Taehyung melangkah cepat menuju ruang guru sembari membawa tumpukan kertas yang akan ia berikan pada Bu Yoona, selaku wali kelas di kelasnya. Sebelum benar-benar sampai, suara seseorang melengking memanggil namanya, namun Taehyung tak menoleh ataupun menjawab. Ia terus melanjutkan langkahnya, semakin cepat.
"Taehyung! Cowok! Patung berjalan!"
Chou Tzuyu, perempuan itu terus mengejar Taehyung tanpa mempedulikan tatapan heran dari siswa lain. Ia tampak cemberut ketika tak mendapat respon sama sekali.
Langkahnya terhenti ketika melihat Taehyung masuk ke dalam ruang guru. Ia mengerutkan keningnya lalu berjalan mendekat dan menempelkan daun telinganya pada pintu ruang guru.
"Aish! Nggak denger apa-apa." Tzuyu mendengus karena ia tidak mendengar apa pun pembicaraan Taehyung dengan guru-guru di dalam sana.
Tiba-tiba pintu terbuka, membuat Tzuyu langsung memundurkan langkahnya. Ia mengukir senyumannya ketika tahu yang membukanya adalah Taehyung.
Taehyung hanya menatap Tzuyu dengan datar.
"Kamu ngapain ke ruang guru?" tanya Tzuyu.
"Emang urusan Lo?" ujar Taehyung, datar. Tiga kata namun bisa membuat Tzuyu merengut sedih. Bisakah laki-laki ini bersikap ramah pada dirinya?
"Bukan, sih. Tapi aku mau tahu urusan Kamu," ucap Tzuyu namun tak mendapat balasan dari Taehyung. Lelaki itu malah melangkahkan kakinya menjauh dari Tzuyu.
Tzuyu mendengus, lalu melangkahkan kakinya mengikuti langkah Taehyung. "Jangan jutek gitu bisa? Kali-kali senyum kek," ujar Tzuyu. "Oh ya, soal kemarin makasih ya, kalau Kamu nggak ngelindungi aku, pasti cewek itu udah Jambak rambut aku," lanjutnya.
Taehyung hanya diam, enggan membalas perkataan Tzuyu.
Tzuyu tersenyum. "Meski Kamu itu jutek, cuek. Tapi untunglah Kamu masih mau peduli sama aku."
"Gue nggak pernah peduli sama Lo," ujar Taehyung tiba-tiba. Menatap Tzuyu dengan datar.
Tzuyu mengerutkan keningnya menatap Taehyung. "Ah masa? Nggak usah gengsi gitu ya Cowok. Kalau emang peduli, peduli aja! Nggak usah ngelak," ucap Tzuyu.
Taehyung berdecak. "Buat apa gue peduli sama Lo? Cewek kaya Lo emang layak dipeduliin?" balasnya. Taehyung sudah lelah menghadapi Tzuyu, satu-satunya cewek yang membuat ketenangannya terusik, karena cewek itu selalu seenaknya diri.
Perkataan Taehyung sungguh menusuk, mencelos ke dalam hati kecilnya. Rasanya sakit. Namun, Tzuyu tidak memperlihatkannya. Ia malah tersenyum ceria. "Ya layak dong, cewek ini kan juga manusia." Tzuyu berkata sembari menunjuk dirinya sendiri.
"Manusia pengganggu," cetus Taehyung.
Tzuyu menghentikan langkahnya, dan itu tidak membuat Taehyung juga ikut menghentikan langkahnya. Lelaki itu terus melanjutkan langkahnya hingga punggungnya sudah tak terlihat lagi karena berbelok memasuki kelas.
Baru lah Tzuyu memasang wajah sedihnya. Ia menghela napas panjang, menahan air matanya yang akan segera jatuh.
"Tzuyu?" Tzuyu langsung menoleh, mendapati Dahyun yang menatapnya heran. Ia langsung merubah mimiknya menjadi ceria kembali.
"Eh Dahyun? Kamu udah pulang dari Paris?" tanya Tzuyu dengan wajah polos.
Dahyun memukul lengan Tzuyu pelan. "Ya udah lah, kalau belum nggak mungkin hari ini gue masuk ke sekolah," katanya, gemas.
"Terus... Mana oleh-olehnya?" Tzuyu menyodorkan tangannya ke arah Dahyun.
Dahyun memutar bola matanya, lalu menepis tangan Tzuyu pelan. "Ada, tapi gue kasih pas ulang tahun Lo nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Love Me
Teen Fiction(FOLLOW TERLEBIH DAHULU) Tzuyu sangat mencintai Taehyung, tetapi Taehyung tidak mencintai Tzuyu. Tzuyu ingin menjadi pacar Taehyung, tetapi Taehyung selalu menolaknya. Tzuyu dekat dengan cowok lain, entah mengapa Taehyung tidak menyukainya. Tzuyu in...