Terkadang ALLAH memberi satu hari yang berat untuk menyadarkanmu...
Bahwa hanya ALLAH Ta'ala saja yang mampu menolongmu melewati hari tersebut..._Rembulan Malam_
°°°
BRAKKKK
BUGHHHH
"Brengsek lo!!
"Zar lo kenapa sih?"
"Lo itu lelaki paling brengsek tau gak. Lo apain adek gue hah. Lo apain?!"
Nathan mengerutkan kening nya. Adik? Apa wanita itu yang Nizar sebut sebagai adik? Jika iya, Nathan tak kan bisa memaafkan dirinya sendiri karena sudah menodai adik dari sahabat nya.
"Maafin gue, gue lepas kendali. Gue-"
BUGHHHH
"Biar gue jelasin dulu-""Gue gak butuh penjelasan lo. Semuanya udah jelas, lo yang menodai adek gue!"
"Nizar tenang bisa? Ini kantor, kita bicarakan pelan-pelan. Oke"
Nizar menghembuskan nafasnya pelan. Ia benar-benar kalut saat ini "Kemana lo malam itu, pas habis ketemu sama Andin?"
"Bar"
"Lo mabok? Pantesan aja, gak punya otak lo emang"
"Biar gue jelasin. Malam itu memang gue rencana mau lamar Andin, karena gue cinta banget sama dia. Pas awal acara aman-aman aja, tapi ketika gue buka kotak cincin, tangan Andin di tarik paksa sama bokap nya. Bokap nya bener-bener marah sama gue, dia bilang gak bakal setuju sama hubungan gue dan Andin terus dia bilang mau bawa Andin balik ke China. Akhirnya Andin dibawa balik sama bokap nya.
"Gue marah, gue kecewa, gue kesel. Akhirnya gue cari pelampiasan di bar. Tapi gak ada cewek yang mampu memikat hati gue. Gue nyerah, gue milih balik, tapi dijalan gue gak kuat jalan. Gue pingsan, sampai gue sadar, gue udah ada di apart sama cewek yang gak gue tau siapa. Yang pasti dia cantik-"
"LO BRENGSEK NATHAN!!!"
"Stop, gue belum selesai cerita. Gue akui cewek itu cantik. Gue gak pernah tau kalo itu adek lo. Tapi gak sengaja gue liat ponsel nya getar, ada dua panggilan masuk yang tidak terjawab. Yang satu tulisan nya Bang Nizar, yang satu lagi kalo gak salah Kak Alfand. Dari situ gue tau, cewek itu ada hubungan darah sama lo. Tapi gue gak pernah tau kalo itu adek lo. Gue minta maaf Zar, gue bener-bener nyesel"
Nizar tersenyum sinis "lo baru nyesel sekarang? Kemana aja lo satu bulan ini? Mati?"
"Gue gak diem aja Zar, gue tau yang gue lakukan itu hal yang gak bener. Gue gak bisa tenang. Makanya gue berharap bisa ketemu sama adek lo buat minta maaf atas kesalahan gue"
"Jangan berharap lo bisa ketemu lagi sama adek gue"
Nizar merapikan jaket nya yang kusut. Ia tak ingin berlama-lama diruangan ini, bisa-bisa amarah nya kembali terpancing.
"Ohh iya, satu hal yang harus lo tau. Adek gue hamil karena perlakuan bejat lo! Selamat siang"
°°°
Nizar menatap adiknya yang sedang duduk di balkon. Semilir angin disore hari memang ampuh untuk menenangkan hati. Sesekali bibir Rayna bergerak melantunkan sholawat sambil tersenyum manis. Nizar tahu, hati Rayna tidak sekuat itu. Tapi Rayna selalu berusaha kuat agar hatinya terbiasa tegar.
"Dek?"
"Ehh abang, ucapin salam dulu kek kalo mau masuk"
Nizar menunjukan cengiran khas nya, ia lupa "Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Main ke taman depan komplek yuk"
"Tumben abang ngajak main"
"Emang gak boleh?"
"Boleh, yuk"
Rayna meraih lengan abangnya. Entah kenapa hari ini rasanya ia senang sekali. Padahal beberapa jam yang lalu ia mendengar hal yang tidak ingin Rayna dengar. Mungkin karena tadi Rayna sempat membaca surah Maryam, surah kesukaan nya didalam Al Quran. Seperti ada sedikit tenaga yang membantunya bangkit kali ini.
°°°
"Ray?"
"Hmm"
"Gimana kalau tiba-tiba laki-laki yang sudah bikin kamu kayak gini, suatu hari nanti datang? Apa yang bakal kamu lakukan?"
Rayna menatap ke arah Nizar yang masih menatap Rayna dalam-dalam
"Entahlah. Sebenarnya Ray juga masih gak percaya, Ray masih merasa ini mimpi. Kejadian saat itu, lalu kabar yang tak ingin Ray dengar tadi. Semuanya seakan mimpi. Ray gak percaya saat ini Ray jadi tokoh utama dalam ujian pelik yang Allah berikan. Ray gak tau, Ray harus apa saat bertemu lelaki itu"
"Ray bakalan maafin dia?"
Rayna menghentikan aktivitas nya yang sedang memakan es krim vanila kesukaan nya
"Rayna memang terlalu baik, terlalu naif, Ray gak bisa bedain mana orang baik mana orang jahat. Dimata Ray mereka semua sama. Ray juga orang nya gampang memaafkan, gampang melupakan kesalahan seseorang. Jadi kalau abang bertanya apakah Ray bakal maafin lelaki itu, Ray bakalan jawab, enggak. Kenapa? Karena untuk melupakan suatu kejadian yang benar-benar melukai sebagian dari diriku. Aku gak bisa, berat. Tapi jika anak ini yang memintanya, apapun akan aku lakukan" Ucap Rayna dengan senyum nya yang terus merekah.
"Rayna?"
"Iya?"
"Apakah kamu menyayangi anak itu?"
"Ya, Ray menyayanginya. Entah kenapa hal itu terjadi. Jika ada orang diluar sana yang seperti Rayna, mereka akan tertekan lalu mencoba membunuh anak yang ada di rahimnya. Padahal anak itu gak tahu apa-apa, anak itu gak bisa memilih ia harus hadir di rahim siapa. Semua nya milik Allah, skenario kehidupan Rayna pun milik Allah.
"Jika Rayna disuruh memilih, Ray akan memilih mengurus anak ini. Membesarkan nya, menyayangi nya, mencintainya. Ray ingin menjadikan dia seorang yang bisa meringankan hisab Ray diakhirat nanti, Ray ingin menjadikan dia seorang hafidz, Ray ingin dia menjadi seorang mujahid yang berani.
"Karena dia titipan Allah, karena Ray menyayanginya"
Langit seperti sedang tersenyum. Jingga, membentuk sebuah warna yang bisa menentramkan hati. Wajah yang Nizar lihat saat ini adalah wajah sang gadis rembulan. Rembulan yang hadir ditengah merekah nya cahaya jingga. Dengan senyuman diwajahnya, tanpa penyesalan yang terlihat. Dia, Rayna, adiknya terlihat sangat bahagia.
"Rayna Humaira yang abang lihat sekarang benar-benar jadi lebih dewasa" tangan Nizar terulur untuk mengacak-ngacak khimar instan yang Rayna kenakan.
"Abang gak usah ngacak-ngacak hijab Ray bisa?"
"Gak bisa, abang kelewat bahagia soalnya"
"Awwshhh!!"
Rayna terkekeh geli, ia sukses membuat abangnya meringis kesakitan sambil memegangi kaki nya. "Emang enak!! Wleee"
°°°
Typo masih bertebaran
Jika suka dengan cerita ini, mohon tinggalkan jejak😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan Malam
RandomStory by : Erni Shalwa Cover by : Asma Niin Gadis cantik dengan kepandaian nya menutup aurat dan dikenal sopan oleh masyarakat. Kini harus menjalani kenyataan pahit. Dia dinyatakan hamil dan sukses menjadi buah bibir orang-orang karena tak tahu dima...