Part 20

11.5K 735 30
                                    

❝Bersabarlah sebagaimana mereka bersabar. Niscaya engkau akan meraih kemenangan sebagaimana mereka telah meraih kemenangan.❞

🍂 [Nabi Ya'qub]🍃

°°°

"Umma!! Om Nizar nya nih!!" Rengekan Umar menggema di ruang keluarga milik Rayna. Kebiasaan buruk Abangnya ya seperti ini jika berdekatan dengan Umar.

"Abang! Jangan gangguin Umar terus kenapa sih. Udah punya anak sendiri juga"

Saat ini rumah Rayna benar-benar seperti reruntuhan longsor. Berantakan. Mobil-mobilan, boneka, mainan anak, barbie, bantal sofa, selimut Umar, semuanya acak-acakkan diruang keluarga.

Lima belas menit yang lalu Nizar dan dua anaknya baru sampai di rumah Rayna. Dalam hitungan detik, kedua bocah kembar itu langsung menggeret semua mainan milik Umar di gudang. Bahkan si kecil Hafidza, masuk ke kamar Umar dan mengambil boneka beruang dan barbie milik Yoora. Sang empunya tak tahu bahwa boneka miliknya diambil oleh Hafidza, karena saat ini Yoora masih bergelung dibalik selimut pink milik Rayna.

Sedangkan Abi dan Ummi Rayna sedang dalam perjalanan. Katanya Abi dan Ummi Rayna akan mengajak kedua tante nya dan tak lupa anak-anaknya. Entah akan jadi seperti apa rumah Rayna ketika anak-anak tantenya juga datang.

"Assalamu'alaikum"

Sapaan salam dari luar membuat Rayna menghentikan aktifitas nya menyusun kue. Rayna mencuci tangannya dan bergegas menyambut Abi dan Ummi nya.

"Wa'alaikumussalam. MasyaAllah, Abi Ummi" Rayna menyalami Punggung tangan Abi dan Ummi nya

"Apa kabar Rayna?"

"Bikhoir walhamdulillah, Abi sama Ummi apa kabar?"

"Alhamdulillah kami berdua sehat"

Rayna mempersilahkan Hisyam dan Sarah untuk masuk. Hisyam duduk di sofa ruang keluarga bersama Nizar dan anak-anak yang sedang bermain. Sedangkan Sarah langsung ke dapur membantu Rayna memasak untuk makan malam.

"Ummi, katanya Tante Runa sama Tante Fisya mau kesini?"

"Iya, mereka lagi dijalan. Mbak Asma sama Maira pun sedang menuju kesini.

"MasyaAllah, ramai ya berarti"

"Iya sekalian kita silaturahmi keluarga juga kan"

"Iya Ummi, untung tadi Rayna beli bahan-bahan masak nya agak banyak. Jadi InsyaAllah cukup. Ummi meja makan nya mending di pindahin ke halaman belakang, atau mau gelar karpet aja?"

"Gelar karpet ajalah, biar berasa piknik"

Rayna terkekeh kecil. Ia rindu kebersamaan nya dengan Ummi nya. Bercerita panjang lebar sampai mengantuk, atau hanya sekedar bercerita tentang anak nakal disekolah nya. Rayna rindu. Namun Rayna sadar, kini ia tak lagi seperti dulu. Kini Rayna mempunyai tanggung jawabnya sendiri. Mengurus rumah, mengurus Umar, bekerja dan banyak lagi. Apalagi sekarang Rayna berencana membuka butik, pasti kesibukan Rayna akan bertambah.

Tapi Rayna tak pernah mengeluh tentang itu. Tentang kehadiran Umar, tentang karier nya, tentang semua kesibukan nya. Karena Rayna selalu menyertakan Allah dalam hidupnya. Meski Rayna masih sering mendengar desas desus warga tentang dirinya yang mengurus anak tanpa seorang suami. Bahkan ada yang terang-terangan menggosipkan Rayna sebagai seseorang yang munafik. Berlagak sok muslimah padahal bejat, itu kira-kira yang mereka omongkan.

Rembulan MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang