Part 23

1.9K 210 72
                                    

"Maaf."

Tzuyu tercenung mendengarnya. Ia kemudian menoleh, menatap Taehyung.

"Maaf karena gue nggak peduli sama Lo. Maaf karena gue nggak bisa jadi pacar yang baik buat Lo. Gue cemburu setiap liat Lo deket sama cowok lain, apa lagi sama Hanbin. Gue pengecut, gue nggak bisa jelasin itu semua sama Lo, gue terlalu mentingin ego gue sendiri. Gue bener-bener minta maaf." Taehyung menatap Tzuyu dalam. "Gue ... gue nggak mau putus, gu-gue sayang sama Lo."

"Jadi, bisa kita balikan? Gue janji, bakal jadi pacar yang Lo mau," lanjut Taehyung memohon.

Tzuyu membulatkan matanya. Ia tak salah dengar, kan? Taehyung meminta maaf dan mengajaknya balikan? Uwah! Tzuyu tidak tahu harus senang atau malah sedih? Tetapi yang jelas hatinya merasa puas karena Taehyung menyesali perbuatan yang pernah dia lakukan pada Tzuyu.

Tzuyu menggigit bibir bawahnya. Menatap Taehyung dengan tampang resah. "Aku masih sayang sama Cowok, tapi aku nggak mau balikan sama Cowok,"  ucap Tzuyu. Ia masih tidak bisa mempercayai perkataan Taehyung, ia takut jika pada akhirnya ia yang akan tersakiti lagi.

Taehyung menunduk sedih. Ia sudah menduga itu, Tzuyu akan menolak ajakannya. Kemudian Taehyung mendongak, menatap Tzuyu dengan sorot miris. "Ya." Taehyung mengangguk satu kali. "Gue ngerti."

"Kalau gitu aku pulang dulu ya, Cowok. Oh iya, makasih juga, karena Cowok tadi udah nolongin aku. Nanti aku jenguk lagi, kok. Bye!" Tzuyu tersenyum, dan setelahnya melangkah keluar, meninggalkan Taehyung sendirian di ruangan itu.

AKH! Rasanya, Taehyung ingin lenyap saja dari muka bumi ini. Tzuyu sekarang sudah tidak menjadi miliknya, bagaimana jika nanti Tzuyu dekat dengan cowok lain? Ia tidak mungkin menegur Tzuyu, karena sekarang ia sudah tidak ada hak untuk melarang-melarang cewek itu lagi. Namun ia juga tidak tahan melihat Tzuyu dekat dengan cowok lain. Taehyung cemburu, benar-benar sangat cemburu.

"Gue harus balikan sama dia," gumam Taehyung, lalu mengangguk dengan wajah serius. Ya, yang harus Taehyung lakukan saat ini, membuat Tzuyu luluh lagi padanya.

*****

"Ibu, aku nggak mau." Sana menggeleng saat Mi Kyung-ibunya, menyuruhnya cepat bersiap-siap untuk makan malam bersama papanya di Restoran ternama di Korea.

Mi Kyung menoleh, mengangkat satu alisnya tidak mengerti. "Kenapa? Nggak biasanya Kamu nolak diajak makan sama papa tiri Kamu. Biasanya aja semangat banget," tanyanya.

Sana menunduk. Ia jelas senang, karena sekarang ia mempunyai seorang papa. Namun, jika mengingat Tzuyu waktu itu, rasanya Sana merasa bersalah saja.

"Aku nggak mau. Seharusnya Papa temenin Tzuyu aja. Dia pasti masih sedih, Bu." Sana nenjawab sendu. Membuat Mi Kyung menghela napas dan mengusap puncuk kepalanya.

"Ibu tahu. Tapi emang Kamu nggak kasian papa? Dia udah ngajak kita. Seharusnya kita hargai ajakannya, Sana."

"Tapi--"

"Ibu tahu, Kamu merasa bersalah sama Tzuyu. Tapi seharusnya Kamu nggak perlu merasa bersalah, Sayang. Ini bukan salah Kamu. Ini juga bukan salah papa, bukan salah Ibu. Dan bukan salah Tzuyu juga. Nggak ada yang salah. Yang menjadi sulit, itu karena Tzuyu belum bisa menerima kepergian mamanya. Sehingga pas papanya menikah sama Ibu, Tzuyu nggak bisa menerimanya."

Please Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang