fifty-three

353 39 6
                                    

Menyelamatkanmu

Situasi nampak semakin runyam. Waktu mereka semakin menipis. Dan mereka baru menjalankan misi mereka hanya beberapa persen saja.

Hal ini tentu saja membuat Naruto bersama rekannya yang lain kelabakan.

Sekarang hal yang harus Mengejar waktu 10 menit yang tentu itu adalah hal yang mustahil bagi mereka untuk menuntaskannya.

Ingat gedung yang sedang mereka garap ini adalah gedung dengan 20 lantai dan mungkin puluhan ruangan. Mereka mana bisa menyelesaikannya tepat waktunya.

Meskipun ini adalah hal yang sangat mustahil tapi mereka juga tak bisa membiarkan orang-orang yang tidak bersalah ikut menjadi korban kekejaman para manusia biadab itu.

Biarlah mereka yang berkorban akan tetapi setidaknya mereka yang menjadi Sandra bisa selamat.

'apakah kali ini adalah akhirnya? Jika memang iya, mungkin kali ini aku akan benar-benar mengingkari janjiku lagi. Dan jika aku bisa keluar dengan selamat maka aku akan sangat bersyukur kepadamu kami-sama. Oleh karena itu bantulah umatmu ini' batin Naruto sembari menutup kedua matanya erat-erat.

Dengan gerak cepat mereka kembali menelusuri setiap ruang setiap sudut di setiap lantai gedung. mereka jelas tak ingin membuat kesalahan sekecil apapun yang bisa berakibat fatal. Baik bagi mereka sendiri ataupun bagi yang lainnya.

***

Dilain tempat di salah satu lantai tempat para sandra berkumpul terlihat begitu mencekam. Apalagi dengan beberapa tubuh yang tergeletak entah masih bernyawa atau tidak.

Atmosfir udara yang seharusnya dingin karena adanya pendingin ruangan pun menjadi tidak berguna. Bukan karena apapun. Para penjahat itu ternyata dengan sengaja mematikan pendingin ruangan tersebut. Alhasil banyak sekali orang yang mulai dehidrasi akibat kepanasan.

Dan hal itu pula yang dirasakan oleh Hinata sendiri. Dirinya hanya bisa meneguk ludahnya sendiri demi mengurangi rasa hausnya walaupun ia sendiri pun tahu bahwa itu tidaklah berguna.

"sampai kapan kita akan berada disini bersama para tikus-tikus menyedihkan ini. Aku sudah mulai bosan dengan hal ini." ucap salah seorang teroris kepada rekannya yang lain.

"Diamlah jika kau tak ingin peluru milik bos bersemayam didalam kepalamu" sahutnya dengan nada dinginnya.

Pria yang tadi berbicara pun hanya mendengus kesal mendapat jawaban yang dirasanya kurang menyenangkan itu.

"bagaimana jika kita mencicipi salah satu dari mereka. Bukankah akan menyenangkan jika kita bermain sebentar dengan mereka. Aku rasa bos pun tidak akan masalah dengan hal itu."

"idemu cukup membuatku tertarik juga rupanya"

Mendengar hal itu tentu saja Hinata bersama dengan yang lainnya semakin was-was. Dan sialnya mereka menarik Hinata untuk berdiri dan pergi mengikuti mereka.

Hinata tentu saja menolaknya dengan keras. Bahkan Hiashi pun sampai berdiri dan berniat untuk menyelamatkan putri tersayangnya.

"jangan memberontak. Dan kau pria tua(mengacungkan senapannya kepada Hiashi) jangan ikut campur atau kau akan melihat benda cair berwarna merah keluar dari kepala gadis manis ini" ucapnya dengan nada mengancam.

Akan tetapi ketika mereka hendak membawa Hinata menjauh dari kerumunan para sandra itu sebuah laser merah nampak mendidik kearah para teroris tersebut.

"turunkan senjata kalian. Ini peringatan. Sekali lagi turunkan senjata kalian!!" teriak seseorang kepada para teroris tersebut.

Mendengar hal itu tentu saja membuat mereka menolehkan kepala mereka. mencari siapkah gerangan orang yang berani mengancam mereka.

Dan ketika mencari asal suara tersebut mereka menemukan tiga orang berpakaian militer hitam lengkap dengan senjata. Wajah mereka tertutupi oleh masker yang mereka gunakan. Hanya mata mereka saja yang terlihat jelas oleh para teroris itu.

My Boyfriend Is Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang