"Appa hanya ingin mengingatkanmu; Jennie tidaklah seperti masa lalumu. Semua orang di Korea, bahkan di dunia tahu siapa kedua orang tua Jennie..."
Lisa menatap serius pantulan wajah basahnya di cermin kamar mandinya. Ucapan Appa-nya semalam masih saja terngiang di telinganya sampai saat ini.
"Kau tidak bisa bertindak seenaknya, menggandeng Jennie dan mengatakan pada masyarakat, juga pada penggemarmu bahwa Jennie adalah kekasihmu. Kau pasti tahu... sebelum dengan bangganya kau melakukan hal itu, kau harus lebih dulu menaklukan kedua orang tua Jennie, dan juga meyakinkan mereka bahwa putri kebanggaan mereka berada di tangan yang tepat. Dan Appa yakin, hal itu pasti tidaklah mudah..."
Lisa menumpukan kedua tangannya diatas westafel dan menundukkan kepalanya. Ia pun menghela nafasnya dengan kasar.
"Appa memang tidak mengenal kedua orangtua Jennie secara langsung. Tapi Appa tahu bagaimana sepak terjang Jiyong, juga Joo Yeon. Mereka berdua memang dikenal sebagai orang tua dengan pemikiran terbuka. Bahkan Appa dengar, Jiyong selalu mendukung apapun yang dilakukan oleh kedua anaknya, Jennie dan Donghyuk. Tapi, bukan berarti Jiyong bisa begitu saja mendukung hubunganmu dengan Jennie..."
Lisa mengusap wajahnya dengan sebuah handuk kecil dan mulai berjalan keluar dari kamar mandinya. Ia membuka lemari pakaiannya dan mulai mencari pakaian apa yang akan ia kenakan untuk berangkat ke UE-E hari ini.
"Kau harus selalu ingat, jalan yang kau pilih ini bukanlah jalan yang mudah. Sangat berat, dan pasti akan banyak rintangan yang akan menghadang hubungan kalian berdua. Kau dan Jennie sudah sama-sama dewasa. Sudah bukan waktunya kalian menjalani hubungan yang kekanak-kanakan. Tapi bukan berarti kalian harus terburu-buru. Selalu pikirkan segalanya dengan baik, dan carilah solusi bersama-sama. Ingat pesan Appa... ketika kau memutuskan memilih Jennie, itu artinya kau sudah siap untuk berbagi apapun dengannya..."
Setelah mengganti pakaian, Lisa kembali memeriksa penampilannya di kaca seukuran tubuh di kamarnya. Sesekali ia terlihat merapikan poninya.
"Kalau kau yakin dengan hubunganmu dan Jennie, perjuangkan, dan pertahankan. Jangan kau sia-siakan, dan jangan kau menyerah sebelum kau berusaha. Kau tahu, Appa dan Eomma pasti akan selalu mendukung dan membantumu. Kalau kau memang mencintainya, tunjukkanlah kesungguhanmu... ingat Lisa, love always will find a way..."
Lisa tersenyum mengingat semua wejangan Appa-nya semalam. Ia merasa sangat beruntung, dan sungguh bersyukur memiliki kedua orang tua yang telah mendidiknya dengan sangat baik. Membimbingnya dengan sabar, dan selalu menjadi tempat yang tepat untuk memberikan solusi.
"Love always will find a way, Lisa... always..." ucap Lisa pada dirinya sendiri.
***
Hanbin kebingungan ketika melihat Jisoo tidak bergabung bersamanya dan kedua orang tuanya untuk menikmati sarapan bersama. Hal yang tidak pernah dilakukan oleh Jisoo sebelumnya. Saat Yoo Jin menghampiri Jisoo di kamarnya, Jisoo beralasan ia sedang tidak enak badan. Yoo Jin pun percaya begitu saja. Bahkan ia sampai membawakan sarapan ke kamar Jisoo agar Jisoo tidak perlu bersusah payah untuk keluar dari kamar.
Selesai sarapan, Hanbin pun langsung mendatangi kamar Jisoo. Beberapa hari ini perhatiannya memang beralih ke penggarapan comeback Lisa, dan Hanbin sedikit takut jika terjadi sesuatu yang buruk selama beberapa hari ini.
Hanbin mengetuk pintu kamar Jisoo perlahan. Tanpa perlu menunggu sahutan sang pemilik kamar, dengan berhati-hati Hanbin memberanikan diri untuk langsung membuka pintu tersebut. Ketika Hanbin menengokkan kepalanya ke dalam kamar, Jisoo terlihat membungkus dirinya dengan selimut tebal. Bahkan sarapan yang dibawakan oleh Eomma-nya masih utuh belum tersentuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH YOU - STAY Season 2
AcakJika hanya denganmu aku menemukan kebahagiaan, maka aku hanya membutuhkanmu. Jika hanya denganmu aku menemukan kesempurnaan di hidupku, maka aku hanya menginginkanmu. Jika kamu adalah duniaku, maka hati ini, hidup ini, hanya milikmu... Sampai kapanp...