Takut kehilangan
Suara sirine ambulan kini mengiringi perjalanan Naruto menuju rumah sakit. Shikamaru selaku rekan Naruto tentu saja menemani perjalanannya.
Perjalanan yang harusnya berjalan selama 15 menit kitu terasa seharian bagi mereka.
Kondisi Naruto terlihat begitu memprihatinkan. Darah terus saja keluar dari luka-lukanya. Detak jantungnya pun kian lama kian melemah.
"Ayolah bertahan sedikit lagi. Jangan kau pergi begitu saja tanpa menyelesaikan tugasmu kapten bodoh" gerutu Shikamaru pada Naruto yang tergeletak tak sadarkan diri diatas ranjang.
mobil pun melaju semakin cepat namun semakin cepat pula kondisi naruto menurun. hal itu tentu saja membuat Shikamaru tambah panik.
bunyi mesin EKG pun terus berbunyi nyaring. Entah hanya perasaan Shikamaru saja atau memang perjalanan memang terasa lama atau memang karena mereka saja yang terlalu panik jadi perjalanan jadi terasa lambat.
mobil ambulan yang membawa Naruto terus melaju kencang membelah jalanan. sopir pun berusaha secepat mungkin membawa pasien menuju temppat tujuan. mereka tidak ingin menghancurkan harapan orang - orang yang kini menuggu keselamatan dari pasien ini.
sementara itu di rumah sakit mereka mendapat kabar bahwa ada seorang pasien luka tembak tengah dibawa ke rumah sakit ini.
dan kali ini Hinata dimintai untuk ikut serta dalam penangan pasien luka tembak itu.
kini beberapa suster yang berada dibawah pengawasan Hinata tengah menunggu kedatangan pasien tersebut.
dan tak lama kemudian mobil ambulan itu datang sang supir pun turun dan memberitahukan keadaaan pasien itu kepada Hinata. sementara rekannya berlari kepintu belakang untuk membukakan pintu belakang mobil.
Hinata pun langsung segera berlari ketika sudah selesai dengan pembicaraan singkat dengan supir ambulan itu.
dan ketika pintu terbuka Hinata sangat terkejut dengan pasien yang akan ditanganinya.
Shikamaru yang mengetahui hal itu tentu saja langsung menyadarkan Hinata dari keterkejuannya.
"Hinata-san tolong keadaannya sudah pada batasnya" ujar Shikamaru pada Hinata
ranjang pasien pun diturunkan dari mobil dan tak menunggu lama lagi ranjang itu pun langsung didorong, dibawa ke ruang unit gawat darurat.
Hinata yang melihat keadaan tunangannya yang begitu memprihatinkan tentu saja sangat sedih. Namun apalah daya ia haruslah mengesampingkan hal itu. Sekarang ini yang ada dihadapannya adalah pasiennya. Pasien yang harus segera ditangani karna ia tahu bahwa disana ada keluarganya,kerabatnya, rekannya serta dirinya sebagai orang terkasihnya lah yang menunggu.
ketika mereka sampai segala alat segera mereka pasangkan. Hinata pun segera bergerak cepat untuk penindakan.
sudah hampir 15 menit yang lalu namun masih belum juga menampakan hasil yang diharapkan.
"dokter Hinata...." teriak salah seorang perawat ke arah Hinata
Hinata pun melirik sebentar kearah perawat itu sebum akhirnya kembali fokus dengan pekerjaan yang ada didepannya itu.
"tolong lihat dulu sebentar Hinata-san" ujar perawat itu sembari menyodorkan selembar hasil x-ray pada Hinata.
" ini-"
"hasil x-ray Namiaze-san"
Hinata benar-benar terkejut sekarang. hasil x-ray yang diminta Hinata beberapa saat yang lalu kini sudah sampai ditangannya. Dan hasilnya begitu membuat hati Hinata dibuat gundah gulana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Captain
RastgeleNaruhina Kisah cinta rumit antara seorang kapten dari salah satu kesatuan militer angkatan darat jepang dengan seorang dokter spesialis bedah. Seperti apa kisahnya? Silahkan kunjungi saja dan baca kisahnya.