Part 17

11.5K 731 10
                                    

Apabila sudah terlanjur suka terhadap seseorang, maka mata tidaklah akan pernah menemukan bentuk kesalahan ..
Namun apabila sudah benci terhadap seseorang, maka mata akan melihatnya dengan berbagai macam kesalahan.

°°°

"Umma!!"

Suara teriakan Umar sudah menggelegar dipagi hari. Rayna yang sedang menyiapkan roti isi, terlonjak kaget. Rayna menyimpan semua peralatan dapurnya lalu bergegas ke kamar Umar.

"Ada apa Umar?"

Rayna menggeleng perlahan. Pemandangan di depannya membuat Rayna terkekeh pelan. Umar dengan bajunya yang belum dikancing dengan sempurna, lalu rambut yang acak-acakkan belum dirapikan sama sekali, belum lagi kaos kaki dan sepatu yang belum dipasang talinya.

Rayna beralih menatap ke arah Yoora. Gadis kecil itu masih dengan muka bantalnya dan baju tidur kelinci. Kentara sekali jika Yoora baru saja bangun tidur. Dengan cepat, Rayna membantu merapikan penampilan Umar. Lalu memandikan Yoora. Umar dan Yoora bersekolah di sekolah yang sama, mungkin hanya berbeda kelas.

Rayna menatap Yoora dari atas sampai bawah. Cantik. Rambut yang diikat dua. Wajahnya yang sedikit dibubuhi bedak bayi. Dan cardigan kelinci berwarna pink kesukaan Yoora.

"Dah siap, Yoora langsung ke meja makan ya"

"Siap tante Umma"

Yoora berlari keluar kamar sambil membawa tas berwarna pink miliknya. Namun sebelum sampai di pintu kamar, Yoora berbalik

"Tante"

"Ya sayang"

"Boleh nggak Yoora panggil tante, pakai sebutan Umma kayak Umar"

Rayna tersenyum, mungkin sudah lama Yoora tidak merasakan kasih sayang seorang ibu. Rayna berjongkok dihadapan Yoora, ia menangkup kedua pipi gembul Yoora

"Yoora boleh manggil apa aja ke Tante. Mau Umma, Mama, Bunda atau apapun itu. Yang penting Yoora nyaman"

Yoora mengangguk senang "Makasih Umma"

Rayna tersenyum manis dibalik niqab nya "Yaudah, sarapan dulu ya. Nanti Umma anterin kalian ke sekolah"

"Oke Umma"

°°°

"Umma mau pergi ke masjid di taman dulu ya, nanti kalo udah pulang, Umma jemput"

Umar dan Yoora menganggukan kepalanya bersamaan, lalu mencium punggung tangan Rayna. Acara kajiannya masih ada waktu dua jam lagi. Rayna membuka aplikasi taksi online nya lalu memesan salah satu taksi.

Sebenarnya Rayna rutin mengikuti kajian setiap hari senin. Dan karena kajian itu, lalu orang-orang yang mendukungnya, Rayna bisa kuat sampai sekarang. Rayna bisa kuat demi Umar.

Tak lama Rayna sampai ditaman pusat kota yang didalamnya terdapat sebuah bangunan megah tempatnya mengikuti kajian.

Disisi lain, sorak gembira terdengar di seluruh sudut ruang kelas. Guru mereka tidak bisa masuk kelas dan sekolah diliburkan karena ada rapat mendadak. Umar berjalan santai menuju ruang kelas sebelahnya. Disana seorang gadis kecil menunggunya dengan senyum mengembang.

"Yuk Umar"

"Yuk"

Umar dan Yoora berjalan beriringan menuju gerbang. Umar sudah menduga bahwa Umma nya belum datang. Akhirnya Umar dan Yoora memutuskan untuk duduk di dekat pos satpam tempat para orang tua menunggu anak-anaknya pulang sekolah.

Rembulan MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang