Semilir angin disore hari memang sangat menenangkan. Ditambah dengan pemandangan senja yang begitu memanjakan mata. Ciptaan Allah tidak pernah mengecewakan hambanya. Apapun yang Allah ciptakan patut untuk dikagumi.
"Ray sedang apa?"
"Ummi, Ray sedang menikmati ciptaan Allah menjelang maghrib"
Sarah. Ummi Rayna tersenyum hangat. Ia mendudukan dirinya disamping Rayna yang masih betah ditempatnya.
"Allah memang nggak pernah mengecewakan hambanya ya mi dalam menciptakan sesuatu Allah pasti berhasil membuat hambanya berdecak kagum"
Sarah mengangguk, lalu mengelus lembut puncak kepala Rayna. Anak perempuan nya sudah besar sekarang.
"Ayo cepat masuk. Sepuluh menit lagi adzan maghrib"
"Na'am Ummi"
Sarah menutup pintu balkon kamar Rayna. Dan bergegas keluar dari kamar Rayna.
***
Selepas shalat isya Rayna bergegas turun untuk makan malam. Ummi, abi, dan abang nya sudah menunggu di ruang makan. Setelah meraih hijab instan nya Rayna melangkahkan kaki nya keluar kamar.
"Ray"
Rayna mendongak menatap Hisyam, Abi nya.
"Iya bi?"
"Minggu depan Abi dan Ummi akan pergi keluar kota untuk memenuhi undangan dari temen Abi. Kamu jaga diri baik-baik ya"
"Baik bi"
"Dan kamu Nizar"
Pria yang disebutkan Hisyam. Mendongak menatap Abi nya.
"Jaga Ray baik-baik. Jangan teledor. Jangan main game terus. Abi titip amanat kamu untuk menggantikan Abi menjaga Ray"
"Siap Abi, nanti kalo Ray nakal biar Nizar jitak dia"
Rayna melayangkan tatapan membunuh kepada Nizar, abangnya. Nizar yang seakan sudah biasa dengan tatapan itu hanya tersenyum mengejek. Dan sukses membuat Rayna mendengus kesal.
Setelah itu suasana hening kembali, hanya terdengar denting sendok dan garpu beradu diatas piring. Jujur Rayna sedang tidak nafsu makan, ada perasaan aneh yang mengganjal dihatinya. Hingga membuat Rayna menyudahi makannya dan pamit ke kamar.
Hisyam yang melihat anak perempuan nya tidak memiliki gairah sama sekali, segera menatap ke arah Sarah yang juga menatap ke arahnya.
"Biar aku saja"
Hisyam mengangguk meng-iya kan
Tokk... Tokk...
"Ray, boleh Ummi masuk? "
"Tafadhol Ummi"
Sarah membuka pintu kamar Rayna perlahan. Wajah gelisah Rayna sangat tampak sekali. Seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu.
"Anak Ummi kenapa? "
"Ray pun nggak tau Ummi, akhir-akhir ini perasaan Ray nggak enak. Ray merasa ada sesuatu yang akan terjadi, dan sesuatu itu adalah hal buruk"
"Istighfar sayang minta ketenangan pada Allah. Lebih baik kamu wudhu lalu shalat sunah ya"
"Baik Ummi"
Rayna melangkahkan kaki nya menuju kamar mandi. Ia akan menunaikan Shalat sunah lalu membaca surah Al Mulk. Itu yang selalu diajar kan oleh Ummi nya sedari kecil.
Setelah selesai Shalat dan membaca Al Quran. Rayna membereskan alat Shalat nya. Lalu naik ke tempat tidur, menaruh kepalanya diatas paha Sarah. Itu yang selalu dilakukan Rayna, saat ada masalah sekecil apapun.
"Ummi, Rayna ingin mendengarkan shalawat yang biasa Ummi senandungkan dulu"
"Selama Ummi bershalawat, Ray harus tidur ya. Istirahatkan pikiran Ray, agar besok siap beraktifitas kembali"
"Baik Ummi"
Alunan shalawat yang disenandungkan oleh Sarah betul-betul bisa menghipnotis semua orang. Buktinya sekarang Rayna sudah masuk ke alam mimpinya. Suaranya sangat lembut dan menenangkan. Arti dari shalawat itu pun mampu membuat Rayna terharu.
"Ummi tidak tahu apa yang mengganggu pikiran mu, tapi Ummi percaya bahwa Allah akan selalu melindungi mu"
Sarah mengecup lembut dahi Rayna. Semoga Nizar bisa menjalani amanah yang diberikan Hisyam untuk terus menjaga Rayna. Ia tahu betul kenapa Hisyam sampai segitunya menitipkan amanah kepada Nizar, padahal Hisyam sendiri tahu bahwa tugas Nizar tak hanya dirumah tapi juga dikantor.
Alasan Hisyam menitipkan amanah besar kepada Nizar adalah karena Rayna anak perempuan dan Rayna gampang terhasut oleh orang-orang. Saat SMP pun Rayna pernah hampir diculik karena terlalu polos dan tidak tahu siapa yang dia tolong. Akhirnya Hisyam lah yang turun tangan sendiri.
Sarah bergegas keluar setelah mematikan lampu kamar Rayna. Semoga firasat Rayna tidak benar.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan Malam
RandomStory by : Erni Shalwa Cover by : Asma Niin Gadis cantik dengan kepandaian nya menutup aurat dan dikenal sopan oleh masyarakat. Kini harus menjalani kenyataan pahit. Dia dinyatakan hamil dan sukses menjadi buah bibir orang-orang karena tak tahu dima...