fifty-five

465 36 2
                                    

Happy ending

Lima tahun kemudian.

"Kaachan...Touchan memakan Snack punyaku" teriak seorang anak kecil yang mengadu kepada ibunya.

"Anata... Berhenti menjahili putramu sendiri" teriak wanita yang kini tengah sibuk dengan acara memasak makan siang mereka

Lelaki yang diteriaki oleh istrinya itu hanya terkekeh menanggapinya.

"Mengadu heh..." Ejek sang lelaki kepada putra kecilnya tersebut.

Anak laki-laki itu pun hanya menjulurkan lidahnya mengejek kepada lelaki dewasa yang ternyata adalah ayahnya itu.

Bosan menjahili putranya sendiri lelaki pun memilih beranjak dan pergi menemui istrinya yang kini masih sibuk dengan dapur.

"sudah kita pesan saja ya. Aku tak ingin kau kelelahan. Ya hime" ujar lelaki tersebut kepada istrinya tersebut.

"Aku hanya memasak bukan pergi berperang. Lagi pula ini lebih sehat dari pada beli diluar bukan" sahut istrinya itu

"kalau begitu bagaimana jika kita memperkerjakan seseorang saja untuk mengurus rumah. Setidaknya itu bisa membantumu bukan." sarannya

"aku masih kuat. Jadi jangan terlalu khawatir."

Sang lelaki pun hanya bisa menghela napas menanggapi jawaban dari pada wanita tercintanya itu.

"Baiklah. Jika begitu. Tapi tolong untuk masalah kita memperkerjakan seseorang itu jangan ditolak. Aku tak tahu kapan aku akan dipindah tugaskan lagi. Aku tak ingin meninggalkanmu sendirian di rumah"

"ya akan aku pikirkan nanti"

Si lelaki hanya mengangguk saja mendengarnya. Ya, ia harap istrinya ini tidak kembali menolak sarannya yang satu ini.

"Sudah lebih baik sekarang kita makan siang dulu. Bisa tolong panggilkan Boruto anata" pintanya.

"perintah dimengerti komandan"

Usai meminta sang suami untuk memanggil putra kecilnya sang wanita a.k.a Hinata pun kini nampak sibuk memindahkan beberapa hidangan makan siang mereka ke meja makan yang tak jauh dari sana.

Acara makan siang pun kini tengah nampak hikmat kelihatannya. Ya, walau terkadang sedikit diselingi dengan keributan antara dua orang lelaki di rumah tersebut. Siapa lagi jika bukan Namikaze Naruto bersama putranya Namikaze Boruto.

Meskipun terkadang mereka selalu meributkan hal-hal sepele namun jangan salah mereka itu sangat-sangat lengket hingga susah dipisahkan.

Pernah di suatu waktu Naruto tiba-tiba mendapat misi kemanusiaan yang sayang harus meninggalkan keluarga kecilnya itu dalam waktu cukup lama. Hal yang membuat Hinata gemas adalah bagaimana putranya itu mencegah ayahnya untuk pergi.

Putranya sampai rela berniat masuk kedalam tas besar milik ayahnya. Walaupun akhirnya gagal tapi hal itu tentu saja menjadi memori indah yang tak akan Hinata dan Naruto lupakan.

"Touchan kapan kita main ke rumah Minato-jiichan dan Kushina-baachan?" tanya Boruto kepada Naruto

"Hmm? memangnya kau mau apa kerumah jiichan dan baachan? mereka belum pulang dari luar negri" sahut Naruto

"bachan dan jichan bagaimana. mereka kan tidak pergi keluar negri."

"ya mereka memang tidak pergi keluar negri tapi mereka sedang sibuk sekarang. Jadi mereka tak bisa ikut main denganmu Boruto"

"mainnya sama hiashi-jiichan saja ya. ah, Hanabi-bachan juga ada."

"euh, tapi Boru mau main sama Minato-jiichan sama Kushina-baachan"

My Boyfriend Is Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang