Jennie membuka matanya perlahan. Ia mengerjap sesaat, dan kemudian memicingkan matanya karena sinar matahari yang menyusup melewati jendela kamarnya cukup membuat silau. Ia pun sedikit mendongakkan kepala, dan mendapati kalau sedari tadi, bahkan mungkin semalaman, ia menggunakan dada Lisa sebagai bantalan kepalanya.
Bukannya beranjak dari tempat tidur, Jennie malah kembali meletakkan kepalanya ke dada Lisa, dan mengeratkan sebelah tangannya yang masih melingkar di perut Lisa. Ia membenamkan wajahnya ke leher Lisa, dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh kesukaannya itu. Lisa mengerang pelan. Ia terlihat memalingkan wajahnya dengan mata yang masih terpejam. Jennie pun mengulum senyumnya. Lisa terlihat menggemaskan ketika tidurnya terganggu.
Jennie menatap lekat-lekat wajah Lisa yang masih tertidur nyenyak. Ia kembali tersenyum dan mendaratkan kecupan-kecupan ringan di leher Lisa. Lisa mulai terlihat terganggu.
"J..." Lisa berbisik dengan suara serak dan mata yang masih terpejam.
"Hhmm?" Jennie nampak acuh dan terus saja mencium setiap sudut leher Lisa.
"Aku masih mengantuk..." ucap Lisa sambil mengeratkan lengannya ke tubuh Jennie.
"Kalau begitu tidurlah lagi..." Jennie tersenyum sekilas.
"Bagaimana aku bisa tidur kalau kau terus menciumi leherku, huh?" gumam Lisa. Jennie langsung menghentikan kecupannya.
"Kau tidak suka?" Jennie mendongakkan wajahnya. "Baiklah kalau begitu..." ia pun langsung berusaha bangkit dari tempat tidurnya, namun dengan cepat Lisa meraih pundak Jennie, membuat tubuh mungil itu roboh diatas tubuh Lisa. "Yaaa..." suara rendah Jennie terdengar sedikit menakutkan, ditambah dengan tatapan tajam yang tertuju langsung pada wajah Lisa.
Tapi, Lisa malah semakin mempererat pelukannya. Ia pun sedikit membuka matanya dan tersenyum meledek. "Kau mau kemana?" bisik Lisa. Bukannya menjawab, Jennie malah meronta. Lisa pun terkekeh. Sekuat tenaga ia berusaha mengunci tubuh Jennie untuk tetap berada di dalam pelukannya. Damn... wanita ini benar-benar mempunyai tenaga yang besar.
Sekalipun Jennie terbilang mempunyai tenaga yang besar, pada kenyataannya ia adalah wanita yang enggan untuk terlalu kelelahan karena sesuatu hal yang percuma. Bahkan ia memilih yoga, flying yoga atau pilates untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Yap... ia bahkan merasa berolahraga seperti gym, apalagi olahraga-olahraga lainnya yang menguras keringat merupakan sesuatu hal yang percuma. Kesibukannya, apalagi pekerjaan-pekerjaan yang selalu diberikan Appa atau Eomma-nya sudah cukup membuatnya lelah. Dan saat ini, dengan cepat Jennie akhirnya menyerah untuk memberontak, dan merebahkan tubuhnya pasrah di dalam pelukan Lisa. Percuma ia meronta, lengan Lisa terlalu panjang dan mengunci pergerakannya dengan sempurna. Ditambah, sekalipun Jennie mempunyai tenaga yang besar, percayalah... Lisa tetap lebih kuat darinya.
"Menyebalkan..." gumam Jennie sambil memukul dada Lisa. Lisa hanya tertawa dan mengecup puncak kepala Jennie cukup lama.
"Kau sudah mengganggu tidurku ..." ucap Lisa yang kini tengah membelai lembut rambut panjang Jennie. Jennie mendongakkan kepalanya dan mengernyitkan dahi mendengar ucapan Lisa.
"Lalu?" Jennie terdengar menantang. Lisa tersenyum begitu manis. Matanya yang masih terlihat mengantuk menatapnya dengan penuh kasih sayang. Sebelah tangannya langsung meraih kepala Jennie, mengusapnya perlahan dan kembali membawa tubuh Jennie ke dalam rengkuhannya.
"Sepuluh menit... biarkan seperti ini dulu selama sepuluh menit, J..."
***
Sudah sepuluh menit, bahkan lebih. Namun posisi Jennie dan Lisa masih sama. Bahkan keduanya terlihat enggan untuk melepaskan dekapan masing-masing. Jantung Lisa yang berdegup dengan sangat tenang seperti alunan musik, serasa menina-bobokan Jennie. Wangi rambut dan tubuh Jennie pun sudah seperti aroma therapy yang membuat Lisa kesulitan untuk membuka matanya. Tenang. Damai. Baik Lisa, maupun Jennie seolah tak ingin cepat-cepat melepaskan moment yang sederhana, namun berarti bagi mereka ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH YOU - STAY Season 2
RandomJika hanya denganmu aku menemukan kebahagiaan, maka aku hanya membutuhkanmu. Jika hanya denganmu aku menemukan kesempurnaan di hidupku, maka aku hanya menginginkanmu. Jika kamu adalah duniaku, maka hati ini, hidup ini, hanya milikmu... Sampai kapanp...