto memang payah jika urusan dengan hal itu dan Naruto mengakuinya.
Ketika mereka tengah asik bermain game diponsel mereka masing-masing tiba-tiba pintu kamar rawat Naruto pun terbuka. Dan muncullah seorang dokter yang tidak lain dan tidak bukan ialah Hinata. Tunangan sekaligus calon istri dari kapten muda ini.
"Sepertinya anda sudah lebih baik ya" seru Hinata kepada Naruto
"Ya aku rasa besok aku sudah bisa pulang" sahut Naruto tanpa lepas pandang dari ponselnya.
Hinata yang merasa teracuhkan oleh tunangannya itu pun dengan perlahan mendekatinya. Dan tanpa peringatan Hinata mengambil ponsel milik tunangannya itu kemudian menyimpannya di meja nakas.
Naruto yang melihat itu hanya diam dan melongo.
'apa aku salah menjawab?' batin Naruto bertanya-tanya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Captain
RandomNaruhina Kisah cinta rumit antara seorang kapten dari salah satu kesatuan militer angkatan darat jepang dengan seorang dokter spesialis bedah. Seperti apa kisahnya? Silahkan kunjungi saja dan baca kisahnya.