Part 22

1.9K 230 94
                                    

Tzuyu berhenti terisak. Kedua Tangannya menggepal kuat. Dia kemudian berkata. "Kalau Cowok nggak bisa suka sama aku," Dia mendongak. Menyorot Taehyung nanar. "Kita putus aja."

Deg!

Taehyung langsung memucat. Ia terpaku mendengar kata 'putus' dari mulut Tzuyu.

Tzuyu ... mengakhiri hubungannya?

Taehyung menggepalkan tangannya. Ia menoleh, menatap Tzuyu dengan tajam. "Lo mutusin gue?" tanyanya.

Tzuyu mengangguk. Sejujurnya, ia sangat berat dengan keputusannya sendiri. Tetapi mau bagaimana lagi? Jika hubungan ini dilanjutkan, ia akan semakin terus tersakiti. Dan Tzuyu tidak mau terus menyakiti perasaannya sendiri.

Tzuyu berdiri dari jongkoknya. "Iya, Kenapa? Cowok nggak mau?" Tzuyu menatap Taehyung dengan sorot datar. "Cowok emang jadiin aku pacar. Tapi sikap cowok ke aku itu bukan kayak ke pacar, tapi lebih tepatnya ke musuh. Cowok jutek, cuek, dingin! Selalu bentak aku! Dan sama sekali nggak ada manis-manisnya. Aku beneran udah capek diperlakuin kayak gini. Bener-bener udah capek, Cowok!"

Setelah mengeluarkan semua unek-uneknya, Tzuyu berlari cepat dari sana, meninggalkan Taehyung yang terpaku di tempat. Taehyung terdiam, menatap punggung Tzuyu yang sudah menjauh dari pandangannya. Hatinya perih mendengar semua perkataan Tzuyu barusan.

"Gue bener-bener pacar yang buruk," gumam Taehyung mengutuk dirinya sendiri. "Cowok kayak gue emang nggak pantes bersanding sama Lo yang sempurna. Gue buruk, Yu. Gue Cowok buruk. Gue egois, seenaknya sendiri, dan pengecut."

*****

Hujannya semakin lebat. Seluruh tubuh Tzuyu basah kuyup. Ia berjalan di atas trotoar--hendak pulang dengan tasnya yang ia peluk erat-erat. Rasanya, Tzuyu ingin berteriak sekeras-kerasnya. Hatinya hancur berkeping-keping. Sekarang ia sendirian. Sunyi rasanya, semua orang-orang yang disayanginya malah menyakitinya.

Tzuyu rasanya tidak ingin pulang ke rumah. Ia muak melihat sang Papa. Ia muak melihat kakaknya. Ia kecewa dengan Jennie, karena kakaknya itu sudah tahu lama tentang pernikahan papanya tetapi malah menutup rapat mulutnya. Jennie tidak memberi tahu Tzuyu tentang kabar itu. Tzuyu benar-benar kecewa, kesal, benci. Semuanya bercampur aduk menjadi satu.

Tzuyu benar-benar muak dengan keluarganya.

Dan Taehyung. Saat itu Tzuyu sangat membutuhkannya, tetapi Taehyung malah bersikap acuh tak acuh padanya. Ia benar-benar kecewa ketika orang-orang yang dicintainya malah memberikan luka yang amat menyakitkan padanya.

Tzuyu meraup wajahnya yang basah kuyup. Suasananya benar-benar suram seperti hatinya. Ia lalu menggosok lengannya, merasa kedinginan.

Hujan pula belum berhenti, malah semakin deras saja. Ia meletakkan tangannya tepat di atas mata, lalu menyorot sekitar, mencari tempat untuk berteduh.

"Ada halte bus," ucap Tzuyu lalu berjalan menuju halte bus untuk meneduh.

Tzuyu duduk sendiri di sana sembari menunggu hujannya cepat reda. Ia menopang dagunya dengan sorotnya yang menatap jalanan sepi. Di detik berikutnya matanya membelalak kaget saat tiba-tiba ada sebuah motor melaju dengan cepat dan jatuh tepat di hadapannya.

Tzuyu tampak syok, menatap cowok yang jatuh dari motor itu kini tengah memegang lengannya--tampak kesakitan.

Sadar dari syok-nya, Tzuyu berkedip. Kemudian berdiri dan langsung menghampiri cowok tersebut.

"Sakit, ya?" tanya Tzuyu ikut meringis ketika melihat luka dari siku dan wajah cowok itu. luka yang di wajah cowok itu lebih tepatnya seperti luka habis ditinju.

Please Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang