SENIOR 34 WAKTU

13.5K 490 4
                                    


Jadi ceritanya di percepat ya
Selamat membaca

Semakin hari semakin terasa begitu menyedihkan bahkan sisa berapa bulan lagi Faro akan berstatus sebagai siswa , rasanya Dira tak akan sanggup jika harus berjauhan dari faro hari hari nya saja selalu ada Faro bagaimana jika suatu saat nanti Faro akan melupakan dirinya .

Hari ini mereka berdua  jalan bersama setidaknya bisa melepas rindu 4 hari lagi Dira akan ke UVA untuk tes selama 3 hari dan itu membuat keduanya merasakan kesedihan yang mendalam

" nanti kalo sampai langsung telfon gue "

" Iyah kak "

" Jangan sedih Kan cuman 3 hari "

" Tapi kangen sama kak Faro Sekarang aja udah kangen "

" Kan sekarang kita sama "

" Gak pokoknya kangen " Rengek Dira

Faro mengangkat tangannya lalu menghapus air mata Dira " jangan nangis loh jelek "

" Biarin "

" Makanya jangan ngambek mulu "

" Abisnya kak Faro tuh ngeselin sumpah " Ucap Dira menaikkan volume suaranya

" Dir , Dinda itu sahabat gue "Lirih Faro

" Iya aku tau itu sahabat kak Faro tapi seenggaknya kak Faro tau batasan "

" Iyah sory deh Maafin kan ?"

" Gak punya hak gue marah "

" Kenapa ?"

" Kan gue cuman adek kelas yang digantung sama Kaka kelasnya "

" Hahahaah " Tawa Faro meledak

Dira menatap tajam ke arah faro bisa bisa nya dia tertawa disaat Dira sedang serius .

" Emang lo mau apa ? Pacaran ? Nikah? Atau tunangan ? "

" Ah kak Faro ngesilin bangat "

" Jangan cemberut lo makin cantik " Goda Faro sambil mencolek hidung mancung Dira

" Jangan pegang- pegang bukan muhrim "

" Baru nyadar sekarang  Gue cium nih " Ancam nya

Mata Dira membulat ia bergeser menjauhi Faro .

" Ya udah kalo gak mau  Nyesel lo "

" Kak Faro diam deh  Aku ngambek " Ketus nya

" I love you Dira " Ucapan Faro spontan membuat jantung Dira kembali berdetak hebat , mengapa gampang sekali dia luluh dengan kata kata Seperti itu .

" Basi "

" Tapi bisakah bikin jantung lo deg deg kan "

" Sok tau "

" Gue denger "

" Dari mana ?"

" Kan hati kita bisa saling mendengar "

Dira berusaha menahan senyumannya dan pada akhirnya ia melepaskan senyuman nya itu  Faro memang pandai mengembalikkan moodnya .

" Kan cantik kalo gitu "

" Kak Faro mending belajar baik ! Kan bentar lagi UAS"

" Siap bosnya Faro "

Perlahan Dira menempel kan kepalanya di bahu faro dengan sigap Faro menarik kepala Dira dan mengusapnya dengan lembut

" Tetap seperti ini kak I love you "
Batin - Dira

" Kita gak akan tau kapan kebahagiaan ini akan di renggut "
Batin - Faro

....

Di bandara internasional Schiph amestardam Alfian sudah menunggu putri nya disana dirapun juga di antar oleh bundanya , hari ini ia akan mengikuti tes untuk masuk ke universitas UVA memang seperti ini syaratnya pendaftaran harus tepat kelas 11 .

Sesampainya di apartemen ia hanya duduk di sofa sambil menikmati musim dingin . Ia rindu dengan lelaki itu .

Gue benci dengan jarak

Gue benci dengan waktu

Gue benci dengan perpisahan

Gue benci dengan rindu

Air matanya terjatuh baginya 4 hari itu adalah waktu yang lama untuk mereka bayang kan saja bagaimana jika mereka akan berpisah selama bertahun-tahun tanpa ada status yang pasti .

" Dira " Panggil Alfian lembut

Dengan cepat gadis itu mengusap air matanya " iya yah? "

" Kamu istirahat , Besok kan langsung ujian "

" Iya yah Dira kekamar "

*

Kamar Faro sudah seperti kapal pecah ini semua karena ulah kedua temannya yang hampir mirip dengan binatang Kedatangan mereka hanya untuk menghibur Faro yang ditinggal oleh Dira  Tetapi bukannya menghibur malah membuat ricuh. Faro menghela nafas nya kasar ia menatap langit dari luar jendela tiba tiba rindu itu datang menghampiri dirinya .

" Sabar far  Baru empat hari doang lo Udah gelisa "

Riyan melempar kacang pada sakti dengan kesal " Woi! coba aja lo bayangin kalo di tinggal Ama meirah "

" Alhamdulillah si meirah kuliah nya di Bandung doang "

" Bandung ? Gue berdoa biar meirah kuliah nya di Belanda " Ucapnya Riyan  seraya mengangkat kedua tangannya

" Woi dodol sama aja tuh sama tempat si Dira "

" Emang amestardam Belanda?" Tanya Riyan memolos

" Mending lo pulang cuci kaki terus tidur kalo perlu gak usah bangun "

" Buset lo gue cuman nanya bangsat "

" Amestardam itu ibu Kota Belanda "

" Ouh baru tau gue "

" Gue kan udah bilang mending lo tidur aja gak usah bangun lagi " Dengan cepat Riyan menoyor kepala sakti kesal enak saja sakti mengatakan itu pada dirinya .

" Far diam Mulu lo ?" Ucap riyan menatap faro

" Gak mood gue " Jawab faro hanya bergumam

" Ya elah dulu dulu aja lu gak kayak gini "

" Masa?"

" Telfon aja gi "

" Males " jawab faro dingin

" Katanya rindu Sok gengsi lo "

" Bacot bener loh  "

" Ah malas gue ngomong sama lo" Kesal Riyan .

Sebenarnya Faro ingin menelfon Dira namun ia takut mengganggu Dira besokkan dia harus tes untuk masuk ke universitas of amestardam apa lagi dengan jurusan nya yang terbilang sulit

" Gue harap bintang bisa nyampain rindu gue dir , gue kangen bangat "

" Bucih si loh , kaya baru pacaran aja " kata sakti yang langsung mendapat tatapan tajam dari Faro

" Ngeri amat tuh tatapan "


Next part√
Selesai revisi









SENIOR ( S E L E S A I )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang