Part 25

11.6K 747 40
                                    

🌿 *“Skenario Tuhan itu indah. Hanya saja kau yang menanggapinya dengan cara yang salah."*

✏ _kutipanig_

°°°


Rayna mengecek kembali troli belanjaan nya yang sudah terisi penuh. Bahan-bahan kue sudah, sayuran sudah, buah-buahan dan makanan ringan lainnya sudah. Semalam Hisyam menelfon Rayna katanya, Nathan sudah mengabarinya bahwa hari ini acara pengucapan dua kalimat Syahadat akan dilangsungkan setelah sholat jum'at.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan acara ini, hanya saja hati Rayna rasanya tak menentu. Jika kalian mengira Rayna bahagia, tidak. Ia sama sekali tidak ada perasaan bahagia. Jika kalian mengira ia sedih, tidak juga. Hatinya bahkan terasa hambar mendengar kabar itu.

Tiba-tiba Umar menarik gamis Rayna dan membuyarkan lamunannya "Umma ayok dong cepetan, Umar mau siap siap sholat jum'at"

"Iya iya ayok, kita bayar belanjaan nya dulu ya" ucap Rayna sambil menuntun Umar menuju meja kasir.

Rayna menaruh semua barang belanjaan ku diatas meja kasir. Hingga tepukan seseorang membuatku kaget.

"Rayna!"

"MasyaAllah, Syifa. Lho Bilqis mana?"

"Bilqis dibawa sama kak Naya ke Bandung"

Mata Syifa beralih menatap Umar yang sedang membolak balik snack berbentuk telur.

"Umma, Umar mau ini boleh?"

Rayna menatap Umar yang menyerahkan dua buah snack berbentuk telur itu. Rayna tersenyum dan mengangguk kecil lalu mengambil snack itu dan menaruhnya diatas meja kasir.

"Umma?"

Rayna menatap Syifa yang terlihat kaget dengan ucapan Umar kepada Rayna. Bagaimana tidak kaget, Rayna bahkan belum membicarakan apapun kepada Syifa. Ya, Rayna memilih menutup insidennya saat itu kepada Syifa. Ia tak mau Syifa ikut masuk ke dalam masalahnya.

"Emm Syifa, ikut kerumah ku aja ya. Nanti aku jelasin semuanya sama kamu"

Syifa memincingkan matanya. Dari awal Rayna masuk pondok pesantren sampai saat Rayna pulang dan tak mengabarinya sama sekali, Syifa sudah merasa curiga. Karena biasanya Rayna akan selalu bercerita, mengabarinya, bahkan hal kecil sekali pun pasti Rayna ceritakan.

"Oke deh, lagian aku belum tau rumah baru kamu dimana"

Tak lama terdengar si kecil Umar merengek kembali "Umma ayok dong cepetan, lihat nihh udah jam sepuluh. Umar belum mandi"

"Iya sayang ayok, udah kok. Yuk Syifa"

Rayna menuntun tangan Umar menuju parkiran. Rayna membuka kunci mobilnya dan membukakan pintu untuk Umar dibelakang sedangkan Syifa, ia duduk didepan di samping Rayna.

"Jadi anak itu, anak kamu?"

"Ya. Sebelumnya maaf aku nggak cerita apa-apa sama kamu. Aku nggak mau kamu terlibat dalam masalah aku"

"Ya Allah Rayna, kita sahabatan berapa tahun sih? Dan kamu takut aku terlibat dalam masalah kamu? Dari awal pernikahan mu sama kak Alfand batal, aku udah curiga sama kamu, sama perubahan sikap kamu, sama kamu yang mendadak pengen ke pondok. Jelasin alasan nya sama aku Ray"

Rembulan MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang