Kau!!!
Sudah lima hari Hinata berada di tempat ini. Dimanakah ia? Hinata sekarang ini sedang di turki bersama dengan rekannya yang lain. Dan Hinata kali ini kembali ditugaskan sebagai anggota relawan disana.
Sebelumnya lima hari yang lalu saat Hinata masih berada di jepang tepatnya dirumah sakit tempat Hinata bekerja Hinata dipilih sebagai wakil dari rumah sakit untuk menjadi relawan di turki.
Dan Hinata pun menyanggupinya. Dan disinilah Hinata sekarang. Duduk manis disalah satu kursi taman didekat posko khusus para relawan.
"Akhirnya aku bisa sedikit menghirup udara segar" ujar Hinata pada angin.
Pikiran Hinata pun melayang entah kemana. Dan Hinata pun baru sadar akan suatu hal. Yakni kepergian calon tunangannya.
Tak terasa waktu bergulir begitu cepat dan lusa adalah 40 hari kematian sang Kapten.
Masih membekas diingatan Hinata bagaimana pelukan hangat yang Naruto berikan terakhir kalinya sebelum pergi ke Palestina.
Rasa hangat ketika tubuh tegap itu mendekapmu dengan begitu erat namun lembut. Bisikan tentang bahwa ia akan kembali dengan selamat tanpa luka membuat Hinata sedikit lega mendengarnya. Ya meski bisikan janji itu kini hanyalah masa lalu yang harus Hinata lupakan.
Hahh... terlalu banyak kenangan sampai-sampai Hinata bingung mana yang harus dilupakan dan mana yang harus terus diingat.
Diraihnya ponsel pintar yang Hinata letakan didalam saku rok yang dikenakannya.
Setelah ponsel tersebut diraihnya, Hinata pun kemudian menyalakan ponsel itu dan setelah menyala dipilihnya ikon berbentuk surat itu.
Hinata kemudian menscroll dilayar ponselnya mencari salah satu pesan dengan Id penerima orang yang dirindukannya. Siapa lagi bila bukan si kapten Namikaze.
Diketiknya beberapa kata dalam pesan tersebut. Dan entah sudah sejak kapan hal ini berlangsung tapi Hinata cukup menyukainya.
Meski Hinata tau bahwa hal ini sia-sia karna sang penerima pesan kini sudah menyatu dengan alam. Namun bagi Hinata ini hanyalah salah satu obat pelepas rindunya.
Setelah selesai tak lupa Hinata mengirim pesan tersebut dengan menekan ikon bertuliskan 'Send'.
Merasa bahwa istirahat yang Hinata butuhkan sudah lebih dari cukup Hinata pun kembali ke posko untuk melakukan tugasnya.
*@*@*
Hari ini adalah hari mengenang 40 hari kepergian kekasih sekaligus tambatan hatinya.
Meja berisi buah, sake, kemenyan dan lain sebagainya sudah siap untuk upacara peringatan hari kematian orang terkasihnya.
"Sudah siap" seru Hinata
"Oh Hinata-chan kau ada disini rupanya. Eh, sesajen?"
"Shizune-san, ah iya hehehe"
Shizune. Seorang dokter dari Rumah sakit Senju. Murid sekaligus tangan kanan Senju Tsunade, seorang dokter spesialis bedah paling hebat di Jepang.
Betapa beruntungnya Hinata bisa bertemu dengan murid dari seorang dokter terkenal macam dokter Senju.
"Apa ia keluargamu?" Tanya Shizune.
"Ahh ia calon tunanganku" jawab Hinata
"Wah pasti berat ya. Kuatkanlah dirimu Hinata-chan sekarang ia sudah tenang di alam sana" ucap Shizune penuh perihatin.
"Iya. Ohh ada perlu apa Shizune-san mencariku?" Shizune hanya tersenyum dan kemudian merangkul pundak Hinata.
"Apa daftar obat yang kemari sudah kau selesaikan? Aku ingin mengecek data itu kembali" ujar Shizune dengan santainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Captain
RandomNaruhina Kisah cinta rumit antara seorang kapten dari salah satu kesatuan militer angkatan darat jepang dengan seorang dokter spesialis bedah. Seperti apa kisahnya? Silahkan kunjungi saja dan baca kisahnya.