Part 41

8.5K 659 25
                                    

Ku lihat kelopak sang mawar berjatuhan...
Kelopak yang baru saja berwarna kemerahan itu berguguran ...
Karena sang pemilik lama tak menyiramkan air...
Sang pemilik telah lama tak memberinya sinar matahari...

Aku tak lagi melihat sang pemilik mawar menyiraminya...
Aku tak lagi melihat pot bunga mawar itu di bawah sinar matahari...
Sang mawar menatap pemilik nya yang terbaring lemas...
Tak lagi memberi senyum...
Tak lagi menebar pupuk...

Sang mawar kian menghitam...
Cahaya kemerahannya meredup seiring waktu...
Baru saja sang mawar menaruh rasa cinta kepada sang pemilik...
Sang pemilik seakan pergi menjauh darinya...
Kelopak sang mawar hampir habis di makan waktu...

Sang mawar hanya mampu menunggu...
Menunggu sang pemilik bangun kembali...
Atau menunggu ajal sampai ia benar-benar mati...

🥀

Suara alat monitor vital mendominasi ruangan. Tubuh yang dulu tegap kini lemah lunglai di atas brangkar rumah sakit. Mata yang dulu menyorot hangat kini harus terpejam dalam waktu yang cukup lama. Senyum yang selalu mengembang setiap pagi kini terbungkam oleh masker oksigen.

Mata sendu Rayna menatap Nathan yang kini terbaring lemah di rumah sakit. Tiga hari ini, tak ada suara tawa Nathan, tak ada gombalan receh Nathan, tak ada suara menggoda Nathan, tak ada lagi Nathan dengan sifat tengil nya. Kini tubuh Nathan terpasang kabel elektroda  yang langsung tersambung ke alat monitor vital. Beberapa bagian tubuhnya pun harus terpasang perban karena luka akibat kecelakaan itu.

Umar, Rayna titipkan kepada Ummi nya. Sedangkan Rayna membantu mengurus Nathan selama di rumah sakit. Membersihkan tubuhnya, membacakan sholawat untuknya dan membacakan nya Al Quran.

Saat mendengar berita kecelakaan Nathan. Semuanya panik. Alex, Papa Nathan. Langsung memerintahkan beberapa intel untuk menyelidiki siapa yang berani menyakiti Rayna dan Nathan.

Dan yang paling membuat Rayna terpukul adalah saat dokter bilang bahwa Rayna harus menunggu beberapa hari sampai Nathan benar-benar sadar. Dokter mengatakan jika Rayna terlambat beberapa menit saja, nyawa Nathan takkan terselamatkan.

Nathan kehilangan banyak darah serta ada benturan keras di kepalanya. Sementara golongan darah yang cocok dengan Nathan hanya Eldrich. Saat itu Nizar langsung menelpon Eldrich dan mengabarkan keadaan Nathan. Eldrich pun langsung terbang dari Belanda bersama Yoora ke Indonesia.

Kemarin Nathan baru boleh dipindahkan ke ruang rawat inap setelah dilakukan operasi kecil di kepalanya. Pak Alex yang berpesan agar Nathan di masukan keruang VIP. Jadi tak semua orang bisa masuk ke dalam ruangan.

Rayna menatap wajah Nathan, senyumnya hilang, wajahnya pucat. Banyak kapas yang ditempel di sana sini.

Jika boleh bertukar posisi, aku ingin menggantikan Nathan disana. Mereka mengincarku. Aku yang ingin mereka bunuh. Bukan Nathan.

Rayna terisak di sebelah brangkar. Tangan nya terulur untuk menggenggam tangan Nathan. Rayna ingat saat malam itu, saat Nathan selalu merapatkan tubuhnya, saat Nathan bilang bahwa dia takut kehilangan Rayna.

Nyatanya sekarang malah Rayna yang takut kehilangan Nathan.

"Aku udah menepati janji ku untuk nggak ninggalin kamu. Kamu senang kan?" Ucap Rayna dengan isakkan tangis nya.

Rayna menatap jam di pergelangan tangan nya. Sebentar lagi Adzan maghrib. Rayna mengambil slingbag nya lalu berbisik di telinga Nathan.

"Aku sholat dulu ya"

Rayna meraih punggung tangan Nathan dan menciumnya.

"Assalamu'alaikum"

Rayna keluar dari ruangan Nathan dan mendapati Eldrich dan Pak Alex sedang duduk di kursi ruang tunggu.

"Rayna?"

"Pa, Rayna izin keluar mau sholat dulu"

"Yasudah sekalian saya juga mau sholat maghrib dulu"

Pak Alex ikut bangkit lalu menoleh ke arah Eldrich

"El, Papa sholat dulu. Kalo ada apa-apa sama Nathan langsung hubungi Papa atau Rayna"

Eldrich mengangguk lalu melangkah masuk ke kamar Nathan.

🥀

Ya Rabb aku tau, aku bukanlah istri yang baik untuk suamiku.
Aku berusaha menutup hatiku untuknya.
Aku tak pernah menunaikan hak nya.
Aku tak pernah berusaha untuk mengerti dirinya.

Ya Rabb, Apakah ini hukuman untukku dari-Mu?
Apakah engkau ingin mengujiku dengan cara seperti ini?

Ya Rabb, aku sadar jika dia suamiku.
Maafkan aku, jika alasan ku menerimanya hanya karena anakku.
Tapi Ya Rabb, izinkan aku untuk berbakti padanya sekali lagi
Berikan aku kesempatan sekali lagi untuk meminta ridho-Mu darinya
Berikan aku kesempatan yang kedua untukku belajar mencintainya.

Ponsel Rayna berdering menandakan ada pesan yang masuk ke ponselnya. Rayna merapikan mukena nya dan menghapus air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

From : Nizar

Ray, Nathan kritis. Kamu dimana sekarang?"

  🥀


Rayna berjalan bolak balik di depan ruangan ICU. Saat Rayna kembali dari masjid dan menerobos masuk ke ruangan Nathan, layar monitor yang tersambung dengan tubuh Nathan  menunjukan garis lurus.

Ummi nya berusaha menenangkan Rayna bahwa semua akan baik-baik saja. Nizar pun orang pertama yang memeluk Rayna saat Rayna histeris dengan keadaan Nathan. Nizar berusaha menenangkan Rayna yang hampir pingsan mendengar kabar Nathan yang kritis.

Saat ini dokter sedang mencoba memeriksa keadaan Nathan. Sejak tadi Dokter yang memeriksa keadaan Nathan belum juga keluar. Hati Rayna semakin tak karuan.

Ya Allah, kali ini ku pasrah kan semuanya padaMu.
DiriMu yang menciptakan raga suamiku.
DiriMu yang tiupkan ruh kedalam jasad nya.
Dan diriMu yang berhak mengambil kembali semua bagian dari diri nya.

Tak lama Dokter keluar dari ruangan ICU. Rayna sedikit berlari mengampiri Dokter itu.

"Suami saya, bagaimana dia Dok?"

"Jangan khawatir Bu, suami ibu sudah kami tangani. Tadi ada penurunan denyut nadi. Tapi Alhamdulillah semuanya bisa ditangani dengan baik. Maaf jika membuat Ibu dan keluarga khawatir karena tiba-tiba membawa Pak Nathan ke ruang ICU"

Rayna mengucapkan alhamdulillah di dalam hatinya. Perasaan nya lebih tenang sekarang. Allah masih memberinya kesempatan untuk belajar mencintai Nathan sekali lagi.

"Boleh saya masuk Dok?"

"Boleh, silahkan Bu"

  🥀

 

Rembulan MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang