"Soojung eonni yang memberitahuku, J..."
"Oh..." hanya itu komentar yang keluar dari mulut Jennie. Sadar mood kekasihnya langsung memburuk, dengan satu tangannya, Lisa meraih dagu Jennie dan mengangkat wajah Jennie kearahnya.
"Hei..." bisik Lisa dengan senyum menggoda.
"Hhmm..." Jennie menyahut dengan malas. Ia bahkan sampai memalingkan wajahnya, enggan menatap kedua mata Lisa.
"Baby..." Lisa kembali menarik dagu Jennie untuk menghadap kearahnya. Tapi tiba-tiba saja Jennie menegakkan tubuhnya dan menatap Lisa dengan wajah begitu serius, membuat Lisa merasa sedikit gugup.
"Ada sesuatu yang ingin aku ceritakan padamu..." ucap Jennie. Mata Lisa mengerjap cepat. Jennie tidak sedang kesambet, kan?
"Oh... uumm... ne..." Lisa mengangguk gugup. "Memangnya kau mau cerita apa?"
Jennie tidak langsung berbicara. Ia malah beranjak dari tempat tidur Lisa, dan duduk di pinggir ranjang dengan posisi tubuh yang mengarah pada Lisa. Jennie meraih satu tangan Lisa, menggenggamnya begitu erat, sambil sesekali mengusap punggung tangan lebar itu.
"Tapi berjanjilah sebelumnya, kau akan mendengarkan seluruh ceritaku sampai selesai. Jangan memotong ceritaku. Jangan bereaksi seketika. Cerna baik-baik cerita ini, jangan sampai kau salah menanggapi cerita ini. Arraseo?"
Lisa malah mengernyitkan dahinya bingung. "Kenapa banyak sekali syaratnya?" tanya Lisa bingung.
"Karena aku yakin kau pasti tidak akan suka cerita ini, Lili..." jawaban Jennie ini tentu saja semakin membuat Lisa penasaran.
"Apakah begitu buruk?"
Jennie menggeleng dan memainkan jemari Lisa. "Tidak begitu... lagipula aku sudah membereskan semuanya." Jennie kembali menatap Lisa, memberikan senyuman lebar yang malah membuat kekasihnya ini semakin kebingungan.
"Oke... kau benar-benar membuatku penasaran..."
"Sebenarnya... aku sedang mempersiapkan perusahaan baru..."
"Waow... that's great, Baby..." sela Lisa dengan wajah begitu antusias.
"Lili..." Jennie menyipitkan matanya, mengingatkan kekasihnya untuk tidak menyela ceritanya.
"Owh sorry, Baby..." jawab Lisa dengan cengiran bodohnya. Jennie pun hanya menggeleng pelan.
"Aku lanjutkan?" tanya Jennie sambil mengangkat satu alisnya. Lisa masih tersenyum tanpa dosa dan mengangguk cepat.
Jennie akhirnya kembali melanjutkan ceritanya. Jennie menceritakan semuanya dari awal; rencananya mendirikan perusahaan induk untuk Appa-nya, namanya yang kini memegang saham terbesar di AmorePacific Corporation, juga rencana perjodohan dengan Jongin yang dicetuskan oleh Jiyong, yang membuatnya membatalkan rencana perusahaan induk itu dan pada akhirnya mengubahnya dengan rencana mendirikan perusahaan sendiri.
Lisa memang sedari tadi berusaha untuk diam dan terus menyimak seluruh cerita Jennie sampai selesai, sekalipun sebenarnya sudah sedari tadi pula ia menahan dirinya untuk tidak berkomentar. Perasaan Lisa benar-benar campur aduk saat ini. Rasa bangga, rasa kesal, seolah menjadi satu dan membuat sesak di dadanya.
Satu sisi Lisa merasa bangga mendengar pencapaian Jennie. AmorePacific Corporation termasuk perusahaan kecantikan yang sangat besar di Korea Selatan. Harga sahamnya pun terhitung tinggi, sekalipun perusahaan itu sedang dilanda masalah yang cukup berat. Dan Jennie dapat dengan mudahnya menanam saham terbesar di perusahaan itu? Tapi, yang membuatnya kesal adalah ketika ia mendengar bahwa Jiyong menjodohkan kekasihnya ini dengan Jongin.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH YOU - STAY Season 2
AcakJika hanya denganmu aku menemukan kebahagiaan, maka aku hanya membutuhkanmu. Jika hanya denganmu aku menemukan kesempurnaan di hidupku, maka aku hanya menginginkanmu. Jika kamu adalah duniaku, maka hati ini, hidup ini, hanya milikmu... Sampai kapanp...