fourty three

1.1K 140 20
                                    

Mimpi buruk

Merah semua yang dilihat oleh mata Hinata adalah merah.

Langit berwarna merah pekat layaknya darah. Bahkan saking merahnya seluruh pemandangan pun berwarna merah. Hal ini tentu saja membuat Hinata takut.

Dengan langkah pelan Hinata berusaha menyusuri tempat tersebut. Sampai akhirnya Hinata melihat Naruto yang tengah berdiri membelakanginya tak jauh dari posisi tempat Hinata berdiri.

"Ahh Naruto-kun"

Hinata pun berlari menghampiri Naruto. Namun ketika Hinata menepuk pundak Naruto seketika tubuh tegap itu roboh dan bersandar sepenuhnya pada Hinata.

Darah pun kini sudah membasahi pakaian putih yang Hinata kenakan. Awalnya Hinata masihlah belum sadar dengan keadaan itu. Sampai akhirnya tubuh itu semakin merosot kebawah barulah Hinata sadar bahwa kekasih sekaligus tunangannya itu dalam keadaan tidaklah baik-baik saja.

Ditepuk-tepuknya pipi bergaris Naruto dengan sedikit kencang guna menyadarkan pemuda berambut pirang tersebut.

Namun tak ada sedikitpun respon yang Hinata dapatkan dari cara tersebut. Hingga akhirnya dengan keras Hinata mengguncang tubuh Naruto.

Darah Naruto kini sudah berubah menjadi kubangan berwarna merah pekat dibawah tubuh mereka berdua.

"Naruto-kun buka matamu. Kau mendengarku. Tolong buka matamu. Aku mohon Naruto-kun!!" Teriak Hinata histeris.

***
"NARUTO-KUN!!!"

Dengan kencang seseorang membuka pintu asal suara teriakan tersebut.

"Hinata-neesama ada apa?" Tanya orang itu sembari menepuk pipi Hinata lembut.

Sontak Hinata pun terbangun dari tidurnya. Dengan keringat dingin yang bercucuran dan disusul dengan air mata yang ikut keluar dari matanya.

"Hinata-neesama apa yang terjadi. Kenapa kau menangis?"

Sadar bahwa ada orang lain di kamarnya Hinata pun langsung melirik ke arah orang itu.

"Hanabi" seru Hinata lirih

Hanabi yang begitu khawatir dengan keadaan kakaknya pun dengan lembut mengelus punggung kecil Hinata.

"Oneesama apa yang terjadi. Ceritakanlah. Setidaknya aku bisa meringankan sedikit kecemasanmu" ujar Hanabi lembut.

Hinata yang awalnya ragu pun kemudian menceritakan apa yang dimimpikan bolehnya tadi.

"Neesama tak usah merasa risau. Lagi pula itu hanya mimpi. Aku yakin Naruto-niisama pasti akan selalu baik-baik saja" ujar Hanabi

"Tapi Hanabi-"

"Sudah sekarang lebih baik neesama tidur lagi. Besok kau harus berangkat ke rumah sakit lagi kan"

Hinata pun tak bisa mengelak hingga akhirnya memilih mengalah dan kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk itu.

~~~

Keesokan harinya Hinata kembali bekerja seperti biasanya. Namun meski begitu Hinata masih terus terpikirkan dengan mimpi buruknya semalam.

Apakah itu sebuah pertanda akan adanya hal buruk yang akan terjadi atau hanya sekedar mimpi belaka seperti apa yang dikatakan oleh adik perempuannya Hanabi.

Yang jelas sekarang Hinata masih ketakukan jika mengingat mimpi itu kembali.

Hinata terus berjalan hingga tak sadar bahwa orang yang sedang dilamunkannya tengah berdiri membelakanginya.

My Boyfriend Is Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang