Hal yang sebenarnya.
Hinata benar-benar sangat bahagia. Bagaimana tidak orang yang kau atau bahkan semua orang anggap bahwa kekasihnya, pujaan hatinya, dunianya ini sudah tiada. Sungguh ini benar-benar membuat Hinata senang bukan kepalang.
Setelah sekian lama Hinata dirundung perasaan sedih dan hari ini perasaan sedih serta kehilangan itu sirna begitu saja.
Saking bahagianya Hinata sampai lupa bahwa waktu itu dirinya juga ikut ke acara pemakaman kekasihnya ini.
Dan ketika Hinata sadar Hinata pun langsung terdiam. Raut wajahnya seketika berubah penuh selidik kearah kekasihnya a.k.a Naruto.
Naruto yang ditatap penuh selidik seperti itu tentu saja bingung.
'Apa ada yang salah?'
"Apa kau ini hantu? Tapi ke-kenapa tubuhmu menapak ditanah?" Tanya Hinata kepada Naruto.
"Eh?"
Naruto dibuat terdiam seribu bahasa ketika melihat wanitanya ini menanyakan kebenaran tentang keadaannya yang memang terdengar nyeleneh. Naruto tak habis pikir. Apakah dirinya terlalu lama hingga akhirnya membuat kekasihnya ini berpikiran seperti itu? entahlah.
Ketika Hinata sibuk merancau tak jelas ponsel Hinata pun berdering. Sontak saja Hinata berhenti dan kemudian mengangkat panggilan tersebut.
Layar ponsel Hinata pun berubah menjadi penuh dengan gambar si penelpon yang tak lain adalah calon mertuanya.
"Hinata-chan apa kamu sudah mendengarnya? Dia masih hidup nak dia selamat" seru Kushina penuh dengan kegembiraan.
"Ja-jadi ini bukan kebohongankan. Naruto-kun, Naruto-kun memang masih hidup? Berarti sekarang ini-"
"Iya Hinata-chan. Naruto selamat, ia masih Hidup nak"
Air mata pun kembali terjatuh begitu pula dengan ponsel yang Hinata genggam pun seketika ikut terjatuh. Dan sekali lagi Hinata menabrakkan tubuhnya kedalam pelukkan hangat itu. Menangis meraung sembari memeluk erat dan memanggil namanya.
"Hinata-chan? Hinata-chan? Nak kau baik-baik saja?"
Diraihnya kembali ponsel tersebut dan kemudian Hinata pun memfokuskan dirinya bersama Naruto di video call tersebut.
"Oh astaga. Naru!!"
"Hehehee... konichiwa kaachan"
"Minato!!! Naruto, Naruto putra kita-"
"Ohh Naruto, syukurlah kau baik-baik saja nak. Kami benar-benar mencemaskanmu"
"Hehehe... maaf sepertinya aku benar-benar sudah membuat keributan ya"
Dilihatnya sang ayah yang tersenyum menanggapi ucapan putranyabyanh satu ini.
"Naruto kau baik-baik saja nak? kaasan merindukkanmu"
"Aku baik. Maaf sebelumnya aku hanya memberi kabar berupa pesan singkat saja. Setelah urusan disini selesai aku akan segera pulang. jadi, kaasan bersama yang lainnya tak perlu cemas."
"Kami menunggumu nak"
"Iya"
"Kalau begitu sudah dulu ya, kaasan ada urusan setelah ini"
"Ya baiklah"
Tak lama setelah itu panggilan pun terputus. Hinata pun kemudian meletakan ponselnya kembali keatas meja kecil yang terletak tak terlalu jauh dari tempat duduknya.
"Jadi bagaimana? Apa kau masih menganggap calon tunanganmu ini sebagai hantu yang bergentayangan?" Tanya Naruto dengan nada meledeknya.
Wajah Hinata pun berubah menjadi merah merona. Entah ia malu atau marah yang jelas wajahnya begitu merah bahkan sampai menjalar ke kedua telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Captain
AcakNaruhina Kisah cinta rumit antara seorang kapten dari salah satu kesatuan militer angkatan darat jepang dengan seorang dokter spesialis bedah. Seperti apa kisahnya? Silahkan kunjungi saja dan baca kisahnya.