Rayna menatap rembulan yang memancarkan cahaya temaram nya. Angin malam bertiup lembut membelai pipi nya. Masih terdengar sayup-sayup suara Abi nya yang sedang membaca Al Quran di kamar sebelah.
Keputusan Abi nya untuk membantu Nathan berislam lusa membuat hati Rayna gundah. Harusnya Rayna senang karena saudara se-iman nya akan bertambah. Tapi ini sebaliknya, Rayna tak bisa mendefinisikan perasaan nya sendiri. Entah kesal atau senang, Rayna tak tahu. Rasanya bercampur menjadi satu dan membuat Rayna tak bisa tidur.
Mungkin alasan Rayna takut Nathan berislam karena Rayna takut Umar akan diambil oleh Nathan. Rayna takut ketika status agama Nathan menjadi islam, Nathan akan membawa Umar bersama nya. Walaupun Rayna tahu, seorang anak yang lahir diluar pernikahan tidak mempunyai hak apapun atas ayah biologis nya.
Air mata Rayna jatuh membasahi sela-sela niqab nya. "Ya Allah, kali ini apa rencana mu? Hamba takkan membantah. Meskipun rencana mu berbanding terbalik dengan apa yang ku rencana kan, InsyaAllah hamba ridho"
"Umma!"
"Umma!"
"Astaghfirullah, Yoora sama Umar ngagetin Umma tau. Umma kan udah bilang, kalau masuk ke suatu tempat harus ucap...?"
"Salam" Jawab Umar dan Yoora hampir bersamaan.
"Pinter" Rayna mengusap puncak kepala kedua bocah dihadapannya "Ohh iya, ada apa Yoora sama Umar panggil Umma?" Tanya Rayna
Yoora, gadis itu menunjuk Umar. "Katanya Umar mau tidur sama Umma" yang ditunjung malah mencibir tak suka
"Yoora bohong, Umma. Yang mau tidur sama Umma itu Yoora, bukan Umar"
"Tapi tadi Umar bilang, Umar juga mau tidur sama Umma"
"Ehh U-Umma..." Rengekkan kecil Umar yang sedang salah tingkah membuat Rayna terkekeh geli.
"Yaudah yuk, kalian berdua boleh tidur bertiga sama Umma disini"
Umar dan Yoora berteriak kegirangan. Rayna menatap kedua bocah kecil yang sedang tertawa dihadapan nya dengan tatapan sendu. Otak Rayna selalu menolak kehadiran Nathan dihidupnya. Otak Rayna selalu berkata Nathan hanyalah beban dihidupnya dan di hidup Umar.
Tapi kenyataan hatinya berbanding terbalik. Rayna tak bisa menghalangi Nathan untuk mengusik hidupnya. Apalagi melihat Yoora yang sudah sangat tergantung padanya. Lalu Umar yang semakin dekat dengan Nathan. Memikirkan itu semua membuat kepala Rayna berdenyut nyeri.
"Umma!"
"Ya sayang?"
"Umma mau nggak bacain Yoora cerita ini?"
Yoora menyerahkan sebuah makalah yang berjudul khaulah binti Azur. Rayna ingat, makalah itu ia buat saat masih duduk di bangku MA dulu. Rayna tersenyum dibalik cadar yang masih dikenakan nya.
"Boleh, biar Umma ceritakan. Umar juga mau dengar?"
Umar mengangguk antusias. Kedua bocah kecil itu langsung berlari naik ke atas kasur Rayna. Mereka merebahkan tubuhnya mencari posisi senyaman mungkin.
"Umma bakalan cerita, tapi setelah itu kalian tidur ya"
"Siap Umma" Balas Umar dan Yoora bersamaan lalu mereka tertawa geli.
"Bismillah. Khaulah Binti Azur, Pedang Allah dari Kalangan Perempuan.
Julukan “pedang Allah” disematkan kepada Khalid bin Walid, namun Khaulah binti Azur juga memiliki julukan yang sama yakni “pedang Allah” dari kalangan perempuan.
Ia merupakan salah satu sosok perempuan tangguh dan pemberani, jiwa dan raganya ia korbankan untuk membela Islam. Pada saat kaum Muslim berhadapan dengan para pasukan Romawi, ia pada mulanya hanyalah sebagai petugas medis dan pemasok logistik bagi para mujahidi-mujahidin lainnya.
Namun, semangat jihadnya tiba-tiba muncul setelah ia mendengar bahwa kakaknya yang bernama Dhirara bin Azur telah ditawan oleh pasukan Romawi. Dengan penuh semangat, ia kemudian mengambil senjata dan menunggangi kuda untuk ikut berperang melawan pasukan Romawi.
Pada saat itu, pasukan kaum Muslim yang dipimpin oleh Khalid bin Walid tengah dalam keadaan terdesak. Namun kemudian datanglah seseorang yang dengan gagah perkasa menunggangi kuda dan menyergap pasukan-pasukan musuh dan membunuh mereka.
Pasukan kaum Muslim pun dibuat tercengang dan penasaran. Kemudian panglima Khalid bin Walid mendekati orang misterius itu dan berkata,
“Demi Allah yang telah melindungi seorang pejuang yang berani membela agama-Nya dan menentang kaum musyrik. Tolong buka wajahmu,” namun karena masih banyak musuh yang harus dihadapi, Khaulah tidak menjawab pertanyaan Khalid.
Kemudian Khalid bin Walid kembali bertanya kepadanya, dan Khaulah pun memberitahukan bahwa dirinya ialah Khaulah bin Azur. Mendengar bahwa pejuang yang gagah berani itu adalah seorang perempuan sontak para mujahidin kembali terbakar semangatnya untuk berperang melawan musuh-musuh Allah.
Dengan hadirnya Khaulah bin Azur ini, akhirnya kaum muslimin mampu mengalahkan pasukan Romawi. Namun, nasib kakaknya belum jelas hingga pada akhirnya setelah Romawi mengajak damai. Dhirara ditawan di Homs karena telah membunuh anak raja dan banyak tentara Romawi.
Kemudian ia ikut kembali ke medan perang untuk menyelamatkan kakaknya yang ditawan itu, hingga pada akhirnya berkat pertolongan Allah SWT kakaknya berhasil diselamatkan.
Keberanian Khaulah juga diuji ketika ia dan kawan-kawan muslimahnya menjadi tawanan pada saat perang Sahura, mereka ditangkap oleh para tentara Romawi dan dijadikan sebagai tawanan. Kemudian ia memotivasi para kawannya agar mereka bisa membebaskan diri dari kurungan tentara Romawi dia berkata kepada teman-temannya, “Kalian yang berjuang di jalan Allah, apakah kalian mau menjadi tukang pijit orang-orang Romawi? Mau menjadi budak orang-orang kafir? Di mana harga diri kalian sebagai pejuang yang ingin mendapatkan surga Allah? Di mana kehormatan kalian sebagai Muslimah? Lebih baik kita mati daripada menjadi budak orang-orang Romawi!”
Berkat dorongan motivasi dari Khaulah, akhirnya para tawanan tersebut mampu melawan dan bahkan dikisahkan mereka dapat terbebas dari tawan tentara Romawi
"Alhamdulillah kisah Khaulah Binti Azur kholas"
Rayna menatap Umar yang sudah terlelap dalam tidurnya. Sedangkan Yoora masih menatap Rayna, menunggu apa yang akan Rayna ucapkan selanjutnya.
"Kok Yoora belum tidur?"
"Disini Umma" Yoora menunjuk dada nya
"Kenapa?"
"Yoora nggak ngerti. Kenapa setiap Umar atau Umma bercerita, disini selalu jedak jeduk. Yoora suka dengan semua kisah itu. Apalagi waktu Umar cerita tentang Nabi Muhammad, Yoora jadi penasaran sama semua orang-orang islam seperti Rasulullah, Umma, Umar, Abi, Ummi, dan semuanya"
Rayna tersenyum hangat sambil terus mengelus lembut kepala Yoora "Yoora percaya nggak, saat Yoora ngomong itu, Tuhan ada disamping Yoora memberikan ketenangan dihati Yoora"
Mata si kecil Yoora terbelalak "Tuhan ada disini Umma?"
"Nggak bukan tepat di kamar ini. Tuhan ada dihati Yoora, Tuhan yang memberikan Yoora perasaan itu"
"Umma?"
"Ya sayang?"
"Yoora besok mau ikutan Umma sholat subuh. Yoora mau berdo'a supaya Yoora bisa jadi seperti Umma dan Umar. Yoora penasaran sama kitab yang selalu Umar baca. Tulisan nya Yoora nggak ngerti, tapi saat Umar baca, Yoora jadi tenang"
"Boleh kok, makanya sekarang Yoora tidur. Biar besok nggak kesiangan shalat subuhnya, terus biar besok Umma ajarin Yoora belajar Quran. Mau?"
Yoora mengangguk kan kepalanya senang "Mau mau Umma"
"Yasudah, selamat tidur Yoora" Ucap Rayna sambil mengecup dahi Yoora.
"Selamat tidur Umma"
![](https://img.wattpad.com/cover/198150469-288-k259308.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan Malam
Teen FictionDon't copy my story!! Story by : Erni Shalwa Gadis cantik dengan kepandaian nya menutup aurat dan dikenal sopan oleh masyarakat. Kini harus menjalani kenyataan pahit. Dia dinyatakan hamil dan sukses menjadi buah bibir orang-orang karena tak tahu dim...