Part 11

12.2K 588 6
                                    

"Hatimu kelas sesungguhnya.
Di dalamnya kamu bisa belajar mendefinisikan rasa. Mengolah bangga dan kecewa, menata suka dan duka, mengubah benci dan cinta jadi taqwa, menjadikan semua ladang pahala, bekal menuju surga."

🌻 Ustadzah Halimah Alaydrus 🌻

°°°

"Ray yakin?"

Rayna mengangguk yakin "Yakin Ummi"

Sarah memeluk putri bungsu nya. Ini pertama kalinya ia melepas putri nya. Biasanya Rayna tak pernah mau ditinggalkan oleh Abi dan Ummi nya. Jika kebetulan Sarah dan Hisyam sedang keluar, Rayna selalu sulit untuk ditinggalkan. Rayna akan merengek lalu menangis agar dirinya bisa ikut. Sarah selalu rindu masa itu.

Tapi sekarang ia sadar, gadisnya ini sudah besar sudah sepantasnya Rayna memutuskan keinginan nya sendiri.

"Ummi sayang Ray"

Rayna menatap Sarah yang sesekali menyeka air matanya "Ummi kok nangis? Ray gak suka liat Ummi nangis"

"Ummi gak nangis kok. Ummi senang sekarang anak Ummi sudah besar, sudah bisa mengambil keputusan sendiri"

Rayna tersenyum lalu memasang niqab bandana nya. Rayna memilih untuk menutup dirinya serapat mungkin. Ia takut kejadian malam itu terulang kembali, jadi ia memilih untuk menutup seluruh tubuhnya yang dapat menimbulkan nafsu para lelaki.

Karena serapat apapun seorang wanita menutup tubuhnya, se-syar'i apapun pakaian yang seorang wanita pakai, ia akan tetap bisa menimbulkan syahwat bagi lelaki.

Rayna menyeret koper nya keluar rumah. Abi nya sudah menunggu dimobil bersama ummi nya.

"Abang mu mana Ray?"

"Tadi katanya ada meeting mendadak bi"

"Ohh, yasudah nanti keburu siang"

"Iya bi"

Rayna membuka pintu belakang mobil. Ia menatap sejenak rumah yang ditinggali nya hampir 17 tahun ini. Rayna menghela nafasnya, ini adalah keputusan nya.

"RAYNA!!!"

Merasa namanya dipanggil oleh seseorang, Rayna membalikan tubuhnya. Terlihat Syifa yang berlari dengan nafas tersenggal-senggal.

"Syifa??"

"Kamu jahat tau. Kamu ninggalin aku sendiri, nanti siapa yang ngingetin aku kalau aku khilaf teriak-teriak kaya tadi?"

"Kamu ada-ada aja, kamu nggak sendiri kok. Masih ada anak anak yang lain. Aku juga bakal pulang, nggak selamanya disana"

Syifa menyeka air matanya lalu memeluk erat Rayna "hati-hati ya. Jangan lupain aku kalau kamu punya temen baru disana"

"Iya iya aku janji"

Syifa mengacungkan jari kelingking nya "sahabat?"

"Sahabat"

Rayna berjalan perlahan sambil melambaikan tangan nya kearah Syifa yang masih sesenggukan ditempatnya

Rembulan MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang