Prolog

33.6K 1K 5
                                    

Malam semakin larut, jam pun menunjukan pukul 22.30 menit. Seorang gadis dengan gamis navy dan khimar panjang berwarna senada terlihat mengutak atik ponselnya. Dilayar ponsel nya menampakan kontak yang diberi nama 'Abang'. Wajahnya terlihat gelisah.

"Ishh udah larut, abang kok nggak bisa dihubungin ya? Tau gini, tadi mending Ray bawa mobil sendiri"

Rayna. Sudah hampir 2 jam ia menunggu abangnya datang menjemput. Mana mungkin abangnya tiba-tiba lupa, padahal tadi siang dia lah yang janji akan menjemput. Sudah kurang lebih tiga taksi online yang ia pesan tapi semua nya menolak pesanannya.

"Coba jalan dulu kedepan deh siapa tau ada taksi lewat"

Rayna mulai melangkahkan kakinya ke ujung jalan dekat jalan raya. Karena perasaannya yang tidak enak dari tadi. Tiba-tiba

Brukkkk....

Rayna menatap sekelilingnya. Tadi tak sengaja ia mendengar suara seperti seseorang yang terjatuh. Tatapan nya berhenti kepada seseorang yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri. Rayna segera berlari untuk membantu pria yang tergeletak tak berdaya dipinggir jalan.

Ia seperti pernah melihat pria ini tapi dimana? Ahh Rayna tidak perduli pokoknya ia harus menolong pria ini.
Bau alkohol langsung menyeruak memasuki indra penciumannya.

"Semoga Allah mengampuni Ray karena Ray bersentuhan dengan pria ini"

"Berat banget. Mas? Mas?"

Lenguhan kecil terdengar dari bibir pria itu.

"To-tolong antar saya pulang"

"Mas sama siapa? "

"Ini kunci mobil saya. Mobilnya ada di parkiran"

Rayna langsung mengambil kunci mobil itu dan membopong pria disampingnya untuk masuk ke mobil. Saat Rayna ingin bertanya dimana rumah pria itu terdengar suara pria itu pelan

"Apartement Diamond"

Tak perlu waktu banyak Rayna sampai di depan Apartement Diamond. Siapa yg tidak tahu apartement itu. Apartement yang ditempati oleh konglomerat dan pengusaha yang kaya raya.

Rayna memapah pria itu sampai masuk ke apartementnya. Menyelimuti pria itu dan segera pulang. Tapi saat Rayna berbalik hendak pulang, pria itu meraih lengan nya dan menciumnya lembut.

"Maaf mas, tangan saya"

"Andin temani aku sebentar. Jangan tinggalkan aku"

"Saya Rayna mas, bukan Andin"

Genggaman pria itu semakin erat dan pria itu menarik kasar lengan Rayna. Hingga sang empunya jatuh terjerembab ke atas tubuh pria itu.

"Astagfirullahaladzim. Mas sudah keterlaluan, saya harus pulang"

"Malam ini aku takkan melepaskan mu Andin"

Rayna berontak, ia takut. Apa yang harus ia lakukan? Cengkraman pria itu semakin kuat. Pria itu mulai menarik khimar Rayna.

"Kamu sangat cantik malam ini"

Tangisan Rayna semakin kuat. Harapan nya saat ini adalah, ada seseorang yang datang bak pangeran berkuda putih menolongnya. Pria itu melepas dalaman khimarnya. Dan mencium kasar bibir Rayna, ahh bukan mencium tapi menggigit, hingga darah keluar dari bibirnya.

Pria itu mulai membuka satu persatu baju Rayna. Rayna berusaha melepaskan cengkraman tangan pria itu. Tapi

Plakkkk

Perih pipi Rayna perih dan panas. Tamparan pria itu membuat kepalanya berdenyut nyeri. Pandangannya memburam

"Let's play baby"

"Jangan... " dan semuanya gelap.

***


Rembulan MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang