Part 21

1.8K 215 86
                                    

Tzuyu menopang dagunya sembari memandang langit pagi namun dihiasi oleh awan mendung. Setelah kejadian menyakitkan semalam, Tzuyu tidak mau pulang, ia pergi ke rumah Dahyun dan menginap di sana. 

Tzuyu menoleh sesaat ketika Dahyun baru saja keluar dari kamar mandi. Lalu ia kembali menatap langit yang kini mulai menurunkan  hujan. Ia tersenyum miris, menunjuk hujan yang mulai deras. "Mungkin... langit juga tahu apa yang aku rasain, makanya dia ikutan nangis."

Dahyun terdiam. Melangkah mendekat dan memeluk Tzuyu. Sahabatnya itu pasti merasa sangat terpuruk. "Papa ... udah nggak sayang aku lagi kan, Dahyun? Makanya papa menikah lagi." Tzuyu berujar lagi. Membuat Dahyun semakin mempererat pelukannya. Dahyun tidak menyangka jika kejadian semalam mampu membuat Tzuyu menjadi serapuh ini.

"Papa Lo sayang sama Lo, Yu," tutur Dahyun. "Dia tahu kesalahannya, dari sorot matanya semalam papa Lo kayaknya nyesel banget. Dia pengin bikin Lo bahagia, tapi malah jadi sebaliknya.

Tzuyu menggeleng dengan sorot sinis. "Mau dia nyesel atau nggak, aku tetep benci sama papa dan keluarga barunya! Sampai kapan pun aku nggak akan maafin mereka."

Dahyun tahu, Tzuyu sudah terlanjur tersakiti. Tidak ada yang bisa mengobatinya kecuali Tzuyu sendiri. Jika Tzuyu tidak bisa memaafkan dan menerima mereka, sampai bila pun Tzuyu akan terus semakin tersakiti.

Dahyun menghela napasnya. Lalu berdiri dan berjalan menuju meja rias. "Mami sama Papi gue ngizinin Lo tinggal di sini." Dahyun menatapnya. "Lo kalau mau apa tinggal bilang aja, pasti nanti kami turutin kok." Ia tersenyum simpul ke arah Tzuyu. Kemudian mengambil tas sekolahnya.

Tzuyu menggeleng lalu tersenyum getir. "Makasih, tapi aku mau pulang aja," katanya. Ia kemudian berdiri, berjalan menuju meja rias. Sampainya ia tertawa, mengejek dirinya sendiri.

Lihat, bahkan penampilannya sekarang tampak begitu awut-awutan. Seperti orang gila saja.

Kemudian Tzuyu merapikan rambutnya. Dan setelah itu ia menoleh pada Dahyun.

"Aku pulang dulu, ya." Saat Tzuyu akan melangkah, Dahyun langsung menangkup tangannya, menggelengkan kepalanya dengan sorot memohon. Dahyun tidak mau Tzuyu pulang ke rumah dengan keadaan seperti ini. Dahyun khawatir, jika Tzuyu pulang keadaan cewek itu akan semakin memburuk.

Karena Dahyun ... tidak mau Tzuyu kenapa-napa.

"Lo di sini aja dulu, nggak papa, Yu. Gue sama keluarga sama sekali nggak keberatan, kok," ujar Dahyun.

Tzuyu menggeleng. Ia melepas tangan Dahyun dari tangannya. "Aku mau pulang aja, Dahyun."

Keras kepala. Jika Tzuyu terus ngotot seperti ini ia bisa? Pada akhirnya Dahyun yang mengangguk. Ia menatap Tzuyu khawatir. "Biar sopir gue yang nganterin Lo. Lo beneran nggak papa, kan?"

Tzuyu mengangguk. Ia mengernyit lalu tersenyum hampa. "Emangnya aku keliatan kenapa-kenapa?"

Dahyun menggeleng-geleng. Dasar Tzuyu ini!

*****

Tzuyu masuk ke rumah besarnya. Mengabaikan para Maid yang menghampiri. Sorotnya tampak kosong dan hampa. Tzuyu yang biasanya terlihat ceria kini sudah tidak ada lagi.

Jong Soo dan Jennie yang melihat Tzuyu pulang berjalan mendekat. Namun Tzuyu sama sekali tidak melihat ke arahnya. Dan hal itu membuat Jong Soo tambah khawatir. "Tzuyu, Kamu kemana aja, Sayang? Kenapa baru pulang?" Tangannya terulur, hendak memegang bahu Tzuyu. Namun Tzuyu langsung menepisnya kasar.

Jong Soo tertegun, ternyata ... Tzuyu sangat semarah ini padanya. Ia menggeleng, tidak! Jong Soo tidak mau jika Tzuyu membencinya. Ia harus segera mendapat maaf dari putrinya itu. Ia tidak mau dibenci putrinya sendiri.

Please Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang