13. HEART WON'T LIE

15.3K 1K 171
                                    

Jennie mengerjapkan matanya perlahan. Sesekali ia kembali memejamkan matanya rapat-rapat untuk benar-benar mendapatkan kembali kesadarannya selepas tidur panjangnya semalam. Setelah matanya dapat melihat dengan jelas langit-langit Yurt, Jennie menolehkan wajahnya ke samping. Ia benar-benar terkejut ketika mendapati wajah Lisa berada begitu dekat dengannya. Wanita itu masih memejamkan mata dengan posisi tubuh tengkurap. Jennie hampir tertawa ketika mendengar suara dengkuran cukup keras keluar dari mulut Lisa yang sedikit terbuka. Sepertinya ia benar-benar kelelahan.

Wajah Lisa ketika tidur begitu menggemaskan di mata Jennie. Wajahnya polos seperti bayi. Apa yang sedang kau lakukan di mimpimu, huh? Jennie langsung mengubah posisinya seperti Lisa. Tubuhnya bertumpu dengan kedua lengan yang ia tekuk diatas ranjang. Ia menengkurapkan tubuhnya dan kembali mengamati wajah Lisa. Kulit yang putih dan bersih, bulu mata yang lentik, hidung yang bangir, bibir yang tebal, harus Jennie akui, bare face Lisa terlihat lebih menarik daripada ketika wajahnya menggunakan make-up.

"Kenapa begitu menggemaskan, Manoban?" bisik Jennie dengan kedua mata yang tak terlepas dari wajah Lisa. Jennie menyunggingkan senyuman manis di wajahnya. Entahlah, ada perasaan aneh ketika melihat keberadaan wanita disampingnya ini ketika ia bangun dari tidurnya tadi. Perasaan aneh yang membuat dadanya terasa hangat, dan jantungnya berdebar tak menentu. Lucunya, Jennie malah menyukai perasaan aneh ini. Ia bahkan merasa tak bosan jika harus terus memandangi wajah wanita ini.

Cukup lama Jennie memandangi wajah tidur Lisa yang terlihat begitu damai. Sampai akhirnya Jennie memutuskan segera beranjak dari ranjangnya dan mandi.

Lisa, yang sebenarnya sudah dari tadi terbangun dari tidurnya, langsung membuka matanya tak percaya ketika Jennie sudah berada di dalam kamar mandi. Apa-apaan itu tadi? Batin Lisa tak percaya. Nafasnya mulai memburu, bahkan jantungnya sudah berdetak tak karuan. Panas dingin. Entahlah. Tubuhnya saat ini benar-benar terasa kacau.

Tanpa perlu melihatnya secara langsung, Lisa tahu kalau sedari tadi diam-diam Jennie menatap wajahnya saat tidur, belum lagi bisikan yang dilontarkan Jennie. Kenapa dia melakukan itu? Begitu menggemaskan? Jiisshhttt Jennie Kim... apa maksudnya? Otak Lisa langsung penuh dengan begitu banyak pertanyaan. Lisa langsung beranjak dari tidurnya dan mengacak-acak rambutnya frustasi. Yaaiisshhh Lalisaaa... hentikan hentikan hentikan!!! Haiiisshhttt... tapi bagaimana cara menghentikannya???

Lisa melemparkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Kalau dibiarkan seperti ini, ia bisa canggung ketika melihat Jennie. Sedangkan ia tidak mau sampai Jennie tahu kalau ia berpura-pura tidur dan menyadari sikap Jennie padanya tadi. Park Chaeyoung!!! Lisa langsung meraih hoodie-nya yang tersampir di sandaran sofa, dan segera berlari ke Yurt Chaeyoung dan Jisoo.

Lisa berlari dengan panik. Ia langsung mengetuk pintu Yurt Chaeyoung dan Jisoo dengan cukup brutal. Setelah mengetuk cukup lama, pintu Yurt itu akhirnya terbuka dan Chaeyoung menyambutnya dengan wajah yang kusut. Matanya menyipit dan sebelah tangannya menggaruk-garuk kepalanya.

"Park Chaeyoung, aku lapar!!! Temani aku sarapan!!!" seru Lisa tanpa basa-basi. Chaeyoung yang sepertinya baru saja bangun dari tidurnya malah mengerang dengan wajah malas.

"Yaa Lalisa... apa kau mabuk?? Mintalah pelayan untuk membawakan sarapan ke kamar. Makanlah sendiri dan jangan ganggu aku..." jawab Chaeyoung dengan suara serak khasnya selepas bangun tidur.

"Aku tidak mabuk!! Dan kau harus menemaniku sarapan!!" Lisa mengabaikan ucapan Chaeyoung dan tetap bersikeras. Chaeyoung mengernyitkan dahinya kesal.

"Yaaa!!! Bukankah ada Jennie??? Sarapanlah dengan Jennie!!!" Chaeyoung menjawab dengan jengah. Ia bahkan langsung mencoba menutup kembali pintu Yurt-nya. Tapi kedua tangan Lisa menahan pintu itu. Ia menatap tajam kearah Chaeyoung.

STAY WITH YOU - STAY Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang