"Teh Rayna? Teteh? Teh bangun, Abi Zul udah nunggu di masjid buat tahajud" Nazwa menepuk pelan pundak Rayna yang masih terlelap dalam tidurnya.
Wajah Rayna pucat "Salwa! Salwa!"
"Kenapa sih kamu subuh begini teriak teriak?"
"Ini teh Rayna badannya panas pisan. Demam meureun nya?"
Salwa meraba kening Rayna. Suhu tubuhnya panas, ia ingat pun sejak siang tadi Rayna tidak berhenti ke toilet. Bolak balik ke kamar mandi karena mual.
"Enghhhh"
"Ehh teteh, jangan banyak gerak dulu. Teteh demam, biar Salwa panggilin Ummi Asma nya?"
"Ehh Salwa gak usah, aku gapapa kok. Cuma pusing dikit nanti juga sembuh"
"Badan teteh panas pisan. Jangan ikut tahajud dulu ya"
"Gak, aku gapapa kok. Tunggu bentar aku mau ambil wudhu dulu"
Rayna menatap sekeliling nya, semuanya seakan berputar. Entah apa sebabnya akhir akhir ini tubuh nya lemas, mual, dan mudah lelah. Rayna hanya berfikir bahwa ia kelelahan karena jadwal pondok yang padat.
Rayna mengambil air wudhu, ia tak ingin melalaikan kewajiban nya di pondok ini. Setelah selesai, Rayna memakai mukena nya dan mengambil mushaf di dalam lemari.
"Teh Rayna bener gapapa?"
"Iya aku gapapa kok"
Berat
Rasanya tubuhnya berat saat ini. Rayna tak kuat untuk melangkah, kepalanya pusing lalu pandangan nya memburam dan
Brukkk
"Teh Rayna!!"
°°°
"Assalamu'alaikum Syam?"
"Wa'alaikumussalam Mbak, kenapa?"
"Kamu sibuk hari ini?"
"Nggak Mbak, ada apa memang?"
"Ke pondok sekarang, ada yang ingin Mbak bicarakan sama kamu. Bawa istrimu juga"
°°°
Rayna mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya mentari yang masuk dari celah jendela. Ini bukan kamar pondok nya, ini ruangan lain. Kepalanya masih berdenyut nyeri. Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Diruangan itu ada Ummi, Abi, Umma Asma, serta suami nya Om Zulfikar.
"Ummi, Abi?"
"Masih pusing Ray?"
"Dikit Ummi"
Rasa mual kembali menyerang. Dengan susah payah, Rayna mencoba bangkit untuk pergi ke toilet. Ia berharap bisa memuntahkan seluruh isi perutnya dan keadaan nya seperti semula. Tapi nihil, tidak ada yang keluar dari perut nya. Hanya cairan bening, dari kemarin hanya itu yang Rayna keluarkan.
"Ya Allah, Rayna"
"Umma"
"Duduk, minum dulu air hangat nya"
Rayna menegak habis teh tawar hangat yang diberikan Umma Asma "Ray kenapa Umma? Kepala Ray sakit, Ray mual terus, Ray pernah demam tapi gak pernah separah ini"
![](https://img.wattpad.com/cover/198150469-288-k259308.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan Malam
Teen FictionDon't copy my story!! Story by : Erni Shalwa Gadis cantik dengan kepandaian nya menutup aurat dan dikenal sopan oleh masyarakat. Kini harus menjalani kenyataan pahit. Dia dinyatakan hamil dan sukses menjadi buah bibir orang-orang karena tak tahu dim...