Part 37

8.8K 733 25
                                    

Obat terbaik untuk menyembuhkan rasa rindu adalah menikah.

[ المناوي، فيض القدير ٣٩٤/٥ ]

🥀

Rayna melipat sajadah nya dan menyalami punggung tangan Nathan. Mereka baru saja selesai menunaikan sholat dhuha berjamaah. Lalu ia berjalan ke arah meja rias.

Sedangkan Nathan, ia mengganti baju koko nya dengan kaos putih santai lalu menghampiri Rayna yang sedang merapikan khimar nya di depan kaca rias. "Hum?"

Tak ada respon dari Rayna "Humaira?"

Rayna masih fokus pada aktifitas nya yang sedang menyematkan jarum di khimar navy miliknya

"Rayna Humaira!"

"Hmm?"

Nathan berdecak kesal karena merasa benar-benar dicueki oleh Rayna. "Ishhhh Rayna!"

"Apaaa sihhh? Kamu mau apa? Kopi? Teh? Susu?" Tanya Rayna sambil memakai cadar tali nya

"Aku mau kamu!"

Rayna memutar bola matanya malas. Lalu bangkit dari kursi meja riasnya. "Terserah. Dah lah saya mau bikin sarapan dulu. Mau diem disitu aja?" Ucap Rayna sambil berlalu keluar kamar lalu diikuti Nathan di belakang nya.

"Kamu tunggu disitu, saya mau bikin nasi goreng dulu" Ucap Rayna. Tangan nya cekatan memotong bawang putih dan bawang merah tak lupa wortel dan sosis sebagai campuran nasi goreng nya.

Lalu Nathan hanya menatap Rayna dari meja makan. Sepertinya menatap Rayna yang sedang masak akan menjadi kesenangan tersendiri bagi Nathan.

Rayna menghidangkan nasi goreng nya ke atas piring dan menata nya di atas meja. "udah gak usah ngeliatin terus. Nanti nasi goreng nya dingin"

Nathan tersenyum lalu memakan nasi goreng buatan Rayna. Tiba-tiba Nathan terdiam. Ada yang aneh dengan nasi goreng nya. Bukan, bukan nasi goreng nya. Tapi tubuhnya, tiba-tiba saja tubuhnya panas dan gatal. Kepalanya pusing seperti berputar-putar.

Brukkk...

°°°

Nathan mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina nya. Kepalanya masih berat dan sangat sakit. Dulu Nathan pernah merasa seperti ini bahkan dulu pernah sampai di rawat di rumah sakit selama dua hari. Ia ingat saat itu dokter menyaran kan dirinya untuk tidak lagi memakan makanan yang mengandung bawang putih.

Ya, mungkin karena itu. Mungkin Rayna memasukan bawang putih ke dalam nasi gorengnya. Nathan menatap jam di dinding dekat pintu masuk. Pukul 08.00 malam. Seharian ia pingsan. Berarti tadi siang Rayna membersihkan rumah sendirian?

Lengan nya terasa berat. Nampak Rayna yang tertidur di sebelahnya dengan posisi terduduk di kursi meja rias. Nathan merasakan tangannya digenggam erat. Rayna. Rayna menggenggam tangan nya. Pasti tadi Rayna sangat panik.

"Hum, Humaira?"

Rayna menggeliat lalu mengerjapkan matanya. Ia menatap ke arah Nathan yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Alhamdulillah Ya Allah, kamu udah sadar. Kamu jahat tau gak! Kamu gak tau sepanik apa aku tadi pagi. Kenapa kamu nggak bilang kalo kamu alergi bawang putih! Aku panik, kamu tiba-tiba menggigil sambil megang kepala, terus badan kamu merah-merah. Aku langsung panggil dokter karena takut kamu kenapa-napa!"

Rembulan MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang