Lisa terus saja menyunggingkan senyuman lebarnya malam ini. Jennie sudah duduk di sampingnya, dengan rambut hitamnya yang tergerai begitu indah. Jennie terlihat begitu menggemaskan karena make up tipisnya, kaos putih Celine, Loewe cropped jacket jeans, celana joggers Champions dan backpack CHANEL diatas pangkuannya.
"Perhatikan jalan, Manoban..." sindir Jennie. Ia tahu, sedari tadi Lisa terus saja mencuri pandang kearahnya. Lisa hanya terkekeh dan kembali fokus melajukan mobilnya.
"Hei... bagaimana kalau kita makan malam diluar?" tanya Lisa sambil mengangkat kedua alisnya. Jennie menoleh dan mengernyitkan dahinya.
"Kau yakin?" Jennie balik bertanya. Ia sudah menyiapkan diri untuk memasak malam ini, tapi, ia juga tidak keberatan jika harus makan malam diluar. Tapi, adakah tempat aman untuk mereka bisa menikmati makan malam berdua?
"Tentu saja... aku takut kau bosan." Jawab Lisa. Lisa sedikit tidak enak hati melihat kekasihnya ini terus saja mendatangi apartmentnya. Jennie memang tidak pernah mengeluh bosan, tapi tetap saja, Lisa ingin mengajak Jennie menikmati suasana baru.
"Aku tidak pernah bosan bersamamu, Li..."
Lisa tersenyum. Ia mengulurkan sebelah tangannya dan meraih tangan Jennie.
"Aku tahu..." jawab Lisa yang mengeratkan genggaman tangannya pada Jennie. Jennie pun balik menatap Lisa dan tersenyum dengan begitu menggemaskan. "Eemm... bagaimana kalau kita ke Grand Hyatt?" Jennie malah mengernyitkan dahinya.
"Grand Hyatt? Kau tahu kan kalau hotel itu cukup ramai?" protes Jennie. Lisa terkekeh. Ia tahu, saat ini Jennie pasti sangat berhati-hati agar publik tidak tahu tentang hubungan mereka. Demi Lisa, juga demi dirinya sendiri.
"Tenang, J..." jawab Lisa sambil meraih pipi Jennie dan mengusapnya pelan dengan ibu jarinya. "Aku mengenal General Manager disana, juga beberapa bawahannya. Aku bisa minta mereka menutup sementara restorannya untuk kita..."
"No... tidak usah sampai seperti itu, Li." Tolak Jennie cepat. "Kita makan saja di apartmentmu, aku akan memasak..." bukannya menjawab ucapan Jennie, Lisa malah tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia mengeluarkan handphone dari kantung jaketnya dan menaruhnya di dekat tongkat persneling. Setelahnya, ia meraih airpods dan memasangnya di satu telinganya.
"Tolong carikan nama Andrew Oh, baby..." ucap Lisa sambil menyerahkan handphonenya ke Jennie. Jennie mengernyitkan dahinya, tapi ia menuruti apa yang dikatakan oleh Lisa. "Kalau sudah, tolong hubungkan dengannya..." lanjut Lisa lagi. Jennie menekan simbol telepon. Lisa melirik kearah Jennie dan tersenyum.
"Selamat malam Tuan Andrew...... ini saya, Lalisa Manoban...... aahh ne, saya juga baik-baik saja...... ne, saya ingin bertanya, apakah restoran di lantai paling atas sedang ramai?......... kalau memang tidak ramai, bisa tolong reservasikan seluruh tempat hanya untuk saya?......" Jennie langsung membelalakkan matanya ketika mendengar percakapan Lisa dengan pria bernama Andrew Oh. Ia langsung memukul lengan Lisa dengan cukup keras dan menggelengkan kepalanya. Menolak rencana makan malam Lisa yang terdengar cukup gila. Mengosongkan restoran di Grand Hyatt Seoul hanya untuk makan malam berdua? Itu terlalu berlebihan hanya untuk makan malam biasa. Tapi Lisa hanya tersenyum dan balik menggelengkan kepalanya kearah Jennie. "Baiklah Tuan Andrew...... saya akan kesana sebentar lagi. Bisa tolong siapkan akses VIP? Saya membawa seseorang yang spesial malam ini......" ucap Lisa lagi sambil kembali melirik kearah Jennie dengan senyuman puas. "Ne... saya butuh privasi malam ini...... oke... tolong persiapkan menu terbaik dan wine favorit saya...... baiklah, terima kasih Tuan Andrew..." setelah sambungan telepon terputus, Lisa langsung melepas airpods-nya dan tersenyum kearah Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH YOU - STAY Season 2
DiversosJika hanya denganmu aku menemukan kebahagiaan, maka aku hanya membutuhkanmu. Jika hanya denganmu aku menemukan kesempurnaan di hidupku, maka aku hanya menginginkanmu. Jika kamu adalah duniaku, maka hati ini, hidup ini, hanya milikmu... Sampai kapanp...