Part 1

8.1K 345 38
                                    

Disaat hujan deras, Tzuyu berlari dengan tasnya yang ia angkat untuk melindungi rambutnya agar tidak basah. Ketika sampai di sekolah, tepatnya di koridor, Ia membuang napas kasar, sorotnya lalu menatap seragamnya yang basah.

"Dingin banget." Ia menggosokkan sepasang tangannya. Kemudian sorot matanya menangkap sosok cowok yang berjalan melewatinya.

"Eh, Cowok!" sapanya berteriak.

Cowok itu menoleh, memasang wajah dinginnya pada Tzuyu. "Hm?" tanya cowok itu.

"Sini bentar!" pinta Tzuyu, melambaikan tangannya pada cowok itu.

Cowok itu hanya mengerutkan keningnya, menatap Tzuyu dengan jutek.

"Kenapa masih diem aja? Sini cepet!" Tzuyu menatap cowok itu tidak sabaran.

Cowok itu mendengus, kemudian melangkah mendekat. "Kenapa?"

Tzuyu tersenyum puas, kemudian menyodorkan tas pink miliknya pada Cowok itu.

"Apa?" tanya Cowok itu, jutek. Sembari menatap tas Tzuyu.

"Bawain! Aku nggak mau bawa tas basah."

Kim Taehyung, cowok itu lalu menatap Tzuyu dengan datar. "Siapa Lo nyuruh-nyuruh gue? Kenal aja nggak!"

Tzuyu semakin menyodorkan tasnya itu pada Taehyung. "Bawain dulu! Entar kita baru kenalan."

"Ogah." Setelah itu Taehyung berbalik dan meninggalkan Tzuyu yang merasa kesal.

"Aah, papa tolong Tzuyu!" rengeknya sendiri. Padahal sudah jelas jika sekarang ini tidak ada papanya.

Chou Tzuyu. Cewek yang manjanya tidak tertolong itu hampir saja menangis melihat tas barunya, bajunya, dan sepatunya, yang basah semua.

Bukannya lebay, tetapi sikap Tzuyu memang seperti itu. Manja, nangisan, seenaknya diri. Dan apa pun yang ia inginkan harus cepat tersampaikan. Padahal ia sekarang sudah menginjak kelas 11, namun sikap seperti itu seolah enggan untuk berpisah dari dirinya.

"Cowok tadi jahat banget, awas aja kalau ketemu." Ia menggerutu sendiri, lalu berjalan menuju kelasnya.

******

"Dahyun!" panggil Tzuyu berada diambang pintu kelas. Dahyun, satu-satunya sahabat yang ia percayai itu menoleh ke arah Tzuyu.

"Kenapa Lo? Pagi-pagi udah teriak-teriak aja," balasnya, menatap Tzuyu dengan alis mengernyit.

Tzuyu mendengus, kemudian berjalan lesu menuju tempat duduknya.

Dahyun yang menyadari raut wajah Tzuyu yang tampak tidak senang memutar tubuhnya menghadap Tzuyu.

"Lo kenapa, sih? Pagi-pagi udah murung aja!" tanyanya.

"Kamu punya tisu nggak?" Dahyun mengangguk, dan kemudian mengambil tisu dari dalam tasnya.

Tzuyu meraihnya. "Cowok itu emang nggak pengertian, ya! Masa aku mintain tolong aja nggak mau." Tzuyu berkata dengan kesal. Ia kemudian mengelap tasnya yang basah dengan tisu yang diberikan Dahyun.

"What? Cowok?" Dahyun mengernyit.

"Iya! Tadi tuh aku ketemu sama cowok ngeselin! Nggak punya jiwa kemanusiaan lagi!" ucap Tzuyu.

"Emang siapa, sih, cowok itu? Lo kenal?" Pertanyaan Dahyun membuat kepala Tzuyu menggeleng.

Dahyun mengatupkan bibirnya. "Emang Lo minta tolong apa?" tanyanya lagi.

"Tadi kan hujan, tas aku basah. Aku nggak mau lah bawa tas basah. Jadi, aku minta tolong sama cowok itu buat bawain tas aku, eh dianya malah nggak mau. Huh!"

Please Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang