Berita terbakarnya Bar Wind Flower yang sangat terkenal di Seoul ini langsung tersebar luas. Banyak orang cukup menyayangkan terbakarnya bar yang sudah dikenal sebagai salah satu bar terbaik di Seoul ini, apalagi para pelanggan setianya. Namun, ditengah banyaknya yang prihatin, ada beberapa orang yang ternyata cukup senang dengan berita ini. Kesuksesaan rencana pertama, namun bukan berarti Eric terpuaskan begitu saja. Tiga orang pria terlihat meringkuk di belakangnya kini. Dua orang benar-benar babak belur di hajar, sedang satu pria lagi masih sanggup berlutut dengan tubuh membungkuk dalam-dalam menahan nyeri tertahan di perutnya.
"Sudah sedari awal ku katakan, jangan sampai menyisakan saksi mata... bisa-bisanya dua pria kalian biarkan hidup begitu saja..." ucap Eric dengan suara tertahan. Eric sedikit menolehkan wajahnya ke belakang. Ia mendongak sekali, memberi instruksi pada pria bertubuh tinggi besar berwajah garang yang berdiri di sampingnya untuk kembali menghajar pria yang masih belum roboh. Bukan... bukan karena tubuhnya kuat... sebenarnya, saat ini tubuh pria itu sudah tidak mampu lagi merasakan siksaan. Namun, pria itu tahu ia tidak boleh roboh. Sekali ia tidak sadarkan diri, bisa saja selamanya ia tidak akan kembali tersadar..
Pria bertubuh tinggi besar itu hanya sekali melangkah, dan mendaratkan kakinya tepat di dada pria yang berlutut di hadapannya dengan keras. Pria yang jelas-jelas bertubuh lebih kecil ini sontak roboh dan mengerang kesakitan sambil memegangi dadanya yang semakin terasa sakit. Ia bahkan sudah sampai terbatuk-batuk mengeluarkan darah karena sedari tadi tak henti di hajar habis-habisan.
"Dalih apalagi yang ingin kau katakan, huh Vernon?" tanya Eric dengan suara yang begitu mengintimidasi.
"Mianhae Bos... jinjja mianhae..." mohon pria itu sambil perlahan kembali bangkit dan bersimpuh di hadapan Eric. "Saya akan habisi dua saksi mata itu secepatnya..."
Eric malah memelototi pria bernama Vernon itu. Ia melangkah cepat dan menendang perut Vernon sampai ia jatuh terjerembap ke belakang.
"APA KAU GILA???? DUA SAKSI MATA ITU SUDAH DI RUMAH SAKIT!!!! DAN PASTINYA ADA POLISI YANG MENJAGA KEDUA ORANG ITU!!!! SEMUA SUDAH TERLAMBAT!!!! PAKAI OTAKMU BODOH!!!!" bentak Eric sambil menginjak-injak kaki Vernon. Vernon sendiri sudah berteriak kesakitan sambil memegangi kakinya yang terasa remuk. "BARU TUGAS PERTAMA DAN KAU MENGACAUKAN SEMUANYA!!!! DASAR BRENGSEK!!!!!"
"Ampuuuuunnnn Boooss... ampuuuunnnnn..." teriak Vernon memohon.
"AMPUN???? APA PERLU AKU MENGINJAK KEPALAMU SUPAYA OTAKMU BERFUNGSI HAH!!!?????" bentak Eric lagi dengan kaki yang sudah siap mendarat di kepala Vernon.
"Tidak Booss... tidak saya mohoonnn... saya berjanji akan membereskan kekacauan yang saya buat..." jawab Vernon ketakutan. Eric langsung menghentakkan kakinya dengan keras ke lantai.
"Changsub!!" Eric membalikkan tubuhnya dan memanggil seorang pria lain yang berdiri tak jauh dari pintu ruang kerjanya. Pria bertubuh tinggi tegap itu dengan cepat menghampiri bosnya dan membungkuk hormat. "Bawa pria bodoh ini keluar dan pastikan ia tidak melakukan kesalahan lagi!" perintah Eric tanpa menoleh sedikitpun.
"Baik Bos..." jawab Changsub dengan tubuh yang masih membungkuk.
"Aku tidak ingin adanya kesalahan..." ucap Eric sambil melirik sinis kearah Changsub. "Jika kau juga gagal memastikan pria ini melaksanakan tugasnya, aku juga tidak akan segan-segan mematahkan lehermu..."
"S-saya mengerti Bos..." jawab Changsub lagi dengan suara ketakutan.
"Kau..." Eric kembali menoleh kearah pria bertubuh tinggi besar yang sedari tadi masih berdiri disampingnya. "Bereskan kedua pria lainnya... aku tidak mau menyimpan orang-orang tolol yang gagal melaksanakan tugas sepele seperti ini..."
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH YOU - STAY Season 2
AcakJika hanya denganmu aku menemukan kebahagiaan, maka aku hanya membutuhkanmu. Jika hanya denganmu aku menemukan kesempurnaan di hidupku, maka aku hanya menginginkanmu. Jika kamu adalah duniaku, maka hati ini, hidup ini, hanya milikmu... Sampai kapanp...