Part 2

2.4K 247 20
                                    

"Aku pulang." Tzuyu masuk ke dalam rumah besarnya. Ia mengerutkan keningnya ketika tidak ada tanda-tanda orang yang menjawabnya.

"Kak?" Ia mulai menaiki tangga, melangkah menuju kamar kakaknya. Namun hasilnya nihil, yang ada ia malah menemukan selembar surat di atas meja belajar kakaknya.

Setelah membaca isi surat tersebut. Bibirnya mengatup, kemudian berkata, "Ohh... kakak menginap di rumah temennya, toh." Setelah itu ia turun menuju dapur, bermaksud mencari makanan. Iya, karena perut Tzuyu meminta diisi.

"Yahh, aku lapar. Masa nggak ada makanan, sih? Bibi kemana coba?" gerutunya, cemberut.

"Nona?"

Seketika Tzuyu tersentak. Ia lalu menoleh ke belakang, tepat dimana ada wanita paruh baya tengah menatapnya.

"Ih, Bibi! Tzuyu kaget." Tzuyu menatap Bi Jiyeon yang notabene-nya menjadi pembantu di rumahnya ini dengan tatapan yang masih kaget.

Bi Jiyeon menyengir. "Maap, Non. Bibi Nggak bermaksud bikin Nona Tzuyu kaget," ucap Bi Jiyeon.

"Bibi habis darimana?" tanya Tzuyu.

"Dari kebun, ngambil sayur, Non."

Tzuyu mengangguk saja. "Bibi, tolong cuciin sepatu Tzuyu, ya? Kena lumpur soalnya." Bi Jiyeon mengangguk mengerti. Sedangkan Tzuyu hendak pergi menuju kamarnya.

"Dan satu lagi, buatin nasi goreng telur. Inget, Bi, kuning telurnya dipisahin," ucap Tzuyu lagi.

"Iya Non," balas Bi Jiyeon, mengerti.

"Sama enggak pake lama, ya Bi! Udah laper banget soalnya," peringat Tzuyu, menyengir ke arah Bi Jiyeon.

"Siap, Nona, siap."

*******

"Non, ini minum susunya." Bi Jiyeon memasuki kamar Tzuyu. Tzuyu mengangguk, tanpa menoleh ke arah Bi Jiyeon. Gadis itu masih fokus dengan buku belajarnya.

"Bi, kenapa papa belum pulang, ya?" ucap Tzuyu. Ia menutup bukunya dan menatap Bi Jiyeon dengan alis mengernyit.

Bi Jiyeon berpikir sejenak. "Lembur mungkin, Non?"

Tzuyu mengidikkan bahunya. Sejujurnya ia merasa kesepian, di rumah hanya ada dirinya dan Bi Jiyeon. Kakaknya sedang menginap dirumah teman, sedangkan papanya belum pulang kerja.

Andai mama masih ada, pasti aku nggak ngerasa kesepian. Batinnya, sendu.

"Bi, aku mau ke restoran, deh," ucap Tzuyu tiba-tiba. Ia berdiri dan mengambil dompetnya.

"Loh Non? Jangan, Non. Ini udah malem. Nanti kalau tuan pulang Non bisa dimarahin," cegah Bi Jiyeon. Tetapi tak membuat Tzuyu berubah pikiran.

"Hilih, restoran Deket sini aja, Bi. Masa sampai dimarahin, sih? Udah, lah. Dadah!" Tzuyu langsung berlari sebelum Bi Jiyeon semakin mencegahnya. Ia tertawa kecil, Tzuyu sangat bosan di rumah sebesar itu dengan kesepian.
_________

"Eh, Tzuyu? Mau makan apa?" Tzuyu menoleh, tersenyum pada pelayan di restoran yang sering ia kunjungi ini.

"Biasa Kak Rose," ucap Tzuyu.

Rose tersenyum. "Nasi goreng telur, tapi kuning telurnya dipisah?" tebaknya, membuat Tzuyu mengangguk.

"Iya Kak Rose."

"Ya udah, bentar ya!" Tzuyu mengangguk lagi. Dan Rose pergi menyiapkan pesanan Tzuyu.

"Hei, pesanan ini tolong kasih ke cewek itu, ya!" Rose memberikan makanan pada cowok yang ada di depannya, sembari menunjuk meja Tzuyu.

Please Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang